C h a p t e r - 4

16.1K 150 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ow sans bree, pelan-pelan aja biar menghayati bacanya🤒

oOo
─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌
Chapter 4 : Ibas Servis

.
.
.

Ibas menjulurkan lidahnya ke puting Luna, menjilatnya dengan pelan lalu menyesap benda kecil itu. Kedua tangannya dengan bebas meremas payudara gadis itu, ahh segarnya. Puas dengan bagian atas, jari-jemari pria itu kini bermain di zona merah milik Luna.

Pertama dia mengelus milik Luna dari luar panties, lalu menggeserkan kain tipis itu dan memasukkan satu jarinya. Melihat bagaimana ekspresi Luna yang pasrah dan mengeluarkan air mata karena tidak tahan dengan kenikmatan ini, rasanya dia ingin memasukkan dua jari besarnya.

"Tunggu ba, plis jangan dua jari."

Ibas membuat seringai remeh, "Kenapa? Sakit?" Tanyanya yang diangguki gadis itu.

Bukannya menuruti permintaan Luna, Ibas malah memasukkan satu jarinya lagi hingga menjadi dua membuat Luna berteriak karena tiba-tiba dia melepaskan cairan beningnya.

"Wkwk, sensitif banget neng. Mau abang buat sampe terkencing-kencing gak?" Ibas memposisikan kontolnya di depan lobang Luna.

Dia memasukkan kepalanya saja lalu menggesekkannya ke atas dan bawah, hal itu membuat gadis dibawahnya menggelinjang minta dimasukkan. Tapi males deh, mood Ibas sudah berubah. Dia tidak ingin berhubungan sex, dia hanya ingin mempermainkan teman masa kecilnya ini. Bagaimanapun, Ibas memiliki dendam tersendiri kepada Luna.

"Pengen gw entotin?"

Luna memejamkan matanya, nafsunya benar-benar sudah diujung tanduk. Andai saja saat ini dia tidak bersama Ibas, dirinya mungkin sudah menyewa gigolo untuk memuaskan nafsunya. Ya, di Jakarta Selatan ; kota yang dulu dia tempati, hal sex berciuman adalah hal yang biasa dikalangan remaja.

Dan sayangnya Luna termasuk ke dalam salah satunya, alasan kenapa dia tidak berpacaran, adalah karena dirinya mudah bosan dan sangean.

Luna muak, dia mengangkat kaki kanan-nya lalu mengarahkannya ke arah leher Ibas agar pria itu tersungkur dan gadis itu bisa berada di posisi atas. Mempersiapkan bokong padatnya untuk dimasuki benda panjang milik Ibas, tapi pria itu tidak mengijinkannya.

"Aslinya lo cewe brengsek, Luna."

Alis kanan Luna naik dengan sendirinya, dia tidak suka dengan kalimat itu.

Saling berdiam sebentar lalu Ibas tersenyum sinis dan memaksa menurunkan pantat seksi itu dan melahap kontolnya dengan sekali masuk.

"Akh."

Luna mendongak dan menangis, sial. Wajahnya pasti sangat memerah karena hal ini, dia menatap Ibas yang berekspresi datar dan menatapnya tajam.

"Lo mau kontol gw kan? Gw kasi nih."

Setelah mengucapkan kata itu, Ibas bangun dan duduk di tepi ranjang dengan Luna yang dipangkuannya. Sama sekali belum bergerak, membuat vagina milik Luna terasa penuh karena milik Ibas.

Pria itu menggerakannya dari bawah dan menusuk Luna dengan keras dan cepat hingga membuat gadis itu merasa gaduh, peluhnya berceceran diseluruh tubuhnya.

Seksi.

Sayang banget sih kalo Luna gak dipake, ujar Ibas dengan brengseknya.

"Akh tunggu, tunggu!!"

Pelepasan terakhir yang mengeluarkan banyak air mancur ketika Ibas mengeluarkan kontolnya, dan melihat bagaimana air mancur Luna yang keluar dengan deras.

Luna membaringkan dirinya dan membelakangi Ibas, lelah. Dia biasanya jika ngesex tidak pernah sampai membuat air mancur, rasanya malu sekali ketika kesadaran kembali pulih.

Ibas pergi ke kamar mandi untuk mencuci dan dia menggenakan kembali boxernya.

"Untung gw jago ngeluarin di luar."

Bodo amat, Luna merasa malu dan kesal. Bukankah yang memancing dirinya hingga berada di hard level adalah karena Ibas? Tapi kenapa pria itu seakan-akan berkata bahwa disini Luna sangat menginginkan dirinya. Dasar bajingan brengsek.

Sebenarnya mereka berdua sama-sama memiliki sifat redflag, hanya saja mereka egois dan tak mau mengalah.

Aslinya, sih jodoh. Tapi karena kebanyakan teori jadi masalahnya semakin banyak hanya karena teori semata.

[ S K I P T I M E ]

Dragon Fly.

Luna memesan dua botol alkohol dan dia sudah mabuk berat, gadis itu tidak sengaja bertemu Dirja di toko manga anime dan mengajaknya minum di club. Pria itu benar-benar seperti good boy, dia bahkan terlihat sangat alim.

"Lo gak minum?" Tanya Luna yang sudah setengah merem melek.

Dirja menggeleng pelan, sebenarnya dia kurang suka jika diajak minum-minum seperti ini. Tapi karena Luna yang mengundangnya, dia mau-mau saja.

Itung-itung pdkt.

Pria dengan hoddie bergambar Gojo Satoru itu memapah Luna ketika gadis itu sudah tertidur lelap, dia ingin membawa Luna ke rumahnya. Karena Dirja tidak tau, arah pulang rumah Luna.

Yah, itung-itung yang lain wkwk.

***

VOTMEN + FOLLOW
LilisMarathon

I B A S ( My Sexiest Man ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang