Chapter 5 - Tinta Pulpen (II)

7 2 56
                                    

Previous Chapter :

Ray : Permisi, Anda tidak apa-

??? : CUCUKU!! SETELAH KITA TIDAK PERNAH BERTEMU , NENEK RINDU PADAMU!! //memeluk Ray

.
.
.

Ray : C-Cucu?

William : Ray??

Ray : Serius , apa kita pernah bertemu? // melepaskan pelukan dan sedikit menjauh

??? : Pernah , Ray , saat kamu masih bayi

.
.
.

Kenapa dia?

Aku saja tidak ingat siapa orang ini. Yang kuingat adalah Nenek Emi saja.

.
.
.

Ray : Bayi?

Papa : Ray , ini Nenek Ayumi

Ray : Uh? Aku tidak mengingatnya

Papa : Mungkin karena kamu masih Bayi , dulunya Nenek Ayumi juga mengasuhmu , seperti Nenek Emi

.
.
.

Apa apaan ini..

.
.
.

Ray : A-Ah y-ya , Nenek Ayumi , mungkin Ray saja yang tidak ingat kalau pernah diasuh oleh Nenek Ayumi

William : //mulai diam dan melamun

Ray : Wil?

William : Eh? Ah , maaf , aku melamun tadi

Nenek Ayumi : Ini temanmu, Ray? //sedikit sinis

Ray : Y-Ya , namanya William

William : S-Salam kenal , Nek//salam dan hormat seperti orang jepang

Nenek Ayumi : Logatnya tidak seperti orang orang lokal disini

Ray : Karena dia lahir di Amerika dan pindah ke Jepang , mungkin logatnya tercampur oleh logat asli Amerika

Nenek Ayumi : Ohh.. Begitu ? Baiklah , segera pulang ke rumah , dan belajar untuk Olimpiade

Ray : Tapi besok masih libur-

Nenek Ayumi : Ray cucuku.. Apa kamu tidak ingin menang Olimpiade dengan nilai sempurna?

Ray : Tentu mau , dan tidak seharusnya 2 minggu ini belajar tanpa Handphone , justru aku masih ingin bersantai sedikit

Nenek Ayumi : Apa kamu mau gagal jika santai sedikit saja?

Ray : ..

.
.

Seolah olah mengatur seperti Diktator.

Aku juga butuh Istirahat , setiap aku ujian selalu butuh Istirahat , Papa dan Mama tidak pernah melakukan hal hal memaksa seperti tadi.

Self-Injury and Bitter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang