Chapter 6 - Tinta Pulpen (III)

16 1 38
                                    

Previous Chapter :

Aku menelannya dengan air..

Tunggu.

Kenapa?

Kenapa Aku jadi pusing?

Pengelihatanku..?

.
.
.

Aku pingsan setelah meminum tablet itu.

Apa yang ia berikan? Obat? Kenapa rasanya pahit??

.
.
.

Ray : Dimana.. ini?

William : Ray.. //datang

Ray : W-Will?

William : //menangis

Ray : Will? Kenapa?

William : //tetap menangis

Ray : ???

Nenek Emi : Cucuku..//datang

Ray : Nenek..? Apa Nenek sudah bahagia di surga..?

Nenek Emi : Belum

Ray : Apa-

.
.
.

Aku terbangun setelah melihat Arwah Nenek Emi di mimpiku.

Nenek Emi belum bahagia? Selain ada Nenek Emi, William tiba tiba menangis dihadapanku.

Apa yang mereka maksud? William datang dan menangis , Nenek Emi belum bahagia di Surga setelah Upacara Kremasi.

.
.
.

Ray : Nenek... //mengusap mata

Ray : Agh- Kenapa Perasa-ku sangat pahit //mencari kantong plastik

.
.
.

Aku muntah.

Dan kepalaku terasa berat sekali.

Aku langsung membuangnya secara diam diam.

Kembali ke kamar , dan mengambil Handphoneku , ada 100 pesan dari William.

Apakah ini alasan William menangis di Mimpiku?

Tunggu..

.
.
.

William : Rayy? Tidak apa apa??

William : Rayy?? Tidur kah? ini masih Pukul 9.11

William : Ray? Bangun

William : Ray , ini sudah pagi

William : Ray , Sekolah , Guru menunggumu

William : Ray??

William : Ray? Kamu tidur?

William : Rayy , Guru Olahraga menanyakan alasanmu tidak masuk

William : Rayy???

William : Rayy ini hampir 16 jam :(
.
.
.

S-Sekolah..?

Jadi..

Aku selama 16 Jam..

Tertidur..?

.
.
.

Ray : Bahkan William , Shiro , Anne menelponku..

Ray : William mungkin belum pulang..

Mama : Ray? Kenapa tidak sekolah?

Ray : Mama..

Mama : ???

Self-Injury and Bitter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang