Luna tidak tau jika kemah semenakutkan ini, usai acara api unggun sebagai penutupan kini dia sedang patroli bersama beberapa osis lainnya. Yeah, termasuk Ibas ; si cowok mesum itu.
Beberapa kali gadis itu meredam rasa menggigilnya, giginya bahkan tanpa sadar berbunyi dan hal itu cukup menarik perhatian Ibas.
"Takut?" Tanya Ibas kepada Luna, ketika osis yang lain telah berjalan lebih dulu.
Luna bajingan, bilang gak ya. Dia sejujurnya sangat takut, horor saja tidak berani nonton. Apalagi patroli di sekitar area villa dekat pantai ini, nanti kalo dia diculik oleh penghuni disini gimana.
"Dikit." Jawab Luna sambil memalingkan wajahnya.
Ibas mengangguk dan melihat tangan kanan Luna, dia menggenggam tangan yang tetap terlihat mungil itu lalu berjalan kembali mengejar rombongan osis lainnya.
'Jangan takut, ada gw disini.'
Gadis itu merasakan denyut tak biasa di jantungnya, dia bahkan menelan ludah. Jika dipikir-pikir, Ibas sangat keren untuk ukuran cowok.
He's awesome.
Tapi emang pada dasarnya, Luna tidak terlalu memperhatikan hal itu. Dia hanya fokus terhadap apa yang akan dia hadapin, planning hidup juga sudah dia buat.
Terkadang susah untuk percaya kepada laki-laki, entah dia serius atau tidak. Tidak terlalu kelihatan, Luna hanya takut sakit hati. Karena yah, dia memang belum pernah sakit hati. Hanya menyaksikan beberapa temannya yang ditinggal karena selingkuh, ditikung, dighosting.
Shit, pikir-pikir dulu deh.
Kerutan alis pada dahi Luna sangat terlihat oleh Ibas, pria itu terkekeh sebentar. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu hingga dahinya terlihat seperti memikirkan masalah seruwet-ruwetnya.
Sentilan di dahi Luna membuat gadis itu mengaduh dan menggeplak bahu Ibas.
"Maksud lo apa?!"
Ibas menggedikkan bahunya tidak tahu, dia merangkul gadis itu dan melanjutkan perjalanan yang tertunda.
***
Di pulau Bali ada suatu hal yang namanya, 'Sentana atau Nyentana.' Nyentana adalah istilah yang berkaitan erat dengan budaya masyarakat adat Bali. Istilah ini merujuk pada perkawinan adat Bali.
Dan Luna, adalah satu-satunya perempuan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya. Heri dan Esteve, awalnya memiliki kesepakatan bahwa Luna akan menikah dengan salah satu dari ketiga anak Esteve.
Yang paling berpeluang besar tentu Ibas, kedua Abrisam dan terakhir Hayes. Pernikahan yang dekat dengan rumah, adalah impian bagi beberapa orang.
Luna membuat eskpresi masam, ditengah-tengah moodnya yang jelek karena pengumuman ketua osis baru adalah Ibas dan malamnya kesepakatan pernikahan saat usia kedua mempelai matang.
Abrisam menengok Luna, dia tersenyum lebar ketika mengetahui gadis itu ke rumahnya. Jika Luna menjadi kakak iparnya, sudah pasti Abrisam akan mengajak iparnya untuk berolahraga ke gym terus.
Lalu Hayes, dia meneguk ludahnya kasar melihat lekukan body tubuh Luna. Sial, dia jadi naksir berat sama Luna. Tapi sayang, gadis itu memiliki tinggi yang tidak biasa. Hayes bertekad akan menambah tinggi badannya akan bisa lebih tinggi dari Luna, lalu menikahinya dan bermain dadanya setiap hari.
Ekspresi mengkhayal Hayes membuat Ibas mengetahui apa isi pikiran kotor adiknya itu, dia segera mengepalkan tangannya dan menjontok kepala Hayes.
Hal itu ternotice oleh Luna dan dia sedikit tertawa melihat interaksi tiga bersaudara itu.
"Jadi, Luna mau pilih siapa diantara anak tante?" Tanya Vasilla.
Gadis itu menggaruk kepalanya tak gatal dan menatap ayah serta ibunya, Heri dan Ajeng tentu tidak mau ikut campur.
Generasi Esteve jangan diragukan, sudah pasti kuat dan tahan lama.
"Ab-"
"Sama gw gamau?" Tanya Ibas dengan mengintimidasi Luna.
Luna mengalihkan pandangannya ketika pandangan Ibas terlalu dalam, dia menatap Abrisam untuk meminta tolong.
"Kak, kalo Luna maunya sama gw. Ya lo jangan maksa." Ujar Abrisam.
Ibas mendengus, dia mendekati Luna dan berbisik.
"Abrisam masih pemula soat perngentotan, pilih gw atau gw bilang kita udah pernah." Kata Ibas lalu membuat jarinya seperti bentuk 👉👌.
