Arc 2 Chapter 2 : Thanks for You

81 17 4
                                    

Tempat yang hampa penuh warna putih. Tidak berisi apapun disana kecuali putih. Solomon berjalan ke depan. Tidak tahu antara kanan kiri maupun depan belakang karena semuanya telihat sama. Gema suara berjalan pun tidak terdengar. Seolah tidak ada pijakan dan berjalan melayang di udara.

Saat berpikir berada di ujung. Solomon melihat sosok manusia dan non-manusia sedang berdiri berhadapan. Solomon menyamperin sosok tersebut.

"Kenapa bukan kau yang melakukannya?" tanya mahluk bersayap putih besar. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup tuduh putih. Sinar menyilaukan membuat Solomon tidak tahu sosok apa itu.

"Aku yakin. Aladdin lebih membutuhkan kehadiran Solomon dibanding diriku. Aku menyerahkan kesempatan karma kebaikanku pada Solomon."

Solomon terkejut. Suara yang dikenalinya. Suara yang dia rindukan selama ini. Solomon segera berlari untuk melihat jelas. Meyakini bahwa dugaannya benar.

"Dari dulu hingga sekarang kau tidak berubah Ratu Sheba. Tetap mencintai suamimu dan memberikan karma baikmu padanya. Cintamu benar benar bikin Illah menjadi cemburu." Kata mahluk depan Sheba.

"Sheba." Panggil Solomon membuat wanita berambut merah muda berbalik kepadanya.

"Solomon? Kenapa bisa kau ada disini?" tanya Sheba terkejut. Raut mukanya terlihat tidak mempercayai Solomon ada dihadapannya.

"Sepertinya kalian perlu waktu untuk berbicara." Mahluk itu segera menghilang entah kemana.

Solomon memeluk Sheba. Tidak peduli dengan mahluk yang barusan menghilang. Rasanya bahagia bisa bertemu dengan istrinya. Bahkan dia tidak peduli jika ini hanya mimpi. Solomon tersenyum bahagia bisa melihat dan merasakan kehangatan Sheba lagi.

"Solomon?" untuk pertama kali dalam hidupnya Sheba melihat Solomon yang memeluknya duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Solomon?" untuk pertama kali dalam hidupnya Sheba melihat Solomon yang memeluknya duluan. Biasanya Sheba yang sering memeluk Solomon, bahkan ada waktu ketika dia menolak pelukannya. Muka Sheba menjadi panas. Aliran darah yang naik ke kepalanya, berkumpul menjadi satu, membuatnya merasa pusing tiba tiba. Padahal dia sudah mati. Rasa blushing tetap terasa nyata.

"Be-bentar... t-tunggu... a-ak...-u..." kata katanya menjadi tidak jelas.

Solomon menyadari Shebat tidak nyaman melepaskan pelukannya. Terlihat wajah kepiting rebus siap santap ada di hadapannya. Solomon terkekeh geli.

.

Solomon menjelaskan kepada Sheba tentang apa yang terjadi sebelumnya. Di mulai dari Solomon menjadi Dungeon Capture Marbas. Kharafah Ilma yang sekarang menjalin kontrak dengannya. Ilma yang menggunakan sihir waktu dan berefek kepada Solomon yang jiwanya terlempar kesini.

Solomon berspekulasi bahwa semakin besar sihir yang Ilma dan dirinya gunakan. Semakin besar dampak yang dia terima. Kemungkinan sihir waktu adalah sihir tingkat tinggi membuat jiwa Solomon bisa terlempar ke dimensi lain dan bisa membuat dirinya bertemu dengan Sheba.

Magi : The Authority of Magic [magi fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang