Enjoy
.........................................................Huening Kai menahan tubuh Renjun yang mencoba menempel padanya. "Kai ah." ujar Renjun sambil mendesah sedangkan Huening Kai berusaha membawa Renjun menuju kamar inap tamu.
"Hah! Capeknya!" ujar Huening Kai berhasil membaringkan tubuh Renjun yang penuh keringat itu di atas ranjang. "Kak Ren minum obat ya." bujuk Huening Kai sambil merogoh saku celananya guna mengambil obat bius.
Jika di hotel seperti ini, Huening Kai selalu disuruh oleh kakaknya untuk membawa obat bius, takut hal yang seperti ini akan terjadi. "Gakhhh...panas Kai, ahhh...ayo!" Renjun mendesah tidak karuan dengan mencoba melepas seluruh bajunya sendiri. "Gak! Kak Renjun harus minum obat!" Huening Kai menyimpannya dimulut dan segera menarik tengkuk kepala Renjun kemudian menciumnya dalam.
Renjun yang memang terpengaruh obat perangsang langsung menanggapi ciuman yang didapat dari Huening Kai sampai ia bisa merasakan sesuatu masuk ke dalam mulutnya hingga tertelan.
Huening Kai memutuskan ciuman tersebut membuat Renjun menantapnya dengan wajah kecewa. "Kak Renjun tiduran dulu nanti aku balik lagi." ujarnya dengan wajah menyakinkan.
Renjun dengan wajah sayu yang menggairahkan tersebut menjawabnya dengan menganggukkan kepala."Sekarang tiduran dulu, aku keluar cari sesuatu."
Mendengar kata sesuatu di otak Renjun yang dikuasai nafsu terdengar seperti Huening Kai akan memanjakan dan memuaskan dirinya. "Oke!"
Huening Kai buru-buru keluar dari kamar hotel dan tak lupa menguncinya."Astaga...hampir aja." gumamnya sambil bersandar di dinding lorong hotel. Ia kembali berjalan menuju aula tempat pesta besar itu diadakan.
Huening Kai sudah pasrah ketika nanti dirinya yang disalahkan. Dia sudah berfikir jika pria tua yang hampir melecehkan Renjun, pasti akan melaporkan Huening Kai pada manager hotel dan penyelenggara pesta.
Huening Kai tertawa sarkas ketika memasuki lift. "Maaf Ma, Kai gak bisa bawa uang malam ini."
***
Xiaojun memojokan pria tua yang saat itu dilihatnya mengobrol dengan adik-adiknya dengan mencekiknya. "Sialan kau Pak Tua!" kesal Xiaojun sedangkan pak tua yang kita tahu dia adalah Tuan Xuan yang masih menjadi kolegan Dadynya."Maaf! Akkhh...aku minta maaf, tapi aku hanya mencampur minuman itu dengan aforsidak saja, tidak melakukan apa pun sumpah!" Xiaojun melepaskan cekikannya dan menatap dingin pria tua itu. "Kalau begitu kau tau siapa yang membawa Renjun pergi tadi?" tanya Xiaojun dengan dingin. Tuan Xuan mengangguk penuh ketakutan, ia tidak menyangka jika laki-laki sub seperti Xiaojun bisa begitu menakutkan melebihi laki-laki dominan.
"Tadi, ada pelayan bule masih muda dan aku yakin orang itu tengah menikmati adikmu." ujar Tuan Xuan bergetar dan Xiaojun memberikan satu pukulan kuat di pipi Tuan Xuan setelah ia memberitahu hal itu.
"Dengar Pak Tua, aku akan selalu mengawasi gerak gerikmu, masih baik aku tidak meminta Dady memutuskan kerja samanya denganmu." Xiaojun pun pergi meninggalkan Tuan Xuan yang sudah duduk di lantai, bersandar pada tembok dengan ketakutan.
"Sialan!!! Gue harus tanya ke kepala pelayan di sini." kesal Xiaojun. Ia mengetahui semua ini karena Haruto sempat berpapasan dengan Renjun yang masuk ke area kamar mandi dan diikuti oleh Tuan Xuan. Haruto yang merasa aneh dengan dua orang itu tentu langsung melaporkan hal ini pada Xiaojun.
Xiaojun berjalan ke arah dapur dimana banyak sekali staf hotel yang merupakan pelayan dan juga koki bekerja di sana. "Apa ada kepala pelayan di sini?" tanya Xiaojun yang tentu saja seorang pria paruh baya dengan setelan jas kepala pelayan datang mendekat.
"Saya sendiri Tuan Muda, apa ada masalah?"
"Apa di sini ada pelayan orang asing atau berwajah layaknya orang luar?"
Kepala pelayan tersebut terdiam sesaat sebelum akhirnya menganggukan kepala. "Dimana dia? Aku ada urusan dengannya."
Suara pintu dapur kembali terbuka dan menampilkan sosok yang tengah dibicarakan. "Huening Kai, kemari!" panggil sang kepala pelayan. Tentu saja Huening Kai yang baru memasuki area dapur agak kebingungan, namun setelah melihat wajah dingin Xiaojun, ia langsung memahami arah masalah yang akan ia hadapi.
"Ini, Tuan Muda ingin berbicara denganmu." ujar sang kepala pelayan sebelum meninggalkan Huening Kai dan Xiaojun. "Kak...anu ad-"
"Gak usah banyak basa basi! Dimana Renjun! Dan lo apain dia?!"
"Sa...saya gak ngapa-ngapain Kak Renjun, Kak Renjun masih beristirahat di kamar hotel nomer 28F." jawab Huening Kai yang juga menyerahkan kartu kunci kamar Renjun berada. "Denger Kai! Dari awal gue gak percaya sama lo ya," Xiaojun menerima dengan kasar kartu kunci kamar hotel itu. "Gue akan meminta kepala pelayan buat gak bayarin gaji lo!" Xiaojun pergi dari hadapan Huening Kai dengan wajah yang semakin marah membuat Huening Kai hanya bisa menghela nafas.
'Malam ini pekerjaan gue emang percuma, gue harus pinjem Kak Beomgyu biar gak buat Mama khawatir nanti.'
Huening Kai berniat kembali melakukan pekerjaannya, namun kepala pelayan dan manager hotel menahan dirinya. "Huening Kai, apa benar dengan yang diucapkan oleh Tuan Muda Xiaojun tadi?"
"Tidak Pak, kalian bisa mengecek cctv kamar 28F."
Kepala pelayan dan managef hotel saling berpandangan sesaat. "Maaf anak muda, tapi setiap kamar tidak kami sediakan cctv karena hal privasi pengunjung jadi kami akan melaporkanmu ke kepolisian untuk ditindak lanjuti." mendengar hal itu tentu saja Huening Kai tidak terima, tapi apakah dirinya bisa membela diri ketika orang-orang kaya yang menjadi lawannya?
Ia hanya bisa tertawa dalam batinnya. Menertawakan hidup yang memang tidak adil jika berada di sekeliling orang-orang kaya yang tidak mau menggunakan akal mereka sendiri.
'Tuhan tolong bantu aku lagi.' pinta Huening Kai dalam hati. Setidaknya ia sudah menolong orang lain walau akhirnya dituduh menjadi seorang pelaku kejahatan.
***Xiaojun membuka kamar hotel dimana Renjun terbaring lemas di atas kasur.
"Renjun..." Xiaojun mendekati ranjang tersebut secara perlahan. Hatinya merasa sakit melihat keadaan Renjun saat ini yang hanya tidur dengan kemeja atasan sudah begitu berantakan. "Kakak minta maaf ya, harusnya Kakak bisa jagain kamu." ujar Xiaojun dengan nada bergetar. Ia bertekad akan membawa Renjun pulang saat ini walau pesta masih terus berlanjut.
Xiaojun membuka selimut yang menutupi sebagian tubuh Renjun dan menyadari satu hal. Sebagian ke bawah terlihat masih sangat rapih walau dengan sabuk yang sudah sedikit terbuka.
Xiaojun mengerutkan dahinya sesaat, namun ia tidak ingin mengambil memikirkan hal yang rumit. Xiaojun hanya berpikir harus membawa Renjun kembali ke rumah. "Keknya kasus ini bakal sedikit panjang, biarlah gue urus sendiri, yang lain gak usah tahu dulu." ujarnya menggendong Renjun yang tertidur sangat pulas dan membawanya kembali ke rumah.
Tbc.
........................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionHanya cerita Renjun dengan masalahnya sendiri. #Renjun Uke #Hueningkai Seme