Mata yang sembab (1)

384 27 0
                                    

Sebuah layar laptop menayangkan detik-detik kematian Uchiha Itachi. Sebuah wajah dengan rahang mengeras menahan tangis terus fokus menatap layar tersebut.

"Bodoh, kenapa kau harus mati padahal kau masih belum bahagia" Ucapnya pada layar laptop yang menayangkan dimana Uchiha Itachi telah benar-benar tiada.

tangisan keras yang ditutup oleh bantal berhasil lolos dari mata Sina. Ya, Sina adalah sosok gadis yang sangat mencintai karakter fiksi Uchiha Itachi. Meski banyak sekali orang diluar yang berpendapat bahwa itachi itu villain, Sina tetap menyukainya dari sisi yang lain.

Sina adalah sosok gadis berusia 18 tahun, dengan Rambut hitam sepinggang dan postur tubuh yang lumayan tinggi berisi. Ia tinggal bersama Ayah,Ibu dan adiknya. kehidupan keluarga Sina tak seindah yang dilihat orang lain. Dia selalu ditekan untuk menjadi yang terbaik disekolahnya, begitupun adiknya. Sina lahir dikeluarga yang kurang mampu, ayahnya berjualan ikan hias dan ibunya seorang ibu rumah tangga. tak jarang masalah ekonomi menyerang keluarga Sina. Hingga Sina dan adiknya yang selalu menjadi target meluapkan emosi oleh ibunya.

Depresi, ya mungkin terlalu berlebihan. Intinya Sina tertekan dengan keadaan ibunya yang selalu kasar padanya sehingga dia sering meluapkan emosi terpendamnya saat menonton anime. Satu lagi luka hati harus Sina terima saat tahu bahwa sosok anime yang dikagumi nya harus meninggal.

"kalau tau akan sakitnya senyata ini aku tak akan menonton anime ini"

"aku sudah tau kalau kau tak nyata namun hati bodohku tetap mencintaimu secara nyata"

"aku mencintaimu karena tau sosok karakter fiksi tidak akan menyakiti ku tapi kenapa kamu malah meninggal?"

Itulah yang dikatakan Sina dalam hatinya. Berusaha menguatkan diri untuk tidak lagi menangisi kematian Itachi. Dirinya merasa konyol jika terus menangisi seseorang yang bahkan tak pernah ia temui didunia nyata.

"ah sudahlah jangan bodoh dengan menangisi karakter fiksi. Dia bahkan tidak tahu kalau aku menangisinya" Ucap Sina sambil mengusap matanya yang sembab akibat menangis terlalu lama.

"HUAAAAAAAAAAA KENAPA KAMU HARUS MATI SIH HAHHHHH? KENAPA KAMU HARUS JADI MAYAT?" teriak Sina. Padahal baru saja dirinya meyakinkan diri untuk tidak lagi menangisi kepergian Itachi.

Setelah puas menangis hingga pening menyerang kepalanya dia pun tertidur. Pagi harinya Sina bangun sekitar jam 4, dia membersihkan kamar yang ia tiduri lalu memanaskan lauk didapur dan memasak nasi. ia kemudian membangunkan adiknya dan segera bersiap berangkat ke sekolah. setelah semua masakan telah siap dia mengambil wadah bekal dan menyiapkan bekal. Ibunya baru bangun tidur sedangkan ayahnya masih menjelajahi dunia mimpi. ia segera berpamitan untuk berangkat, masih 05:30 tapi dia sudah berangkat. wajar saja karena tempat tinggal Sina itu sangat jauh dari sekolah dan dia sangat jarang membawa sepeda motor.

Sesampai di sekolah Sina segera mengambil kursi dan duduk. Hari ini hari Rabu, dia berada di Lab Komputer. Sina adalah siswi kelas 12 jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Sudah rutinitasnya untuk datang paling pagi, mengingat rumahnya yang sangat jauh belum lagi Sina masih harus berjalan dari jalan raya menuju sekolahnya.

"rajin seperti biasa" Ucap Lia teman Sina yang baru saja datang.

"haha biasalah lagi cosplay penunggu kelas " Jawab Sina

"Matamu kenapa agak merah gitu? Ada masalah lagi sama keluarga?" Tanya Lia yang merasa aneh melihat mata Sina sangat merah.

Sina hanya diam memandang pintu yang terbuka menghembuskan angin. Pandangannya sayu mengingat bagaimana Itachi mati ditangan adiknya sendiri. Tentu saja Sina tidak mungkin bercerita pada Lia jika dia menangisi karakter fiksi yang mati. Bisa-bisa Sina dicap gila oleh temannya itu.

"menurutmu gimana rasanya kehilangan seseorang yang kamu kagumi?" Ucap Sina yang masih melamun.

"pastinya sakit sih, apalagi kalo itu orang yang penting banget" jawab Lia seadanya.

"sakit ya?" ucap Sina sembari mengelus dadanya yang terasa nyeri sambil tersenyum tipis.

Pelajaran dimulai pukul 7 pagi. Disekolah Sina merupakan Murid yang cerdas. tidak bisa dibilang nomor satu karena dia memiliki seorang rival yang selalu beradu nilai dengan Sina. Alfa, itulah nama Rival Sina. Setiap hari mereka selalu beradu nilai, tidak sampai berantem sih. Bukannya bertarung mereka justru saling membantu, Alfa sangat lemah soal teori seperti matematika, bahasa inggris dan sebagainya. Sedangkan Sina lemah dibidang teknik, kerap kali dia kesulitan memasang beberapa baut PC, atau mungkin kesulitan memprogram Server.

di sekolah Sina terlihat selalu bercanda tak jelas dengan Lia. Ntah itu sekedar jokes bapak-bapak atau menertawakan video tiktok yang lewat di hpnya. Di sekolah Sina tak terlihat seperti anak yang haus akan ilmu menggebu-gebu. Dia justru terlihat seperti anak yang malas-malasan. Seperti memakai kaos kaki hitam di hari Senin, tidak memakai sabuk dan lainnya. Dia tidur ketika jamkos, makan cemilan sembunyi-sembunyi ketika dikelas dan tidur saat dirasa pekerjaannya membosankan.

Pernah sekali Sina ujian dan ujiannya dimulai jam 7 hingga jam 9. Kalian tau apa yang dilakukan Sina?

Dia mengisi nama dan nomor absen lalu tidur. setelah dirasa moodnya sudah lebih baik Sina bangun jam 8:15 dan mengisi semua soal ujian. Hebatnya dia selesai pertama dengan nilai sempurna. Tak masuk akal, itulah yang dikatakan teman-teman sekelasnya. Sedangkan Manusia yang dibicarakan sudah lanjut menjelajahi dunia mimpi.

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan pukul 3 sore.

Sina berjalan keluar gerbang lalu berpisah dengan Lia. Dia berjalan menuju gang depan untuk menaiki angkot menuju ke rumahnya. Begitu sampai dirumah ekspresi ceria Sina langsung sirna, berganti dengan Sina yang pendiam dengan pandangan kosong. Begitu sampai Sina berganti pakaian dan meletakkan laptop ditempatnya lagi. Dia segera berganti baju lalu menyelesaikan pekerjaan rumah yang selalu ditunggak oleh ibunya dengan berbagai alasan random. setelah membersihkan Semuanya Sina segera mandi dan mengitirahatkan diri. Sudah jam 7 malam dirinya bergegas mengambil laptop dan masuk kamarnya. Dia lanjut menonton anime Naruto Shippuden meski menurutnya jalan ceritanya sudah tak menarik karena Itachi sudah tiada. Ditambah Kekesalannya pada sasuke yang membunuh itachi dan penjelasan Obito yang membuat hati Sina semakin sulit melupakan itachi.

Sina menonton dan lagi-lagi menangis ketika ada kilas balik kehidupan itachi. Sebenarnya ini bukan kali pertama Sina menonton Naruto shippuden, dia sudah menonton ulang berkali-kali dan menangis berkali-kali bahkan sampai demam. sungguh kelakuan yang tak patut dicontoh.

Sina menonto scene itachi edo tensei yang mulai akan menghilang dan mengucapkan sesuatu pada sasuke.

"aku akan selalu menyayangi mu" Ucap itachi sambil memegang tengkuk leher sasuke.

"HUAAAAAAA BODOH KENAPA TIDAK KAU LEPASKAN EDO TENSEI SEPERTI MADARA SAJA HUAAAAAA?" Tangisan Sina kembali menggema ke pelosok kamar.

"KAU BODOH, KENAPA MALAH MATI PADAHAL AKU MENCINTAIMU HUAAA"

"kak kalo gila, gila aja sendiri jangan berisik" kata adiknya yang mengintip lalu kembali ke kamarnya.

Sina mematikan laptop dan segera tidur memeluk guling sambil masih menangisi pacar fiksinya itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Halo readers maaf ya kalo ceritanya kurang menarik karena ini baru pertama aku bikin cerita hehe jadi mungkin idenya masih sekidit.

terus support aku yaa

arigatou :3

sayonara

Bertemu dengan dia yang tak nyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang