fifth

218 30 4
                                    

                                 * * *

Hanni dan haerin berjalan ke toko minuman bersama sama.

"Haerin! Ada banyak menu, kau mau yang mana?" Hanni menunjuk ke arah papan menu.

Haerin melihat lihat menu yang ditunjuk oleh hanni, oh ada yang menarik!

"Ini" haerin menunjukkan jarinya ke minuman stoberi yang atasnya diberi cookies.

"Aku juga suka ini, haerin! Kak Cookies time dua ya!" Hanni tersenyum lebar.

Haerin mengangguk sambil tersenyum kecil ke arah hanni.

8 menit berlalu, mereka sudah duduk di tempat toko itu berada.

"Haerin, ayo kita berbicara jujur, ini adalah permainan yang biasanya aku mainkan dengan adikku, jadi aku akan menanyakan sesuatu tapi kau harus berbicara jujur!" Jelas hanni.

"Baik, siapa duluan?" Tanya haerin.

"Aku akan bertanya duluan!" Hanni bersemangat.

Haerin membalas ucapan hanni dengan anggukkan kepala.

"Bagaimana tipe idealmu? Kau punya pacar? Apa makanan yang kau sukai? Apa yang kau sukai? Dan apa yang kau tidak sukai?" Tanya hanni

"Tipe idealku adalah gadis mungil dengan senyum yang indah, aku tidak punya pacar, aku suka cookies buatan nenek, aku menyukai gaya bicara mu, aku tidak suka keramaian" jawab haerin sambil menunduk.

"Sekarang giliranmu bertanya" hanni tersenyum lebar.

"Bagaimana tipe idealmu? Orang yang paling berharga di hidupmu? Apa yang kau sukai dan yang kau tidak sukai?" Hanni terkejut, haerin berbicara banyak hari ini.

"Tipe idealku adalah seorang yang mencintaiku dengan tulus, ibu, honghai, dan teman temanku, hal yang aku sukai adalah minum susu panas di hari hujan, aku tidak menyukai ayah" hanni menunduk sambil tersenyum.

"Kenapa kau tidak menyukai ayahmu?" Haerin menatap hanni.

"Ayah dulu suka berjudi, mabuk mabukan,suka memukul ibu dan merampas uang ibu. Dia juga suka bermain main dengan wanita, karena tidak tahan ibuku membeli apartemen untuk dia dan anak nya tinggal, dulu aku dan ibu hidup berdua sampai ibu mengandung setelah beberapa hari ibu dan ayah bercerai. Ibuku menangis sepanjang malam memikirkan masa depan ku dan adikku tanpa ayah, aku yang baru berumur dua tahun tidak mengerti apa apa dan berbicara pada ibu bahwa semuanya akan baik baik saja. Untung saja nenek dan kakek ku mau membantu biaya rumah sakit ibu dan ibu melahirkan honghai, karena ibu tidak punya uang, ibu bekerja di restoran yang cukup besar di daerah seoul. Aku dan adikku di titipkan ke nenek dan kakek tapi ibu akan pulang seminggu sekali, setelah ibu mempunyai cukup uang ibu mendirikan restoran di kota ini dan ekonomi ibu mulai stabil. Saat kecil aku selalu bilang aku merindukan ayahku, tapi setelah mengetahui sifat asli ayahku, aku enggan menganggapnya sebagai seorang ayah" jelas hanni sambil meneteskan air matanya.

Haerin yang bingung tiba tiba memeluk tubuh hanni dan mengusal usap rambutnya.

"Tidak apa apa, itu masa lalu. Hiduplah di masa depan, hanni" ucap haerin.

Gyuvin tiba tiba lewat di toko itu lalu menghampiri hanni yang sedang menangis.

"Yak! Apa yang kau lakukan pada temanku?" Tanya gyuvin.

"Tanya saja padanya" haerin menatap hanni.

"Hanni, kau tidak apa apa? Apa yang dia lakukan? Apa dia memukulmu? Yak, kang! Jangan jadi penindas" gyuvin menepuk bahu sahabatnya.

"Aku tidak apa apa, aku bercerita tentang ayahku pada haerin. Kau sangat dramatis, kang gyuvin" hanni memukul kecil dahi gyuvin.

"Hey, aku peduli padamu! Buktinya aku dan ricky mencari keberadaan mu tadi" bibir gyuvin mengerucut.

"Dasar tuli, aku sudah bilang aku akan membeli minuman" hanni berlagak seperti dia akan memukul gyuvin.

"KAU MENGANGGU KENCANKU SAJA! EHH?!" Gyuvin yang terkejut menutup mulutnya dengan kedua tangannya lalu menatap ricky.

Ricky tersenyum kecil lalu menunduk.

"SIAL, haerin! Aku akan menginap dirumah bibi!" Ucap gyuvin.

"Aku tidak bawa kendaraan" jawab haerin.

"Aku akan membayar biaya taksinya!" Ucap gyuvin dia terlanjur malu dengan tindakan bodoh nya tadi.

"Haerin, bersenang senang lah dengan hanni. Aku akan mengantar gyuvin pulang" ricky menarik tangan gyuvin ke arah parkiran, tentu saja gyuvin memberontak.

"AKU TIDAK MAU! HAERIN TOLONG!!"  gyuvin melambaikan tangannya.

Hanni dan haerin hanya menyaksikan sampai gyuvin dan ricky menjauh.

"Dia adalah saudara mu?" Hanni menatap mata kucing haerin.

"Ayahnya dan ayahku adalah saudara, jadi dia adalah sepupuku?" Haerin bingung.

"Ku kira kalian saudara" hanni mengangguk.

"Aku sangat pusing jika dia mengatakan pada mogu yang tidak tidak" haerin terduduk dan memegangi kepalanya.

"Mogu?" Hanni sangat bingung dengan silsilah keluarga kang ini.

"Kau tau orang sesama jenis yang menikah bukan? Nah kang minhee itu ayahnya dan kang jungmo ibunya" haerin meneguk minuman nya.

"Tunggu?! Laki laki bisa hamil?" Hanni terkejut.

"Sebenarnya dia adalah anak angkat, saat mogu atau istri dari kang minhee dan kak minhee sudah menikah mereka sedang menjenguk ibuku yang sedang sakit tapi malah bertemu bayi di inkubator yang ditinggalkan begitu saja, jadi mogu dan kak mini mengadopsi bayi itu. Sebenarnya aku bingung dengan kak mini, walau dia suka cukup berumur tidak ingin dipanggil paman" jelas haerin.

"Cerita keluarga mu sangat menggemaskan, haerin!" Hanni menepuk tangannya sambil tersenyum lebar.

"Hahaha, dulu saat diberi tahu oleh mogu gyuvin menangis tersedu sedu dan bilang dia tidak mau di kembalikan ke orang tua kandungnya, dia hanya ingin hidup bahagia dengan mogu dan ayahnya" haerin tersenyum kecil.

Hanni tersenyum kecil.

"Haerin, kau tau tidak aku pernah dilempar sepatu oleh gyuvin?"

- tbc

𝐌𝐲 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐢𝐬 𝐠𝐥𝐨𝐰𝐢𝐧𝐠 𝐮𝐩 「 Kittyz 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang