CHAPTER 09✓

185 12 3
                                    

Haloo kembali lagi Mon maaf ya baru bisa up 🥺 Gimana masiii semangat untuk membaca yuuuk mulai eitss jangan lupa ya vote dan komennya💙💙💙

Haloo kembali lagi Mon maaf ya baru bisa up 🥺 Gimana masiii semangat untuk membaca yuuuk mulai eitss jangan lupa ya vote dan komennya💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diruangan gelap bernuansa abu ditemani dengan sepinya malam sudah menjadi ciri khas tersendiri untuk gadis malang.

Hembusan angin perlahan menyelimuti kalbu. Berharap kerinduannya terobati, memandangi untaian kalimat yang terlompat dari bibir. Sayup mata teduh memandang jenuh lembaran putih yang kian usang.

Untaian kalimat bagaikan lagu nyaring yang jelas melompatkan kerinduan. Seperti hadir nyata di depan mata.

Getaran jiwa nya seakan roboh berbalut luka tanpa obat. Rintihan tersembunyi membludak bergemuruh tanpa suara. setiap tetes pertama jatuh tanpa jeda. Seakan harapan buntu dengan keadaannya yang menanti.

Bundaa kenapa mereka jahat tolongin Alluna. Masa depan Alluna gamau sesakit itu, masih banyak harapan yang belum alluna dapatkan.

Alluna belum bisa menjadi anak ayah
Alluna belum bisa bahagian ibu
Tolong bujuk ayah ibu untuk lindungan Alluna
Alluna cuma butuh ibu
Semoga ibu mendengar putrimu ini
Alluna tunggu bujukan ibu alluna tau inu melihat Alluna mendengar sakit dan bahagia nya alluna.

Kejadian siang tadi tidak sedikitpun berhenti berputar di otaknya. Perlakuan cowok bejat itu sangat jelas bahkan lebih jelas dari sebelumnya.

Otaknya tidak mampu diajak kompromi, pikirannya berputar lebih cepat membayangkan dirinya berhadapan dengan cowok bejad tadi. Tidak mau berlama lama memikirkan hal itu alluna merebahkan badannya dan menimpuk kepalanya dengan bantal.

"Pliss dong jangan deg degan gini".

Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya Alluna takut bahkan merasa trauma dikala ingatan ingatan masa lalunya kembali. Hati dan otaknya tidak bisa untuk berpikir positif.

"Hiks hiks gue takutttt".

"G-gimana kalo Rio kembali lagi".

"Arggggggh rasanya gue benci untuk hidup" alluna mendecak prustasi.

"Gue pengen semua ini hanya mimpi". sahut alluna yang perlahan menutup matanya.

Alluna tertidur dengan pikiran yang berkecamuk tanpa ada solusi. Sampai sekarang dirinya hanya berdiam diri dikamar melupakan semuanya. Makan, mandi dan kegiatan lainnya. Jujur kejadian siang itu adalah masalah terbesar setelah kejadian masa kelamnya.

Buku biru tepat di halaman baru kini menemani tidurnya. Mungkin sudah 18 tahun menemaninya.

***

Mentari pagi yang cerah menerobos masuk kesetiap inci jendela seakan-akan ia ingin membangunkan putri yang masih terlelap.

Perlahan cahaya itu masuk ke retina matanya hingga Alluna terganggu ia menggeliat kecil dengan sedikit membuka matanya. Lenguhan tipis terlompat dari bibir mungilnya.

ALLUNA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang