Hari ini..
Isagi berkunjung ke makam Ibunya bersama dengan Bachira.
Selama tiga bulan sekali tepatnya di tanggal dua puluh, Isagi akan meluangkan waktunya untuk datang mengunjungi makam Ibunya. Ibunya meninggal dunia tepat saat Isagi berusia lima belas tahun.
Sementara sang Ayahnya, Isagi sama sekali tidak mengetahui di mana keberadaannya saat ini.
Karena Ibunya pernah berkata, kalau Ayahnya pergi bersama wanita lain ketika Isagi masih berada di dalam kandungan.
Semua hal yang Ibunya ceritakan membuat Isagi terkejut. Namun sekalipun Isagi tidak pernah membenci sosok Ayahnya.
Sosok Ayah yang sampai detik ini, Isagi sendiri tidak mengetahui seperti apa rupa dan wajahnya.
Setelah kepergian Ibunya, Isagi mencoba untuk tegar dan tetap menjalani kehidupan seperti biasanya. Semuanya Isagi jalani dengan apa adanya dan tanpa mengeluh.
Isagi merasa sangat beruntung karena memiliki sahabat seperti Bachira. Sahabat yang selalu ada untuknya dan selalu memberikan dukungan untuknya. Bahkan setelah kepergian Ibunya, Bachira tetap bersamanya dan tidak meninggalkannya.
Karena Bachira juga, Isagi mendapatkan kesempatan untuk bisa bekerja di toko bunga milik kedua orang tua Bachira.
Setiap hari setelah pulang dari sekolah, Isagi akan langsung bekerja di toko bunga milik kedua orang tua Bachira.
Uang demi uang yang Isagi dapatkan, akan selalu Isagi kumpulkan.
Sedikit demi sedikit uang yang Isagi simpan, kini telah berhasil terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak.
Semua uang itu Isagi atur untuk keperluan hidupnya, keperluan sekolahnya dan keperluan lainnya.
Hingga akhirnya Isagi mampu membiayai kuliahnya dari sejumlah uang yang dia kumpulkan seorang diri.
Setelah menjalani kuliah selama setahun lamanya. Isagi memutuskan untuk pindah dari kontrakan kecilnya ke sebuah apartemen. Isagi juga memutuskan untuk tidak bekerja lagi di toko bunga milik orang tua Bachira.
Dan akhirnya Isagi memilih untuk bekerja di sebuah Apotek bersama dengan Bachira.
Dari mulai berangkat kuliah, berangkat bekerja, hingga pulang bekerja. Isagi selalu melakukan semua kegiatannya bersama-sama dengan Bachira.
Isagi merasa sangat bersyukur karena Bachira tidak pernah lelah untuk memberikan bantuan kepadanya, di saat dirinya berada di titik paling bawah.
Isagi berjongkok di sebelah makam Ibunya, lalu mencabut beberapa rumput liar yang berada di permukaan makam Ibunya. Mencabuti rumput tersebut satu persatu dengan talenta dan teliti. Sehingga makam Ibunya bisa bersih kembali seperti sedia kala.
"Ibu apa kabar? " ucap Isagi di sela-sela dirinya mencabuti rumput tersebut.
"Aku tahu, kabar Ibu pasti baik-baik saja, iya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt||Kaiser×Isagi×Rin||√
Random"Aku tidak peduli, aku akan melakukan apapun untuk membuatmu menjadi milikku " Michael Kaiser 'Aku lelah.. " Isagi Yoichi "Kau milikku!! Sampai kapanpun!! Itoshi Rin ∆Warning∆ karya ini bukan milik saya!!! banyak adegan kekerasan dan Seksual Disetia...