CHAPTER 06✓

219 17 0
                                    

Halooo sobatttttt gimana hari ini udah siap maraton lagi?? Harus siap dong iyaga hehe,, sekarang Alluna kembali lagi yakin gamau baca Ayo kita maraton sama sama🤭🤍🤍🤍


Halooo sobatttttt gimana hari ini udah siap maraton lagi?? Harus siap dong iyaga hehe,, sekarang Alluna kembali lagi yakin gamau baca Ayo kita maraton sama sama🤭🤍🤍🤍•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok!

Alluna

Suara ketukan pintu membangunkan gadis yang terlarut dalam balutan selimut tebal dan boneka beruangnya.
Alluna mengucek ngucek matanya dan melihat jam di sisi ranjangnya.

"Baru jam delapan malam itu suara bunda ada apa yaa". Luna beranjak membukakan pintu kamarnya.

"Bunda".

"Kamu lagi apa, apa bunda ganggu kamu" tanya Dina melihat Alluna yang bermuka bantal dengan rambut sedikit acak acakan.

"Ah engga bunda ada apa".

"Bunda sekarang mau keluar sebentar sama ayah dan Yuna kamu mau ikut yu siap siap dulu".

Sebelum Alluna berbicara Anton terlebih dahulu memotongnya.

"Tidak usah dia harus belajar sebentar lagi ujian".

"T-tapi kasian mas di tinggal sendiri". Ujar Dina.

"Dia sudah dewasa bukan anak kecil lagi, kita terlambat cepatlah turun yuk sayang kita jalan jalan" Ucap Anton kepada Yuna tanpa melihat Alluna sekalipun.

"Gapapa bunda Alluna dirumah aja kasian Yuna pengen jalan jalan, Luna juga mau belajar besok mau ulangan".

"Maafin bunda Alluna". Jawab Dina lirih ia merasakan apa yang Luna rasakan tidak ada anak yang baik baik saja setelah orang yang harus menjadi pelindungnya kini tidak mengharapkannya.

"Kamu belum makan, makan yah bunda sudah siapain dibawah gaboleh takut dengan ancaman ayah".

"Gaperlu bunda Alluna sudah kenyang ko nanti kalo alluna lapar pasti makan".
Ia tidak akan bodoh untuk diam diam mengambil makanan hanya sekedar karna perutnya lapar.

"Baiklah bunda pergi ya jaga diri baik baik". Alluna hanya menganggukan kepalnya dengan senyuman palsu yang ia berikan untuk bundanya.

Alluna iri ia tidak pernah jalan jalan bareng ayah tidak pernah dibelikan sesuatu oleh ayah tapi Yuna  sangat mudah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Alluna menghela nafas panjang, dia menutup kembali pintunya perlahan berjalan ke arah pintu balkon membuka sedikit gorden nya hanya untuk menyaksikan mereka keluar. Cahaya mobil hitam mulai memantulkan sinarnya di dinding balkon seakan akan menertawakan dirinya, perlahan hilang lalu Alluna menutup kembali gorden itu.

"Saya tak sudi mobil saya kotor karena ulahmu"

"makanan ini terlalu mahal untuk diberikan kepada anak yang murahan layaknya ibunya".

"Anak sial yang bisanya menyusahkan orang tua".

"Jangan harap saya memperlakukanmu layaknya Yuna dan itu tidak akan pernah terjadi".

ALLUNA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang