CHAPTER 13

1 4 1
                                    

"Dunia terlalu kejam, untuk aku yang
Gemoi nan manis ini"

_Aina_

"aduhh" pekik seorang gadis saat bekas kaleng soda mengenai jidat mulusnya.

"siapa sih yang ngelempar kaleng soda ke gue, jidat mulus gue ternodai" dramatis nya. Lalu dia melihat ke arah seseorang yang berdiri tak jauh darinya, yang sedang memegang kaleng soda.

"oh jadi lu yang ngelempar kaleng soda ke arah gue" teriak  seseorang itu yang tak lain adalah Aina.

Orang itu yang sedang membelakinya Aina pun menoleh, karna mendengar seseorang yang meneriakinya. dan mengangkat sebelah alisnya

"Karel" Aina terkejut.

"hmm" dehem Karel sambil menatap jidat Aina yang memerah.

"lu tuh kalau mau  buang sampah tu ketempatnya, bukan lu lempar dan malah kena gue" Aina kesal.

"hmm"

"dahlah, susah emang ngomonh sama es batu" ucap Aina lalu membalikan badannya. Saat Aina akan pergi tangannya di cekal oleh Karel.

"apa?" bingung Aina.

"sorry" ucap Karel, lalu mengusao jidat Aina yang memerah. Aina hanya cengo melihat perlakuan Karel.

"emm" gugup Aina.

"gu-gue pergi dulu" ucap Aina sambil tersenyum gugup.

"busett, jantung gue kenapa kejedar kejedor? Mak anakmu baper" pekik Aina dalam hati.

"gue anterin" ucap Karel sambil menarik Aina ke arah motor nya.

"eh" kaget Aina.

"gue terima jangan yah, kalau gue terima takut mamah liat, dan gue dipindah ke London gimana? Tapi gue juga males kalau cari taxsi. udahlah terima aja lumayan dianterin cogan" ucap Aina dalam hati

"naik" titah Karel.

"motor lu ketinggian, gimana gue naik nya" kesal Aina, kenapa dia harus terlahir pendek!!

"dasar pendek" ledek Karel dengan muka datar.

"anjir, body shaming lu" sinis Aina, dia itu tidak pendek, cuman motornya aja yang ketinggian.

"gue tau lu tinggi, tapi gak usah ngatain gue pendek" sinis Aina.

"lagi pula pendek itu imut" ucap Aina sambil berpose imut.

"cute"

"hmm, buru"

"iya bentar, elahh" ucap Aina lalu menaiki motor Karel.

"pegangan" Aina pun memegang pundak Karel.

"lu kira gue ojek?"  Karel kesal saat Aina meletakan tanganya di bahu. lalu Karel mengambil tangan Aina dan meletakan tangan Aina di pinggang nya.

"eh" kaget Aina dengan muka memerah. Dia salting coyyy!!!!.

Karel pun segera menjalankan motornya.
"mau makan dulu gak?" tanya Karel di perjalanan.

"MAKAM? NGAPAIN KE MAKAM?" tanya Aina berteriak.

"MAKAN BUKAN MAKAM, LU MAU MAKAN GAK?" karel berteriak.

"ngomong dong dari tadi" ucap Aina santai tanpa beban.

Karel menghela nafasnya. Mau marah tapi sayang, eh sayang?.

"jadi mau gak?" tanya Karel lagi.

"gak deh, gue pen cepat rebahan" ucap Aina.

"hmm" Karel pun menambah kecepatan gas nya.

"makasih dan nganterin gue, mau mampir?"  tawar Aina setelah melepaskan helm nya.

"eh jangan deh" lanjut Aina sambil menyengir.

"hmm, gue pulang"

"hati hati" Karel mengangguk lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah Aina.

"Aaaaaa, jantung gue" ucap Aina berteriak seperti orang gila.

"Non kenapa?" panggil Bi Ina menganggetkan Aina.

"gapapa bi" ucap Aina malu, lalu mengacir masuk ke dalam rumah dengan muka merah bak kepiting rebus.

"aduhh masa sih gue suka sama Karel" ucap Aina setelah merebahkan dirinya di kasur kesayangan.

"masa sih? Gak mungkin lah gue suka sama dia. Dia kan buka tipe gue banget" ucap Aina, lalu menutup matanya untuk menuju ke alam mimpi.

Sedangkan di Markas Deadly Black.

"ARZAN SETAN, KEMBALIIN HP GUE" teriak Reza sambil berlari mengejar Arzan, yang tersenyum meledek.

"KALIAN TAU GAK? SI REZA LAGI NONTON BOK*P" ledek Arzan saat melihat wajah Reza seperti akan memakannya hidup hidup.

"wah ternyata Reza sudah tidak polos lagi" ucap Dani, anggota Deadly Black sambil menatap ke arah Dani dengan tatapan tidack percaya, atau meledek?.

"sejak kapan Reza polos? tu anak dari Sd aja udah nonton begituan" sahut Andra.

"wah gak nyangka gue" ucap Lingga dengan senyum ledeknya.

"Bwahahahhaa" pecah sudah tawa mereka yang melihar Reza di nistakan.

"terus aja ledek gue" ucap Reza cemberut.

"jijik tau gak" sinis Andra.

"bacot. Btw Karel mana?" tanya Reza saat menyadari tidak ada Karel disana.

"ke Alfamart" jawabLingga sambil memainkan Hp nya.
Reza mengangguk.

"lama amat lu Bos" ucap Arzan saat melihat Karel yang baru dateng.

"hmm"

"dari mana?" tanya Rafka yang sedari tadi diam.

"Alfamart" jawab Karel. Karel pun duduk di kursi, dan senyum senyum sendiri, mengingat Aina memeluknya.

Mereka yang melihat Karel tersenyum pun cengo dan bergeridik ngeri. Cengo karna tumben seorang Karel senyum, dan bergeridik ngeri karna senyuman Karel seperti? Ntahlah,

"Bos, lu sehat?" tanya Reza bergeridik ngeri.

"ya?" tanya Karel menatap tajam Reza.

"eh nggak Bos, gue bercanda" ucap Reza cengengesan.

"mampus lu" ledek Arzan.

"diem lu setan" ucap Reza mendelik.

"Rel" panggil Rafka.

"hmm"

"Eagles ngajak tauran" ucap Rafka, kini mata tertuju pada Rafka.

"atas dasar?" tanya Karel. Dia tau, Eagles gak akan ngajak tauran kalau gak ada masalah.

"ntah" jawab Rafka.

"terima" Rafka mengangguk.

"mau kemana, bos?" tanya Arzan saat melihat Karel berdiri.

"balik" jawab Karel lalu pergi.

"gue juga mau balik" ucap Rafka di ikuti Andra.

"lah pada pulang, yaudah gue juga pupang" ucap Reza.

"lu pulang gak?" tanya Arzan, saat melihat Lingga yang asik main hp.

"gak deh, gue mau nginep disini" ucap Lingga, lalu pergi ke kamar.

"Yaudah" ucao Arzan acuh lalu pergi.

Hallo para beban keluarga.

Kalian lagi apeee nih? Pasti lagi rebahan☺

Aku mau sedikit cerita. Tadinya cerita ini mau aku unpublis, karna gak ada yang baca. Tapi setelah aku pikir pikir, gak jadi aku unpublis, karna heman gituu, aku udah cape mikir tapi mau di unpublis, jadinyaaa gak jadi dehhh. Sayang juga sih, udah 12 Chapterr. Au ah gelapp.

Kalau ada typo tandai ngogheyyyy.

AINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang