Para prior mulai memisahkan diri, sebagian besar dari mereka berangkat dengan kuda menggunakan baju zirah masing-masing sementara sebagian yang lain berjaga dan mengamankan perjalanan para wanita dan anak-anak untuk mengungsi.
Mereka berdiri dan berjalan beriring membentuk parallelogram atau layang-layang dengan empat sisi yang runcing dengan enam lapis pertahanan.
Pada lapisan pertahanan paling luar di bentengi para ksatria pria berusia 19 tahun ke atas empat sisi runcing nya ditempati para kesatria yang paling dikenal yakni di bagian runcing paling depan terdapat Ed Prior membawa pedang yang melengkung, di sisi sebelah kiri ada Yuwana Prior dengan pedang panjangnya yang bergerigi di sisi kanan ada Nehan Prior bersama tombak nya yang bermata dua dan di bagian belakang ada Faeq Prior juga berasama pedang panjangnya yang memiliki lekukan bagaikan ular. Juga para kesatria yang saling menutupi celah.
Pada lapisan kedua ada para ksatria wanita berusia 20 tahun ke atas yang siap bersedia dengan anak panah mereka.
Di lapisan ketiga terdapat para remaja laki-laki dengan pedang mereka masing-masing begitupun di lapisan keempat terdapat para gadis dengan anak panah di tangan mereka yang di masing-masing lapisan terdiri dari remaja berusia 13 tahun keatas siap sedia jika pun terjadi penghadangan oleh musuh dan pasukan dari lapisan pertama dan kedua kewalahan mereka akan turut maju untuk mengamankan keluarga.
Sedangkan di lapisan ke-5 terdapat para wanita yang menggendong para bayi mereka termasuk diantaranya adalah Muirrel yang menggendong Isabell, serta lapisan paling dalam terdapat para kuda yang ditunggangi anak-anak usia 12 tahun kebawah yang di tutupi mata nya, sesekali salah satu dari mereka bertanya tapi tetap menurut mereka juga diminta bernyanyi bergantian sampai mereka sampai pada tujuan.
. . . . . SRIING
Suara tarikan pedang bermunculan satu persatu ada sesuatu yang menghadang di depan sana.
"Hai bocah..... Bisa kalian bernyanyi lebih keras kali ini musiknya akan dimainkan" ujung bibir Ed mengangkat sebelah tak ada rasa gentar di pandangannya.
* * * * *
"Aku tahu kita belum pernah berperang sejak dilahirkan, tapi percayalah dengan kekuatan yang telah disusun leluhur dan diwariskan"
Seorang pria berdiri pedangnya teracung ke langit, dengan tubuhnya yang kekar ia tampak sangat ganas mencoba membakar semangat yang lainnya.
"Ingat mungkin di dalam istana sana banyak sekali penghianat tapi juga ingat jika pun kita harus mundur kita masih punya harapan suatu saat tanah ini tak akan pernah terbelah lagi suatu saat kita akan kembalikan keadilan"
Leonard berdiri "seperti rencana para pemanah mulailah mendaki tempat tinggi, satu untuk satu itu rencana kita. Dan ketua apapun kondisinya tetaplah berada di tengah pasukan karena kau satu-satunya yang bisa masuk ke istana kami percaya padamu dan yakin"
Lakeswara mengangguk yakin, semua berada dalam posisi hanya menunggu matahari tepat di atas kepala mereka siap untuk menyerang.
Dengan satu komando ratusan orang itu bergerak bagaikan ombak dilaut selaras bergantian tapi juga terlihat kuat dan mematikan.
"Hyyaaaat!!!"
"Majuuu!!!"
"Mati dengan hormaat!!!"
"Pertahankan negeri!!!"
"Pengkhianat tak pantas disini!!!!"
Suara-suara itu bergantian bergema kuda-kuda nya membuat tanah sekitar bergetar terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow God : Avaland dan Yang Terpilih
Fantasy"Ada pemberontakan di istana, Raja akan digulingkan! Ia di khianati, kita di khianati" Ucap pria tanpa mantel itu memulai nya, mata-nya tajam bekas luka di pipi kiri nya tertarik mengencang ia sedang berusaha menahan amarah sementara yang di dalam...