006.

4.3K 330 36
                                    



"Atau.. Kekasihmu.. "

Isagi tetap diam, namun ekspresi kegelisahan dan gerak gerik dari tubuh yang sedikit tersentak, sudah membuat Kaiser mengerti dengan segala hal yang terjadi.

"Omong kosong!! "

"Omong kosong? lalu bagaimana dengan ekspresi yang kau tunjukkan sekarang? "

"Diam dan menyingkirlah dari hadapanku sekarang.

Dengan kuat Isagi menepis tangan Kaiser dari wajahnya. Beranjak dari atas kasur, namun niatannya harus tertahan saat jari-jemari Kaiser menahan pergelangan tangannya. Menariknya hingga akhirnya Isagi duduk menyamping di atas pangkuan Kaiser.

"Menyingkirlah.."

" Tidak.. "

Isagi terkejut, ia mencoba untuk melepaskan tangan Kaiser yang melingkar di pinggangnya. Tetapi usahanya tidak berhasil, karena Kaiser menarik tubuh rampingnya semakin mendekat kepadanya.

Wajah Kaiser begitu dekat, deru nafas Kaiser begitu hangat dan menusuk tepat di permukaan kulit wajahnya.

"Kaiser.. lepaskan! "

Senyum lebar tergambar dengan jelas di wajah Kaiser. Ia tidak menyangka kalau lelaki manis di hadapannya ternyata masih mengingat namanya.

"Wah.. ternyata kau mengingat namaku. "

"Terserah!! sekarang lepaskan aku. "

"Tidak!"

"Lepaskan!!"

'Siapa namamu?"

"Huh?"

'Siapa namamu? jika kamu memberitahu namamu " maka aku akan melepaskanmu.

Isagi memutar bola mata malas dan masih enggan untuk menjawab pertanyaan Kaiser.

"Jawab pertanyaanku manis.

"Berhenti memanggilku manis, itu menggelikan."

"Tapi aku suka, jadi siapa nama mu?"

"Aku tidak ak..--- "

Ucapan Isagi terhenti, ia tak mampu berkutik, saat secara tiba-tiba kaiser menarik kuat pinggangnya dan mengeratkan dekapannya dengan begitu posesif.

Tubuh keduanya begitu dekat dan saling bersentuhan. Membuat Kaiser dan Isagi dapat merasakan detak jantung satu sama lain.

Keterkejutan kembali tergambar jelas di wajah Isagi, tepat ketika Isagi mencoba untuk melepaskan dirinya dan tanpa disengaja permukaan bibirnya menyentuh hidung runcing Kaiser.

Isagi dapat merasakan lembutnya kulit wajah Kaiser, tepat saat kulit wajah Kaiser menyentuh permukaan bibirnya.

Tubuh Isagi terkunci, pandangan Kaiser begitu mengikatnya. Seketika Isagi menjadi terdiam dan tak mampu lagi untuk melepaskan dirinya.

"Aku akan bertanya sekali lagi, jadi jawab sekarang juga atau... aku akan memakanmu. " di akhir kalimat, Kaiser memelankan suaranya dan membisikannya tepat di telinga isagi.

Suara Kaiser begitu berat namun terasa lembut di telinganya. Menciptakan ketegangan di dalam tubuhnya, hingga membuat Isagi harus menahan nafasnya sendiri.

Sesaat terdiam..

Isagi akhirnya kembali tersadar saat Kaiser mengusap lembut rambutnya, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, lalu menyampirkan beberapa helai rambut yang menghalangi matanya dengan menggunakan jari- jemarinya.

"Is-sagi yoichi.."

Tidak ada pilihan lain, Isagi memilih untuk memberitahukan namanya kepada Kaiser. Ia harus bisa melepaskan dirinya dari kaiser atau keadaannya akan semakin kacau jika Kaiser terus-menerus menerobos masuk ke dalam kehidupannya.

Hurt||Kaiser×Isagi×Rin||√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang