•Psyco• 4. Bahayanya Alano

1K 124 5
                                    

FLASHBACK pt2

Langkah kaki jenjang miliknya menggema di seluruh koridor. Suasana sepi apartment membuat langkah kakinya terdengar semakin jelas dan berulang. Semua orang sudah bersiap istirahat di saat wanita yang kini tengah menggerutu sepanjang jalannya menuju apartment miliknya.

Menggerutu sepanjang jalan karena penolakan yang di terimanya.

Tentu orang sepertinya sangat jarang sekali menerima penolakan, yang biasanya sesuatu itu datang cuma cuma kepadanya. Simple, dia merupakan model cantik yang dianugrahi wajah yang sangat membantu. Banyak sekali orang yang menyukai wajah cantiknya.

Tapi tidak cantik hati, sayangnya.

"Ck, berani beraninya sekali dia menolak tawaranku begitu saja. Bahkan gw udah nurunin ego buat minta atasan gendut itu agar bisa jalan bareng."

"Benar benar disayangkan kalau dia menolak hanya karena adiknya. Memangnya seberapa penting adiknya itu? Gak bisa di tunda aja apa."

Bibir merahnya itu sedari tadi tidak pernah berhenti mengoceh. Menyimpah serapahi orang yang membuatnya gagal kencan dengan pria tertampan di perusahaan tempat bekerjanya. Siapa lagi kalau tidak adik dari sang model pria. Sosok yang bahkan tidak tau apapun tentang ini, tapi namanya tetap disebut dengan penuh sumpahan oleh mulut merah merkah wanita yang baru saja di tolak itu.

"Dasar brocon. Menolak ajalan wanita demi adik, apa apaan itu? Hah, bikin kesal saja."

Tangannya mengambil kartu didalam tasnya untuk membuka pintu apartment miliknya. Puas menggerutu sepertinya ia harus menenangkan pikirannya. Ia akan mandi air panas hari ini. Besok ia akan kembali bekerja dengan pria yang tadi menolaknya. Ia tidak mau merusak momen besok dengan pria incarannya. Dirinya harus kembali bersikap manis besok.

"Hmm, semoga saja adiknya itu mati besok. Aku akan sangat berterimakasih karena bisa berkencan dengan abangnya setelahnya, hahaha."

Cklik!

Pintu apartment terbuka.

"Mhmm mm, aa saya sungguh tidak tahan dengan ocehanmu jalang."

Wanita itu sontak membalikkan tubuhnya.

"Siapa kau?!- hmmmphh." !!

"Tentu aku lebih memilih adikku Alfa daripada jalang. Kenapa? Juga apa hakmu untuk banyak komentar, hm?"

"Jangan bandingkan nilaimu dengan Alfa. Jelas Alfa jauh lebih berharga dari jalang sepertimu."

"Kau mau kencan kan? Untuk kali ini biar aku yang menemanimu. Apa kau senang? Hahaha tentu saja kau senang karena aku lebih memilihmu disini kan. Ya, aku juga tidak sabar."

"Ayo kita sama sama menikmatinya bersama, Lucy."

Cklik!

Pintu kembali terkunci.

***

Di sisi lain dan lain waktu, empat sekawan terlihat tengah bersantai di sebuah ruangan yang cukup luas. Dengan macam macam hal yang mereka lakukan, contohnya saja Ali yang tengah bermanja bersama Anna yang masih sibuk dengan dunianya sendiri. Anna total mengabaikan Ali, dan sama sekali tidak terganggu dengan rengekan menyebalkan pemuda itu.

Anna suka membaca, dan tidak ada yang bisa menganggunya saat ia lagi fokus membaca. Seakan ia dan imajinasinya menyatu sekarang. Anna tengah di tarik ke alam bawah sadarnya menikmati bacaannya sekarang.

Ali yang kesal karena merasa terabaikan berjalan kearah Kevin dan Alfa yang lagi duduk santai sambil menikmati acara televisi. Ali duduk disamping Alfa yang membuat Alfa kini duduk diantara dirinya dan Kevin. Ali bergabung tidak untuk ikut menonton bersama mereka, tapi ia mengeluarkan ponselnya dan memainkannya begitu saja.

Sweet PsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang