6:

61 7 1
                                    

Enjoy
.
.
.
.
.................................................................
Di pagi hari yang cerah keluarga nakamoto dibuat cukup kaget dengan adanya satu sosok asing yang ikut sarapan di antara mereka.

"Ini dimakan Kai, gak usah sungkan ya." ujar Winwin dengan lembut sambil menyondorkan sepiring makanan yang menjadi menu sarapan hari ini. "Makasih Tante." jawab Huening Kai dengan sangat sopan, ia juga mulai memakan sarapannya dengan tenang. "Dad, itu siapa?" tanya Xiaojun dengan sedikit berbisik. Yuta yang asik memakan sarapannya melirik sesaat sebelum menjawab. "Kai, adik kelas Renjun." jawaban singkat Yuta hanya bisa diangguki oleh Xiaojun.

"Oh, iya mana Renjun?" lanjut Yuta menyadari satu sosok yang tidak mengikuti acara sarapan seperti biasanya. Baru Winwin ingin membuka mulutnya, tapi dengan cepat Jaemin langsung menjawab Yuta. "Renjun lagi gak enak badan Dad, tadi dia bilang sendiri ke Nana."
Yuta menganggukkan kepalanya pelan. "Sayang, tolong rawat Renjun ya, dia pasti kena angin malam."

"Iya sayang."

Huening Kai yang sendari tadi diam hanya menyimak pembicaraan keluarga itu. Mendengar Renjun tidak enak badan sebenarnya membuatnya sedikit tidak tega untuk pergi kembali pulang pagi ini. Jaemin yang melihat respon Yuta terlihat biasa saja membuatnya bernafas lega. Sebenarnya yang terjadi adalah Jaemin tidak tega melihat keadaan Renjun yang berantakan, pasti terjadi sesuatu semalam setelah balapan.

Belum lagi dengan keberadaan Huening Kai yang ada di tengah keluarganya. Padahal seingat Jaemin Yuta tidak akan mengizinkan dominan siapa pun menginap di rumah mereka kecuali yang sudah memiliki keluarga, lalu mengapa ayahnya itu dengan mudah mengizinkan pemuda blasteran itu menginap?

"Aku selesai, Kai kau sudah selesai?" tanya Yuta kepada Huening Kai yang juga baru saja menyelesaikan sarapannya. "Sudah Om." sahut Huening Kai cepat. "Baiklah, ayo biar Om mengantarmu pulang, tidak ada penolakan." ucapan datar Yuta membuat Huening Kai tidak dapat menolaknya, lagi pula menolak rezeki itu tidak baik, kapan lagi Huening Kai bisa naik mobil untuk pulang?

"Baik Om, kalau begitu saya pamit dulu Tante, terima kasih untuk sarapan lezatnya." pamit Huening Kai yang berdiri kemudian mengikuti Yuta yang sudah lebih dulu berjalan keluar. "Sama-sama, hati-hati dijalan Sayang!" seru Winwin melihat kepergian suami dan juga sosok asing yang mereka tampung semalam.

"Tumben Dady bolehin dominan menginap di sini, apa ada sesuatu?" ujar Shotaro yang juga bingung mengapa ada teman satu angkatannya yang ikut acara sarapan keluarganya. "Entahlah, tapi yang Momy tahu Dady kalian memperbolehkan dia menginap karena anak itu tidak memiliki kendaraan untuk pulang semalam padahal sudah jam 1 pagi." jawab Winwin sambil membereskan alat makan yang baru digunakan oleh tamu dan suaminya itu.

"Apa yang dilakuin anak SMA di jam segitu? Balapan?" ujar Xiaojun yang memang banyak curiga terhadap anak-anak SMA seperti itu karena dulu dia juga sempat nakal saat SMA.

"Kak, inget dia aja gak ada kendaraan ya kali balapan lagi pula setahu Taro juga Kai itu anak yang biasa-biasa aja di sekolah gak ada aneh-anehnya."
Ujar Shotaro yang lumayan mengetahui tabiat teman satu angkatannya itu. Huening Kai termasuk murid yang cukup dikenal diangkatannya karena kebiasaannya yang berangkat pagi dengan headset di telinganya. Walau penampilannya seperti itu setiap pagi, ia cukup ramah menyapa setiap orang ketika berangkat sekolah.

"Heh Taro, gue ingetin ya jangan pernah liat orang dari luarnya aja kita kan gak tahu aslinya gimana." sahut Xiaojun sebelum mengakhiri sarapannya diikutin dengan Jaemin yang juga menyelesaikan sarapannya.

***
Renjun sudah bangun ketika mendengar suara mobil milik Yuta meninggalkan rumah. Ia menghela nafas lelah, rasanya sangat berat untuk pergi ke sekolah hari ini belum lagi rasanya tumben sekali Jaemin tidak ribut membangunkan dirinya untuk berangkat sekolah.

Pintu kamar terbuka membuat Renjun menatap malas sosok yang membuka pintu. "Gue udah ijinin lo buat gak masuk dulu, ini sarapannya." ujar Jaemin dengan tenang sebelum pergi dan menutup pintu kamar kembali.

"Hah...mager banget astaga, ah Kai gimana ya? Udah pulang keknya dianter ama Dady tadi ya." gumam Renjun dengan malas. Rasanya jika begini dia membutuhkan orang yang mau menghibur dirinya.

"HELLO RENJUN SAYANG CINTAKU I LOVE YOU!" seru Hyunjin yang baru saja membuka pintu kamar tidur membuat Renjun harus menutup telinganya dengan bantal. "Bacot lo mble." kesal Renjun karena kini Hyunjin sudah menarik lengannya bak anak kecil yang merengek pada ibunya.

"Ayo bangun! Anak muda gak boleh jadi jompo!"

"Ngaca Mble! Tolong!"

***
Huening Kai mulai memetik gitarnya dan menuliskan sesuatu pada kertas di hadapannya. Sungguh ia masih mengantuk karena semalam pulang kerja terlalu larut dan malah menginap di rumah kakak kelasnya.
"Astaga, ayo bisa!" seru Huening Kai sambil menampar kedua pipinya keras agar tidak mengantuk dalam membuat lagu.
Ia kembali memetik gitar untuk meneruskan lagunya, namun sayangnya kantuk berhasil mengalahkan dirinya.

Renjun membuka pintu ruang musik itu sambil menggelengkan kepalanya pelan melihat Huening Kai yang tertidur dengan posisi terduduk sambil memeluk gitar.

"Secapek itu kah sampek lo tidur pagi?" Renjun mengambil selimut yang ada di atas sofa ruang club itu dan menyelimuti tubuh Huening Kai. "Gue bilangin ke guru kelas lo dah kalau lo sakit Kai, tidur yang nyenyak." seulas senyum cerah terlihat sesaat di wajah Renjun. Entah mengapa ada rasa hangat menyelimuti hati Renjun setiap kali bisa membantu Huening Kai. Dengan membawa buku seketsa lukisnya Renjun keluar dari ruang club musik secara perlaha membiarkan Huening Kai terlelap dalam tidurnya.

***
"Anjir, gue kira lo tidur di uks taunya di club musik." ujar Taehyun ketika Huening Kai membuka matanya. "Jam berapa sekarang?"

"Jam 3 sore."

"HAH?! GUE BOLOS SEHARIAN?!"

"Ya kita mana tau kalau lo udah di sekolah, soalnya tadi Kak Renjun yang bilanh ke wali kelas kita kalau lo sakit dan kita berdua juga baru ke club musik habis sekolah ini." jelas Beomgyu pada Huening Kai yang mengedipkan matanya beberapa kali. "Kak Renjun yang ngizinin gue?"

Taehyun dan Beomgyu mengangguk secara bersamaan membuat semburat warna merah muncul sedikit di kedua pipi Huening Kai. "Lagian lo ngapain di club musik?" tanya Taehyun mengabaikan Huening Kai yang masih bersemua bahagia. "Gue nyelesaiin lagunya."

"Owalah, mau kita bantu gak Kai?" tawar Beomgyu yang terlihay bersemangat membuat Huening Kai menampilkan senyum lebarnya.

"Boleh, kalian buat liriknya."

***
Renjun menatap kendaraam yang berlalu lalang di jalanan pada malam hari. Ia tidak sendang pulang balapan seperti biasanya, namun ia kini berada di minimarket dengan Hyunjin. Tetangganya itu mengajaknya makan mie di sebuah minimarket yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka, katanya sih sekalian jalan-jalan.

"Btw lo tau alasan kenapa gue ngajak lo kemari?" ujar Hyunjin sebelum menyantap mie panasnya. Renjun menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Gak, kenapa emangnya? Tumben banget juga lo yang neraktir gue makanan."

Pemuda dengan rambut terikat itu menampilkan seulas senyuman bagai seorang kakak yang lega dengan keberhasilan adiknya. "Itu karena lo udah sedikit bahagia gituh, gue gak tau apa itu, tapi lain kali lo harus cerita ke gue."

"Dih sotoy!" ujar Renjun memakan mie cup miliknya dan sesekali mencuri pandang pada kaca minimarket yang menampilkan sosok kasir Huening Kai tengah melayani beberapa pembeli.

.....................................................................

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang