06 - Hiraeth

241 37 0
                                    

Playlist; We'll Meet Again - Vera Lynnrises the moon - Liana Flores

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist; We'll Meet Again - Vera Lynn
rises the moon - Liana Flores

~ • ☆ • ~

𝑻he people say that all energy is only borrowed. And one day you have to give it back. Eywa holds all her children in her heart. Nothing is ever lost.

Ritual pemakaman dilakukan silih berganti untuk para prajurit dan jasad tak bersalah yang gugur akibat penyerangan. Seluruh penduduk desa dari semua klan juga ikut serta dalam ritual ini. Takrem, salah satu dari tetua klan kini turut mengantarkan mereka ke salah satu pegunungan di Hawnu untuk menggantikan sang Olo'eyktan, Lovént.

Dalam adat Keyka'ni, setiap tabela akan dipindahkan ke dalam goa sebagai 'rumah' setelah kematiannya. Para sanak saudara kemudian meletakkan beberapa senjata mendiang sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Sesuai dengan tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Irina kini bersama dengan pasukan prajurit inti menyertai Bernie untuk menyemayamkannya.

Irina terus mendekap jasad tersebut sembari berusaha mengendalikan semua rasa bersalah dan penyesalannya. Karena tepat sebelum ritual, salah satu dari pasukan, Neiwa–memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa saat sebelum penyerangan, Bernie terlihat sedang berburu sendirian di antara hutan Hawnu. Ketika Neiwa menanyakan maksud dari keberadaannya, Bernie lalu menatap dengan raut yang merengut. "Tidak ada yang menemaniku di lab. Jadi aku memutuskan untuk berburu di hutan sendirian."

Kata-kata dari Neiwa terus mengganjal di dalam dirinya. Penyesalan memang selalu berada di akhir. Seharusnya ia mendampingi Bernie pada saat itu dan tidak membuatnya merasa kesepian. Namun, meratapi hal yang telah terjadi bukanlah sebuah penanganan. Bagaimanapun juga semuanya tidak akan pernah bisa diubah lagi.

Setelah ritual pengantaran jasad, Irina kini meletakkan busur panah milik Bernie tepat di sebelah tabelanya.

Kemudian dengan sedu, Irina memutuskan untuk kembali ke dataran, meninggalkan makam tersebut bersama Naomi yang selalu mendampinginya. "Setidaknya Bernie bersama Amber dan Gilen sekarang.." katanya berusaha untuk menenangkan gadis itu.

Di antara ritual pemakaman, Irina kini memisahkan diri dari para penduduk desa dan memutuskan untuk pergi ke bebatuan goa yang terletak agak jauh dari wilayah sebelumnya. Dia hanya mengedarkan pandangan tanpa arah yang jelas dan sesekali manik abu tersebut melamun.

Irina tidak tau harus berbuat bagaimana selain meratapi semua yang sudah terjadi. Pikirannya kacau, semestanya hancur. Sang gadis terus menyalahkan dirinya atas kematian Bernie dan merasa tidak bertanggung jawab kepada Amber.

Sampai pada saat tatapan itu beralih ke arah sebuah batu yang terdapat ukiran di sana. Irina mengernyit sembari mendekatkan diri kepada prasasti tersebut.

'Great Mother, please save our Queen. Great Mother to revenge for the Queen.
Eugenia victorious.'

Manik mata miliknya seakan tidak percaya akan apa yang dilihat. Irina mengetahui hal tersebut, tentang perjanjian serta dendam tak terbalaskan oleh Eugenia, sang Nenek. "Nenek.. kalau jiwamu memang belum mati. Beritahu aku apa yang harus dilakukan sekarang."

Kemudian dengan perasaan yang tidak bisa dipaparkan, Irina memejamkan matanya erat. Berusaha untuk menenangkan pikiran yang sekarang hanyut ke masa lalu.

~ • ☆ • ~

Colonel Quaritch, pria itu terlihat sedang menatap bawahannya dengan amarah yang tersirat jelas. "Kalian membunuh rakyat di sana?"

"Aku yakin Jake Sully berada di kawasan Keyka'ni karena mereka adalah klan raja dari kemenangan perang. Misi kita hanya untuk membunuh pengkhianat tersebut. Jika kalian menghabisi para penduduk desa, maka mereka akan menghancurkan kita terlebih dahulu."

"Perkataan Eugenia di video log Benjamin tidak akan salah. Dia pasti memiliki keturunan sebagai balas dendam sesuai dengan sumpahnya dan bagaimanapun juga kita sudah mengingkari perjanjian."

Quaritch kemudian bersemuka dengan para tentaranya. Pria itu tentu mengetahui apa akibat dari hal ini dan tidak menutup kemungkinan pertempuran setelahnya pasti akan terjadi.

~ • ☆ • ~

Sekarang, di laboratorium sekutu Keyka'ni. Terlihat beberapa remaja sedang mengamati tabung avatar yang berderetan, hal ini baru untuk para suku karang karena mereka tidak pernah melakukan interaksi bersama manusia sebelumnya. Berbeda dengan klan Omatikaya.

"Kalian menggunakan program Avatar juga?" tanya Kiri sembari memperhatikan avatar milik para ilmuwan tersebut.

Ne'us kemudian mengalihkan pandangannya kepada Kiri, "Salah satu ilmuwan sekutu kami, Dr. Emma Alexandra. Dia turut menelaah program Avatar bersama Dr. Grace Agustine, rekannya. Namun, karena berbagai masalah politik yang terjadi di bumi. Mereka malah berpencaran dan tidak pernah berkomunikasi lagi." Pemuda itu tersenyum saat tatapannya bersemuka dengan Kiri.

"Ibumu.."

Kiri terdiam saat mendengar kata tersebut. "Kau mengetahui hal ini?"

"Setelah kemenangan perang di wilayah hutan sebelumnya, keadaan menjadi lebih kondusif. Sekutu Keyka'ni kembali melakukan komunikasi dengan ilmuwan aliansi Omatikaya. Itu sebabnya Dr. Emma mengetahui akan kelahiranmu dan berharap dapat bertemu denganmu, putri dari rekan lamanya." Ne'us menatap Kiri saat memaparkan kejadian itu.

"Aku baru tau tentang hal ini," balas Lo'ak setelah memperhatikan penjelasan dari Ne'us.

Sementara kini, Irina bersama Naomi menghampiri salah satu Avatar yang berada tak jauh dari mereka. Gadis tersebut kemudian tersenyum pilu seraya mengusap salah satu tabung Avatar di sana. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Namun, semuanya terlihat sangat hancur.

Janvier Philibert 020.

Irina mendekap tabung Avatar itu dengan tersedu-sedu. Ia tahu bahwa ini salah, tapi sesuatu yang hanya menenangkannya sekarang adalah pemuda tersebut. Walaupun jiwanya telah tiada.

Tangisan lirih sang gadis berhasil membuat Naomi semakin merasa iba.

Tatkala kejadian itu, sepasang manik kuning kini menatap ke arah mereka sendu. Ia merasa bahwa sang Avatar lebih memungkinkan untuk Irina lampiaskan semua kesedihannya, bahkan hanya dengan mendekap tabung tersebut.

Perasaan cemburu lalu timbul bersamaan dengan sesak di dadanya.

"Siapa pemilik Avatar itu sebenarnya?" tanya Neteyam sembari mengalihkan pandangan kepada Ne'us yang kemudian hanya menghelakan napasnya berat.

~ • ☆ • ~

Maaf yaa kalau updatenya agak lama atau terlambat, byee semuaaa.

~ Belle..

AVATAR; NEOPHYTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang