04 - Hunting

336 41 0
                                    

- Satu chapter sebelum konflik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Satu chapter sebelum konflik.

Playlist; Loving You - Elvis Presley
W.H.U.T - Aisha Retno

~ • ☆ • ~

𝐏egunungan Onantu merupakan wilayah yang menjadi sasaran utama bagi para pemburu Keyka'ni. Banyak dari mereka yang mendapatkan hasil lebih dibandingkan saat di kawasan lainnya. Seperti kebiasaan bagi para warga, mereka kini sudah mempersiapkan diri untuk berburu di pegunungan tersebut. Beberapa menggunakan pedang dan sebagian dengan panah busur milik mereka.

Sesuai dengan rencana, Ne'us sekarang sedang menuntun para migrasi sepantaran untuk bergabung bersama kelompok pemburu. Tentunya tanpa sepengetahuan dari sang Olo'eyktan.

"Ayahmu akan membunuh kita jika dia tau tentang hal ini," ucap Zuté kepada Ne'us yang berada di sampingnya.

Pemuda itu kemudian tersenyum dengan makna meremehkan yang tersirat, "Tidak perlu khawatir. Aku sudah mengatasi semuanya," balas Ne'us lalu mempercepat langkah Pxew-Faye miliknya.

"Kau yakin?" tanya Neteyam saat Faye-nya berhasil mengejar Pxew. Rotxo kemudian mengalihkan pandangan kepada mereka dan memperhatikan keadaan sekitar. "Aku dengar Pegunungan Onantu adalah kawasan memburu yang sedikit berbahaya."

Ne'us mengiakan perkataan Rotxo. "Kau benar dan semuanya akan baik-baik saja. Percayakan itu kepadaku." Kemudian pemuda tersebut mengeluarkan pedangnya dan memimpin pasukan menuju ke hutan lereng gunung. "Jalur ini!" seru Ne'us mengarahkan mereka.

Zuté menghelakan napasnya berat, dia sudah tau apa yang akan terjadi saat mereka kembali ke desa nanti. Tapi, bagaimanapun juga dia akan selalu menuruti Ne'us dengan segala keras kepala yang pemuda itu miliki.

~ • ☆ • ~

Halkxyon Village, South Pole.

"Ayah harus membantu rakyat di desa Ta'unui dan Metkayina bersama Olo'eyktan lain dalam masa pemulihan, kamu sebaiknya tetap berada di desa." Gadis tersebut menggelengkan kepalanya pelan, seakan tidak mau terlepas dari pelukan sang ayah.

"Ayah janji akan kembali?" Pria itu kemudian mengusap-usap pucuk kepala putrinya dengan rasa sayang, berusaha untuk menenangkan.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan putri kecilku sendirian di dunia ini," balas Lyam lalu tersenyum kepada gadis tersebut.

Irina kemudian menatap sendu ke arah ayahnya dengan kelingking yang saling bertaut. Dia hanya tidak ingin kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

"Bagaimana jika Ayah terlebih dahulu meninggalkanmu?" tanya Lyam kepada putri semata wayangnya, Irina.

Gadis itu hanya menatap dengan jemari kecil yang selalu menggenggam kelingking milik sang ayah. ".. Aku akan ikut dengan Ayah."

AVATAR; NEOPHYTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang