Sifat dari Tokoh Ares Yang Patut Dicontoh dalam Novel That Summer Breeze

26 5 7
                                    

https://images

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://images.app.goo.gl/mG24BksL3K9tbUcD9 

Dita fatimah sari

Novel karangan Orizuka ini telah membuatku menangis setelah membacanya. Bagaimana tidak, cerita yang digambarkan dalam novel ini mengandung kisah yang tak pernah aku lupakan. Memberikan kita pelajaran yang begitu bermakna dalam hidup. Novel ini juga sudah dijadikan film oleh Credo Cine Arts Starvision Plus. Novel ini bercerita tentang kisah tiga anak manusia yang terlibat cinta segitiga. Mereka adalah Reina dan si kembar Ares dan Orion. Si kembar menyayangi Reina, begitu pun sebaliknya.

Kepergian Reina mengikuti sang ayah yang dinas ke luar negeri membuat mereka terpisah dalam waktu yang lama. Ares dan Orion tumbuh menjadi dua pribadi yang berbeda. Ares menjadi pribadi yang kasar dan pemberontak, sedangkan Orion menjadi pribadi yang rajin, giat dan bekerja keras. Tak hanya pribadi yang berbeda, kasih sayang yang mereka dapatkan dari sang ayah pun berbeda. Sang ayah sangat jelas hanya menyayangi Orion sebagai anak yang dibanggakannya, sehingga baik Orion maupun Ares saling membenci satu sama lain.

Di ulang tahun Ares dan Orion yang ke-20, Reina kembali muncul. Reina datang ke Indonesia demi memenuhi undangan dari ayah Ares dan Orion untuk menghadiri ulang tahun mereka. Kemunculan Reina dari Amerika sungguh membuat si kembar terkejut. Reina kini telah menjelma sebagai seorang sosok gadis remaja yang sangat cantik. Mereka berdua menyukai Reina, tetapi sebenarnya Reina sudah menetapkan pilihannya sejak mereka masih kecil.

Masalah mulai muncul saat Reina menyadari perubahan perilaku pada si kembar terutama Ares juga ketidakadilan sang ayah dalam mendidik Ares dan Orion. Ternyata Ares selama ini selalu diremehkan ayahnya karena Ares mengidap penyakit yang menyebabkan dia tidak bisa membaca dan menulis. Selama ini Ares belajar dengan cara merekam dan mendengarkan kembali apa yang diterangkan guru dan dosennya di sekolah.

Kehadiran Reina membuat hubungan Orion dan Ares kembali membaik. Hingga suatu hari, Orion mengalami penyerangan dari geng rivalnya yang menyebabkan Orion terluka. Saat itu, datanglah Ares menolong namun Ares juga mengalami hal yang sama dengan Orion bahkan lebih parah.

Orion dan Ares masuk rumah sakit akibat penyerangan yang mereka alami. Mereka dirawat hingga sembuh. Tapi, ternyata keadaan Ares tidak sebaik Orion yang bisa sembuh total. Saat Ares dan Reina berada di taman kenangan mereka, Ares meninggal di pangkuan Reina. Pilihan Reina baik sekarang maupun bertahun-tahun yang lalu ternyata tetap sama. Reina masih memilih Ares.

Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda. Ada salah satu tokoh yang membuatku tertarik akan sifatnya. Sifat dari tokoh ini patut kita contoh dan teladani, yaitu tokoh Ares. Selama membaca novel ini, aku selalu dibuat terharu oleh kisah Ares yang berjuang untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Dan cerita tentang keluarga inilah yang membuat mataku membuat genangan air. Karena sangat tidak adil jika membandingkan Ares yang memang mempunyai keterbatasan dengan Orion yang tanpa cela. Tentu ada hal yang membuat Ares mempunyai banyak keunikan sampai ia dijadikan tokoh utama. Sifat-sifat yang patut kita teladani dari tokoh Ares diantaranya,

1. Menyembunyikan Kekurangan

Saat itu Ares tetap menutupi musibah yang sedang menimpanya, dan membuat orang lain berpikiran buruk terhadapnya. Karena sesungguhnya apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, Ares tidak peduli. Belajar dari Ares, tidak usah repot menjelaskan apa yang menjadi musibah kita kepada orang lain, cukup jelaskan saja sedikit yang kemudian tidak akan menimbulkan prasangka. Setelah itu tidak usah dihiraukan lagi, karena sesungguhnya penilaian Allah lebih penting untuk kita daripada penilaian mahkluknya.

2. Tetap Berusaha Meski Hanya Mendapat Cacian

Ares selalu melakukan yang terbaik, meski keluarganya akan selalu menganggap dia bodoh dan tidak mau berusaha. Kenyataannya Ares tetap belajar hingga muntah-muntah.

3. Tidak Memandang Orang dengan Sebelah Mata

Dari membaca novel ini, aku mencoba mengerti kondisi Ares yang selalu dianggap trouble maker, karena sesungguhnya dia adalah orang biasa seperti kita yang juga membutuhkan kasih sayang, kepedulian dan juga tempat berbagi.

Banyak mungkin orang seperti Ares disekitar kita yang hanya kita lihat luarnya saja, lalu kita skeptis dengan penampilan mereka yang mungkin berantakan dan suka berkelahi. Padahal sesungguhnya mereka pasti punya alasan melakukan itu semua dan memang bukan tempat kita untuk menilai, bisa jadi kondisi mereka saat ini akan jauh lebih baik untuk beberapa tahun kemudian saat Allah SWT menghendaki hati mereka mendapatkan hidayah karena tidak akan ada yang tahu bagaimana hati manusia bukan?


opini sastra Novel,Cerpen dan puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang