C h a p t e r - 9

10K 125 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Luna kalo dikasi jadi cewe yang suka sama tiga cowo gimana ya

oOo
─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌
Chapter 9 : Hayes, he want boobs?

.
.
.

Setelah berunding mengenai perjodohan yang akan datang, Luna memberikan tiga syarat kepada Ibas, yaitu Ibas harus bisa mengimbangi semua hobi dirinya ; horse riding, auto racing and jetski.

Pria itu sebenarnya lumayan terkejut dengan hobi gadis pujaan hatinya, dia menjilat bibirnya dan tersenyum. Betapa hebatnya sosok yang akan menjadi pendamping hidupnya, sayang kalau dilewatkan.

"Tenang aja Lun, gw bisa ngelakukin tiga hobi favorit lo." Ujar Ibas.

Luna hanya tersenyum remeh, dia tidak yakin. Ibas tetaplah cowok lemah dimatanya, dia selalu selangkah di depan Ibas. Gadis ini tau betul, bahwa Ibas sama sekali tidak pernah berkuda atau menaiki jetski.

Untuk auto racing ( balap mobil ), Ibas kemungkinan bisa. Jika dua dari itu tidak bisa, dia berani menjamin hal itu.

Melihat ekspresi Luna yang meremehkan, entah kenapa Ibas menjadi kesal. Awas aja tuh cewek.

"Nunggangin lo aja gw bisa, apalagi cuman kuda liar." Sarkasnya lalu menyenggol lengan Luna dan berjalan ke luar rumah.

***

Hayes diam-diam membuat salad buah untuk Luna, berhubung gadis dada besar itu masih disini. Sekalian lah caper hehe, mana tau dapet nenen gratis.

Pria dibawah satu tingkat Abrisam itu segera membawa salad yang dibuatnya dan pergi ke kamar Luna, eh mungkin lebih tepatnya kamar Ibas. Sial, dia lupa dengan kakak kunyuknya itu.

Mengetuk pintu kakak pertamanya dan yeah benar saja, yang membukakan pintu adalah Ibas.

"Ngapain lo?!" Tanya Ibas sewot.

Hayes cengengesan dan mengintip sedikit ke dalam kamar Ibas, "Anu bang, gw buatin salad buat Kak Luna."

"Ooh, tau gw. Lo punya niat jelek kan sama cewe gw?" Ibas menjontok kepala adiknya dan merebut salad buah dari tangan Hayes.

"Inget Hayes, Luna itu cewe gw. Berani lo lirik, gw congkel pupil mata lo. Biar diganti pake pupil anjing."

Usai mengatakan hal itu, Ibas menutup rapat pintu kamarnya dan membiarkan Hayes yang sudah hampir menangis. Beberapa kalipun mendengarkan sarkas Ibas, ia selalu ingin menangis. Kenapa, galak banget. Batin Hayes.

'Yah, hilang kesempatan liat tetek oneesan.'

Yasudahlah, Hayes kembali ke dapur. Omong-omong dia tadi menyiapkan dua salad, satu untuk Luna dan satu untuk dirinya.

"Woi, makasi saladnya bro. Woenak tenan." Abrisam tiba-tiba datang dan menepuk bahu adik bungsunya.

Lengkap sudah penderitaan Hayes, air mata menggumpal di dalam kelopak matanya dan mulai menangis lalu berteriak, 'Mami.' Abrisam seketika panik, waduh. Jika ketahuan oleh Daddynya, bisa-bisa dirinya di boxing.

"Hayes, lo kenapa jing?"

"Kok nangis?"

***

Sementara itu Esteve mengerjakan laporan di ruang kerjanya ditemani Vasilla, saat ini ibu dari tiga anak itu sedang membujuk Esteve untuk menginjikan Abrisam mengikuti lomba tinju.

"Esteve, kenapa gak kasi aja Abrisam jadi atlet tinju?" Tanya Vasilla.

Esteve menghela nafas berat, istrinya ini memang selalu membujuknya demi anak-anak kesayangan wanita didepannya.

"Sayang, aku bukannya gak ngasi. Tapi, aku belum percaya Abrisam ngendaliin kekuatannya sendiri."

"Atlet tinju itu, butuh banyak latihan."

Vasilla memegang keningnya pusing, dia tidak pernah melarang anak-anaknya untuk memilih apa kesukaan mereka. Asal hal itu bersifat positif dan tidak membuat diri mereka kelalahan.

Pria yang telah berumur itu beranjak dari kursinya dan menghampiri istrinya, dia mengusap rambut yang lembut itu dan mencium kening Vasilla.

"Abrisam, bakal aku tes dulu sebelum ikut lomba tinju. Kita juga harus tau gimana kondisi medisnya, ya sayang?" Ujar Esteve yang diangguki Vasilla.

***

Abrisam masih sibuk menenangi adik bungsunya, akhirnya jurus pergi beli es krim ke indomaret adalah jurus yang paling ampuh. Hayes memang anak yang paling manja, secara dia adalah kesayangan Vasilla dan anak terakhir yang selalu dilindungi.

Dasar bocah! Batin Abrisam.

Melihat Hayes menjilat es krim yang ia belikan, tiba-tiba dia ingin membeli kinderjoy. Dulu saat mereka kecil, Esteve selalu membawakan kinderjoy saat pulang kerja. Dia jadi rindu masa-masa itu, masa yang paling bahagia dan menyenangkan.

Ibas adalah kakak yang baik, meski dia galak dan kadang berkepribadian ganda. Luna, dia mungkin cocok dengan Ibas. Abrisam sendiri tidak pernah masalah dengan hal itu, dia hanya menyukai Luna dalam bentuk kekaguman.

Luna adalah definisi sempurna di dalam lingkaran sempurna. Meski dia juga sempat salah fokus dengan dada gadis itu, laki lain pun pasti akan salah fokus ketika melihat Luna.

Wajar saja Hayes menyukai Luna, adik bungsunya ini wibu akut. Dia suka menonton hentai, serta melihat dada besar yang ukurannya tak manusiawi.

***
VOTMEN + FOLLOW
LilisMarathon

I B A S ( My Sexiest Man ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang