Previous Chapter :
Nenek sudah janji pergi ke Festival bersama..
Kenapa sekarang meninggalkanku..?
Bukankah Nenek sudah janji...??
Kenapa..
Kenapa dunia yang kejam ini merenggut nyawa nenekku terlebih dahulu..
Kenapa..
KENAPA?!!
.
.
.William : R-Ray..?
Ray : ....
.
.
.Papa langsung menutup telponnya, aku sudah memikirkan jika ini salah papa karena memberitahuku.
Aku lebih memilih jujur dan menerima rasa sakitnya di awal daripada berbohong dan menerima rasa sakit di akhir.
Karena kebahagiaan bukan di awal.
Tapi ada di akhir.
Tinta Pulpenku jatuh bersamaan dengan Handphone-ku.
Tercecer , Lantai bersimbah dengan Tinta hitam.
.
.
.William : Ray , jangan menangis , Nenekmu tidak bisa senyum dan bahagia disana jika kamu menangis //ambil tisu
Ray : Bukankah kita.. sudah janji..?
William : ???
Ray : 3 Bulan yang lalu...
.
.
.3 Bulan yang lalu...
Ray : Nenek!! Sebentar lagi akan ada Culture Fest saat aku kelas 9!!
Nenekny Ray : Wah.. Nenek tidak sabar melihat cucu nenek tampil nantinya
Ray : Nenek janji..??
Nenekny Ray : Iya, Nenek janji , do'akan agar Penyakit nenek cepat sembuh
Ray : Aamiin!! Semoga Nenek cepat sembuh, ya!!
Neneknya Ray : //tersenyum
.
.Nenek sudah janji ingin melihatku di Culture Fest..
Aku sudah belajar , mendaftar lebih awal , dan mendapat kloter pertama untuk tampil cepat..
Namun kenapa yang lebih cepat adalah kepergian Nenek..
Flashback Off..
.
.
.Ray : Janji kita.. (hiks) kemana.. nek?? //nangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Self-Injury and Bitter Life
Teen Fiction[Hiatus Karena Kondisi Author] "Secarik Kertas dengan Tulisan akan menjadi rasa sakitku yang paling pertama." Ray, siswa kelas 9 terpintar di SMP Favoritnya , awal kehidupannya itu sangat penuh "warna" dan bahagia, tapi semua berubah ketika selesain...