Chapter 1 - Kertas dan Secarik Kehidupan (I)

13 5 48
                                    

Kertas, kertas, kertas, dan kertas.

Kehidupanku di kelilingi kertas layaknya seorang pelukis yang di kelilingi palet warna dan kanvas dan Stadion sepak bola yang di kelilingi ribuan penonton untuk melihat pertandingan tersebut.

Kertas kertas di kamarku hanya berisi catatan dan materi Bahasa Lanjutan , ragam bahasa aku pelajari , Bahasa Belanda , Jepang , Inggris , Spanyol , Russia , dan Indonesia , bahasa yang sangat diminati oleh seluruh penduduk lokal , wajarkan? Namanya aja bahasa Nasional.

Kertas dikamar dan hampir memakan sekitar 200 kertas lebih setiap Olimpiade dan 20 buku lebih termasuk pelajaran lanjutan.

Sangat banyak sehingga perlu beli lemari kecil lagi setiap 2 kali Olimpiade.

Pulpen Pulpen hampir habis 3 pack , dan yang aku gunakan adalah Pulpen terakhir dari 3 pack tersebut , miris.

Bagaimana bisa aku se niat ini? Bahkan disebut "Monster dari 6 Bahasa" di sekolahku. Mereka bergantung padaku? Ada, bahkan ada yang menitipkan PR Bahasa Jepang tentang dialog menggunakan Kanji , butuh 4 jam tanpa bantuan Handphone sama sekali. Aneh tugasnya.

.
.
.

Mama : Ray!! Turun kebawah, kita ada makan besar bersama pamanmu yang pulang dari London!!

Ray : Sebentar ma, Tugasnya Nanggung banget , tinggal 1 nomor

Mama : Nanti dulu, isi perutmu yang kosong agar bisa berpikir kembali, turunlah kebawah

Ray : O-Okeh..//turun

.
.
.

Sudah 2x menolak makan bersama demi tugas bahasa , tapi karena ini mungkin ajakan yang tidak bisa ditolak , aku turun saja dan ingin berbicara dengan pamanku.

.
.

Ray : Paman, liburan ke London enak kah? Bahasanya mirip gak sama US?

Paman : Enak , dan bahasanya dengan AS lumayan berbeda , Tata Bahasanya jauh berbeda dengan penulisannya

Ray : Ternyata masih gampang US daripada UK, US cuman menghilangkan huruf dari Bahasanya UK , tapi sama saja sulit , sempat ada beberapa kontroversial saat UK sama US gelud

Papa : Benarkah, Ray?

Ray : Iya pa , akhirnya menjadi perang kemerdekaan bagi US , itu setahuku saja

Paman : Kapan kapan mau Paman ajak ke Amerika?

Ray : Mau! Aku mau berinteraksi dengan orang asli di US!

Paman : Belajar dulu , Masih Semester 1 kan? Nanti Paman Bawa ke US saat libur sekolah

Ray : Makasih Paman!

Papa : Jangan Repot Repot dik, aku saja yang bayar tiket dan menerbangkannya ke US

Paman : Tidak apa apa kak , ini hadiah untuk Ray , sebaiknya Kakak fokus terhadap perkembangan pekerjaan dahulu

Papa : Hah.. Baiklah

.
.
.

Bahagianya. Aku bisa mewujudkan Impianku pergi ke US dan mulai berinteraksi dengan orang orang disana. Aku langsung belajar giat dan menajamkan bahasaku agar lancar berbicara dengan orang orang asli sana.

.
.
.

Ray : Huft.. Susah juga tugasnya , aneh , mengapa manusia di sekolahan selalu bergantung padaku? Mereka seolah olah tidak ingin memanfaatkan Handphone mereka dan digunakan untuk bermain game. Entah memang mereka pemalas atau memang semua bergantung padaku, seolah olah nilainya bergantung padaku. Tetapi biarkan mereka, karena ujian nanti akan diacak oleh kelas B-G. //menaruh pulpen

Self-Injury and Bitter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang