"Itachi..." Gumam Sina dalam tidurnya.
ia masih bermimpi itachi namun sudah bukan mimpi buruk. mungkin hanya sekedar bermimpi melihat itachi tersenyum atau tertawa kecil.
matanya terbuka, ya dia masih dirumah sakit.
"Itachi, kira-kira apalagi yang menungguku kali ini ya?" gumamnya
"hmm aku sudah seperti orang gila saja berbicara sendiri" gumamnya lagi.
dia melihat tangannya yang sudah tak diinfus, berarti dia akan segera pulang. Sina mendengar langkah mendekati kamarnya, dia segera kembali berpura-pura tidur. Ada dua orang yang masuk ke dalam.
"ini semua salahmu, jika kita membiarkan dia saat itu mungkin keluarga kita masih hidup sejahtera" Ucap wanita itu.
"tapi jika dia tak segera di selamatkan dia bisa mati. Dia putri kita" Jawab pria disana
"Tapi masih ada Yuni, dia masih bisa diajari agar bisa melebihi Sina" jawab wanita itu lagi
"tapi Sina adalah aset berharga kita.Dia memiliki kelebihan tersembunyi yang belum terlihat"
DEG! Sina merasa dadanya ditimpa batu. Selama ini ia hanyalah aset untuk keluarganya, dia hanya akan digunakan suatu hari. Dia berusaha menahan tangisnya, meredam suaranya.
"Sudahlah kita tinggalkan saja dia" suara ibunya keluar diikuti ayahnya.
Sina bukan sosok yang mudah terbawa perasaan namun kali ini dia benar-benar tak mengerti mengapa ia menangis tak bisa berhenti. Matanya menerawang ke masa lalu dimana ia yang masih berusia 2 tahun dipukuli karena belum fasih berbicara. Di usia 3 tahun dia sering dipukuli karena tidak bisa perkalian berususun matematika. Di usia 4 tahun dia sudah diberi beban membersihkan seluruh rumah sedangkan ibunya pergi ntah kemana. Dia sejak kecil sudah biasa menjadi sasaran ketika kedua orang tuanya pulang dan bertengkar.
"kaya atau tidak, semuanya sama aja. kebahagiaan tetap bukan hakku" itulah yang ada dibenak Sina.
ia tersenyum getir melihat pemandangan kenyataan ini. Matanya melihat ke luar jendela, ia melihat ada burung yang terbang dengan bebas. Perlahan dia bangun dari tempat tidurnya dan membuka jendela rumah sakit. Menampakkan pemandangan langit yang mulai fajar, ia menoleh ke bawah melihat tempat kosong dibawah sana.
"Kalau jatuh kesana sepertinya sakit ya?" Gumamnya
Pandangannya kosong, kakinya naik ke ambang jendela. Tangannya berpegangan pada kayu jendela. "Aku akan bebas seperti kalian" Gumamnya sambil menatap burung-burung yang terbang. Kakinya bergerak maju selangkah dan rasanya tubuhnya menjadi seringan awan.
Matanya tertutup menikmati angin yang tak lama lagi tidak akan terasa.
BRAKKK!!
GREP !
Matanya terbuka, tidak ada rasa sakit?
"EHHH aku baru tau kalau jatuh dari gedung rumah sakit setinggi itu tidak sakit" Ucapnya kaget.
"Bodoh tentu saja tak sakit karena kau tak terjatuh" Ucap seorang pria disampingnya.
"AAAAAAAAAA" Teriak Sina histeris kaget.
"Kaa...kau siapa? mengapa menggendong ku? mengapa kau melayang? kau hantu ya?" Ucap Sina ragu.
"Ka...kau menyakiti telinga ku. Dan satu lagi aku bukan hantu" Ucap pria disampingnya.
"baiklah pertama-tama lepaskan aku" Ucap Sina
Sosok itu tersadar sedari tadi dirinya menggendong Sina padahal dia sudah berhenti di rooftop rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan dia yang tak nyata
Teen FictionApa jadinya jika sosok uchiha itachi muncul didunia nyata ? Seorang gadis berusia 18 tahun menangis tersedu-sedu mengingat bahwa orang yang dia cintai telah benar2 tiada dan tak akan bisa dilihat kembali. Ya orang itu adlah Uchiha Itachi yang telah...