chapter 38

3.6K 272 33
                                    

Bugh

Gavin tersungkur kala mendapat tendangan di wajahnya. Niat hati ingin menemui ila dan menjelaskan semuanya ia malah disambut bongkeman keras dari Anggra.

Gavin diam tak melawan kala Anggra memukulinya. Ia hanya pasrah karena ia tau ia yang bersalah disini.

"Bangsat Lo ga!! Lo ninggalin adek gue demi ketemuan sama cewek lain! Gue udah percaya banget sama Lo buat jagain adek gue,tapi kepercayaan gue Lo sia-sia in gitu aja. Gak tau diri!!"

Anggra membuka suaranya. Wajahnya memerah karena amarah,urat urat dileher nya tertampang dengan jelas.

Anggra dibuat murka dengan sahabatnya ini. Kala Anggra tiba di mansion, ia mendapati adiknya yang baru tiba juga dengan keadaan basah kuyub karena kehujanan.

Amarahnya langsung tersulut kala adiknya mengatakan bahwa Gavin pergi meninggalkan nya di halte dekat sekolah. Jika tau Gavin akan seperti ini,tidak Sudi ia menitipkan adiknya kepada si brengsek itu yang sialnya merupakan sahabatnya. Dan setelah diselidiki ternyata Gavin meninggalkan adiknya hanya karena wanita lain.

"Gue bisa jelasin ", Meski wajah dan seluruh badannya terasa remuk ,Gavin berusaha untuk berdiri dan menjelaskan semuanya kepada Anggra.

"Gra gue gak bermaksud uhuk ninggalin ila . Tapi nyokap gue ngedesek gue buat temuin cewek itu . Gua gak ada pilihan gra", Gavin menjelaskan dengan wajah datarnya.

"Bacot njing! Lo gak usah temuin dan deketin adek gue lagi! Untung aja adek gue belum pacaran sama cowok brengsek kaya Lo! "

Belum sempat Gavin menyela,Anggra dengan cepat berlalu masuk dan membanting pintu dengan keras .

Gavin meraup wajahnya kasar. Matanya berkilat tajam,tangannya terkepal kuat.

"Andin" desisnya.

•••


Kriett

Dengan pelan Anggra membuka pintu kamar ila. Dapat Anggra lihat ,adik kesayangannya tengah tertidur nyenyak.

Tangan besarnya mengelus rambut ila dengan sayang. Ia kecup kening sempit itu cukup lama. Matanya menatap sayu wajah damai adiknya yang tengah tertidur pulas .

"Maafin Abang ya? Abang udah salah mempercayakan kamu sama Gavin", tangan beruratnya tidak berhenti mengelus rambut sang adik.

"Abang ngerasa gagal jadi kakak buat kamu. Harusnya tadi Abang anterin kamu pulang dulu. Pasti disana kamu ketakutan."

"Maafin Abang sayang ", Anggra berucap sangat lirih. Matanya memerah menahan air mata yang mendesak keluar .

Anggra tentu sangat merasa bersalah terhadap adiknya. Selama ini adiknya tidak pernah merasa kesusahan dan ia tidak akan pernah membiarkan adiknya kesusahan .

Tapi karena kecerobohan ia dan kebodohan sahabatnya Gavin, adiknya pasti tadi kesulitan untuk pulang. Ia tak tau hukuman apa yang akan diterima dari sang daddy dan Abang abangnya yang lain .

Anggra yakin semua keluarganya terutama sang daddy sudah tau mengenai kejadian hari ini.

"Enggh", suara lenguhan ila terdengar membuyarkan lamunan Anggra.

"Abang ngapain?", Ila berucap dengan lirih

"Nemenin cewek cantik bobo ", dengan cepat Anggra menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum .

Mendudukan dirinya lalu ila menyender pada dada bidang sang Abang. Ila merasa sangat lemas karena terlalu lama tertidur. Mungkin efek dari kehujanan makannya ia merasa sangat lelah.

"Ila lemas Abang "

Anggra mencium kedua pipi kemerahan adiknya. Dengan hati hati ia mengangkat adiknya untuk digendong.

"Biar Abang gendong biar gak lemes. Sekarang ila makan dulu ya? Dari tadi siang belum makan"

Ila hanya menurut saja toh ia memang lapar. Kepalanya ia sandarkan di bahu sang Abang.

Setelah tiba di dapur Anggra meletakan adiknya untuk duduk diatas meja pantry. Ia akan memasak sesuatu untuk adiknya. Meskipun ia tidak pandai untuk memasak tapi untuk memasak telur omelette ia tak kalah jago dengan Abang abangnya yang lain .

Karena omelette merupakan salah satu makanan kesukaan adik kesayangannya. Jadi semua Abang abangnya termasuk ia sendiri harus bisa membuatnya.

"Abang"

Anggra hanya berdehem dan masih fokus pada masakannya.

"Daddy belum pulang ya? Mommy juga gak ada. Abang-abang yang lain juga belum pulang? Ila mau ajak main monopoli! Ila juga lemes pengen dipeluk terus"

Anggra terkekeh mendengar cerocosan adiknya. Lucu sekali

"Mungkin Mereka lagi sibuk. Iya nanti Abang peluk terus tapi sekarang adik Abang harus makan dulu soalnya cacingnya udah pada demo "

Anggra membawa sepiring nasi berisi omelette dan menaruhnya di atas meja. Mendekati sang adik yang tengah anteng mengayunkan kakinya.

Mengangkat kembali tubuh ringan ila untuk ia gendong kembali. Adiknya baru terbangun dan ia tau pasti adiknya ini malas untuk berjalan .

"Buka mulutnya sayang ", Ila melahap nasi yang disodorkan sang Abang. Jujur saja ila sangat lapar karena dari siang belum memakan apa-apa .

"Abwang-"

"Telan dulu sayang !" , Dengan lembut Anggra menegur adiknya yang hendak berbicara dengan mulut penuh dengan nasi.

Ila menyengir dan segera menelan habis nasi yang telah ia kunyah. Mengambil air dan meminumnya rakus.

"Tadi waktu di bonceng sama junior ila kaya liat kak Gavin sama cewek. Abang tau gak cewek itu siapa?"

"Masa ila ditinggal di sekolah sama kak Gavin. Ila Sedih, untung aja ada junior yang ajak ila pulang. "

Ila terus berbicara dengan santai tanpa menghiraukan wajah muram Anggra.

"Abang gak tau. Kamu gak usah Deket Deket lagi sama si Gavin " , ujar Anggra dengan ekspresi datar.

Ila mengangguk mantap walaupun hatinya merasa sedih "Huum Ila marah sama kak Gavin. Kak Gavin nakal beda sama junior yang baik"

Anggra tersenyum tipis kembali menyuapi adiknya. "Gak ada yang lebih baik dari keluarga kamu sayang"

"Abang gak akan biarin siapapun nyakitin kamu "

•••

Im back ....

Setelah sekian lama Hiatus Ila comeback nih.

Jangan lupa vote dan komen supaya aku bisa terus semangat ngetiknya

SYAQUILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang