08-pembelajaran dari mama

172 31 3
                                    

Renjani berlari di koridor sekolah,mencari sosok yang sedang menjadi perbincangan di kalangan siswa SMA Manggala.

Tujuannya saat ini adalah parkiran,tempat anak-anak lilac sering berkumpul sebelum memasuki kelas mereka.pandangannya terkunci pada sekelompok siswa yang tengah tertawa lepas entah menertawakan apa.

"Sorry,anjani belum dateng?"Ya,salah satu alasan renjani mencari sang saudara adalah karena semalam anjani tidak pulang ke rumah.

Hening tiba-tiba,semua mata tertuju pada renjani yang masih ngos-ngosan akibat berlarian mencari saudaranya.

"Udah...,tapi tadi disuruh nemuin bu arin dulu bareng erwin"jawab ghina.

"Thanks,gue duluan kalu gitu"renjani menepuk bahu ghina pelan sebelum meninggalkan mereka.

Seperti yang dikatakan ghina tadi,saat ini renjani berjalan menuju ruang guru.Pandangannya lurus ke depan,sesekali ekor matanya menangkap beberapa siswa yang tengah berbisik sambil menatap aneh padanya.Tunggu!! Merka tidak berfikir bahwa renjani adalah anjani kan,apa mereka salah mengenali orang? Renjani menepis pikiran-pikiran aneh di kepalanya setelah melihat anjani berdiri di bepan sebuah mading.

"Sekarang udah nggak geratis ya jan"

"Nggak geratis gimana,yang bayar kan cuma customernya,kalau temen ya geratis lah"

"Kita temen gak sih jan,bisa kali geratis"

"Diskon juga boleh sih".

"Tapi emang mending di jual aja sih jan.Yaa...,paling enggak lo ada harganya".

Kemudian mereka tertawa,melangkah meninggalkan anjani yang seolah tidak mendengar pembicaraan siswa tadi.

"Ini nggak bener kan jan,apa yang mereka bilang tadi juga nggak bener kan".renjani brediri di samping anjani,matanya melirik mading dan siswa yang baru saja pergi begantian."Lo ngomong dong,gue bingung kalau lo diem gini".renjani memperhatikan sisi wajah anjani,perempuan itu terlihat tenang bahkan setelah mendapat panggilan dari sang kepala sekolah.

"Lo percaya sama gue?"anjani menolehkan kepalanya,mendapati sang saudara yang mengangguk pelan,anjani memegang bahu renjani membuat sang empu menatapnya.

"Kalau gitu biarin gue selesai-in masalah ini,lo gak perlu mikirin omongan anak-anak yang bahkan gak tau kalau lo sodara gue,mereka gak tau apa-apa tentang gue"

"Tapi mereka ngata-ngatain lo".Renjani melepaskan tangan anjani dari bahunya.

"Its okey,kalu lo bisa bales mereka silahkan,kalu gak bisa biarin aja,kalu mereka bawa-bawa nama lo,dan lo gak suka,lo cukup bilang ke gue yang mana orang nya"

"Cih..,sok keren lo"renjani menatap sinis anjani yang tengah tertawa.

"Udah lah,masalah kaya gini gak usah lo pikirin.Gue pastiin istirahat nanti foto-foto ini udah gak ada,lo bisa pegang kata-kata gue"ucap anjani meyakinkan.

Renjani menatap anjani dalam,perempuan itu benar-benar terlihat tenang,tidak ada kehawatiran di mata anjani.Apa semua ini tidak benar,atau perempuan di foto itu sebenarnya bukan anjani.Sebenarnya renjani tidak bisa terlalu percaya pada ucapan anjani mengingat pergaulan anjani memang cukup bebas,tidak menutup kemungkinan bawa anjani memang melakukan hal itu.

_____________

"Harusnya kamu sudah tahu alasan kenapa ibu panggil kamu pagi ini".

Anjani mengangguk,menatap perempuan berstatus kepala sekolah yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Ada yang mau kamu jelaskan? Ibu bukan orang yang hanya akan menilai dari apa yang terlihat saja".

Love 2 HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang