07-mendekat dan menjauh

211 32 3
                                    

Hampir 20 menit duduk di atas motornya,anjani masih terlihat enggan untuk memasuki gedung sekolah yang terliha sudah ramai dengan penghuninya.

Dua hari lalu,tidak lama setelah naya dan yang lain pulang,kehadiran yogi dan chris membuat anjani bersorak dalam hati.pasalnya kedua temannya itu terlihat memasuki halaman rumahnya dengan sebuah motor yang dia yakini merupakan miliknya.Anjani tidak tahu pasti bagaimana mereka bisa menemukan motornya,kemungkinan ketika mereka akan pergi sekolah,karena jalan yang dilaluli sama dengan saat anjani meninggalkan motornya.

Anjani melangkahkan kakinya saat bel masuk sudah berbunyi.melangkah dengan perlahan sambil mengamati koridor yang mulai sepi.pergerakannya untuk mengetuk pintu ruang kelasnya terhenti saat tangan lain menahannya.anjani menatap sosok perempuan di hadapannya bingung.

"Buk arin udah masuk,lo mau di hukum?"

"Lo telat juga"

Perempuan dengan rambut sebahu itu hanya mengangguk,kemudian menarik anjani untuk mengikutinya.

"Sory kemarin gak jenguk lo"

"Santai aja kali ghin"anjani tertawa menaggapi ucapan ghina."oh iya,kata devan selama dua hari gue gak masuk,lo juga gak masuk"

"Gue.....sakit juga,kaya lo"

"Oooh....,gue sih gak sakit,cuman lagi males aja kemarin".ujar anjani sambil tertawa.

Ghina hanya mengangguk,langkahnya mengajak anjani menuju gudang yang sering mereka datangi.Memastikan keadaan sekitar sebelum memutuskan memasuki ruangan yang jarang dijamah manusia.

"Denger-denger pulang dari bescamp kemarin,lo di kroyok".

Ghina memperhatikan anjani yang tengah membakar rokok di sela jarinya.

"Gak bisa bilang di kroyok juga sih ghin,soalnya cuma empat orang,nggak yang sampe ngajak satu geng gitu"jawab anjani.

"Ya sama aja,empat banding satu"

Anjani hanya terkekeh dengan asap yang keluar dari mulutnya.

"Kenapa nggak minta bantuan"ujar ghina.

"Keadaan begitu,mana kepikiran gue buat minta bantuan"

"Ya harusnya lo kabur aja,jangan di ladenin".

"Udah,tapi gagal"

"Apes banget lo"

Ghina mengambil rokok juga pemantik nya dari anjani,membuat sang empu mengernyitkan dahi.

"Lo ngrokok?sejak kapan?"

"Belom lama,baru minggu-minggu ini"ghina menyesap benda bernikotin di sela jarinya,kemudian mengeluarkan asap nya,membuat anjani tertawa kecil memperhatikan gerak-gerik ghina.

"Gue penasaran aja,kok ada gitu,orang yang betah berjam-jam menyendiri cuma buat ngisep benda kecil ini".ghina memperhatikan rokoknya kemudian mengisap benda bernikotin di tangannya."ternyata emang secandu ini rasanya".ghina kembali mengepulkan asap dari mulut dan hidungnya membuat kedua remaja itu tertawa,melupakan sedikit permasalahan masing-masing.

*****

Hari-hari anjani di sekolah lebih sering di habiskannya untuk menjalani hukuman dibandingkan belajar.Seperti saat ini,belum genap sehari anjani menginjakan kaki di gedung sekolahnya,dia harus kembali mendapat hukuman karena ketahuan membolos pelajaran dan merokok di lingkungan sekolah.

"Anjani..."seorang guru perempuan dengan setelan seragam rapih mendekatinya."kamu boleh istirahat"

Anjani menurunkan tangannya setelah hampir satu jam dia harus berjemur di bawah teriknya matahari dengan posisi hormat menghadap tiang bendera.Jangan mencari keberadaan ghina,perempuan itu sudah lebih dulu pingsan bahkan sebelum matahari seterik sekarang.

Love 2 HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang