C h a p t e r - 16

5K 98 10
                                    

oOo─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌Chapter 16 : Miss my punishment?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oOo
─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌
Chapter 16 : Miss my punishment?
.
.
.

Abrisam melihat pria tinggi dan putih itu, dia menaikkan alisnya. Entah kenapa dia merasa tidak suka dengan pria disana, meski kakak kelas dia tidak takut untuk bersikap tidak sopan.

"Bang, tuh cowok lama banget natep kita." Adu Abrisam.

Ibas melihat ke sisi kanan, ya memang benar ada Andre. Vampir putih sialan, jika teringat pria itu memegang tangan Luna membuat dadanya panas membara.

"Gak usah diliat, bukan anjing yang ngonggong."

Hayes mengernyitkan dahinya, "Abri buruan anterin gue ke event mall, udah mau telat ini. Gue belum persiapan." Rengek Hayes.

Abrisam memutar bola matanya malas, "Bencong sabar." Sarkasnya membuat Hayes hampir menangis.

***

"Suka lo dipegang kaya gitu sama cowo lain?!" Tanya Ibas dengan suara menantang.

"Apasih Bas, tadi itu reflek."

Ibas membuang ludahnya ke samping, saat ini mereka berada di garasi rumah Ibas. Pria berstatus pacar Luna itu menarik tangan Luna dan membawanya ke kamarnya.

Melempar tubuh gadis itu ke kasur, dan mengunci pintu kamarnya. Ibas mendekatkan dirinya dan menyibak rok sekolah gadis itu, dia menggesek milik Luna dengan tangannya.

"Ibas, bentar. Engh, bentar." Luna memegang tangan Ibas, dia tidak siap.

"Gak usah bacot, lo kalo dilembutin jadi sok."

"Buruan crot biar kontol gue bisa langsung masuk ke memek lo."

Vulgar banget.

Luna bernafas memburu, dia berusah untuk menutup di sela pahanya, tapi Ibas tidak membiarkannya. Dia membuka lebar paha Luna agar terlihat selangkangan gadis itu, saat melihat Luna yang menahan desahannya dengan mengigit bibir membuat Ibas semakin sange.

Horny, marah, pengen ngentot. Perpaduan yang sempurna.

Luna mencengkram tangan Ibas, dia menggelengkan kepalanya, gatal. Seperti ada aliran listrik yang mengalir ke dalam otaknya dan ketika itu menyebar, dia sudah mengeluarkan cairan kental.

"How to be a good girl."

Ibas melepaskan kontolnya, dan menggeserkan underwear Luna, bahkan dengan menggesekan dengan tangannya saja Luna bisa keluar dengan cepat.

Memasukkan tanpa ada penghalang, menaikkan kaki kanan Luna ke arah pundaknya dan memperdalam hentakannya ke dalam membuat Luna menganga lebar.

"Enak kan sayang? gak ada yang seenak kontol gue, jadi jangan main-main." ujarnya sambil meremas dada Luna dari luar.

Mencium bibir gadisnya dan membalikkan posisi agar Luna duduk dipangkuannya, "Gerakin pliss, rasanya penuh." Keluh Luna.

"Gerakin sendiri, gak usah manja."

Luna mengeluarkan ekspresi merajuk, dia berpegangan pada bahu Ibas dan mencoba menggerakan bokongnya naik turun dengan pelan. Sangat pelan hingga Ibas gemas, tapi biarkan saja. Sampai mana cewek sok kuat ini akan bertahan.

Gak tahan.

Membawa tangan Ibas untuk meremas dadanya dia memeluk Ibas dan menyenderkan kepalanya di samping leher pria itu.

"Sayang, gerakkin." Bisiknya tepat di telinga Ibas.

Pria itu menelan ludah, seksi banget bangsat. Untung udah jadi cewe gue anjing, batinnya.

Melepaskan penyatuan mereka, Ibas segera menyuruh Luna untuk menungging, dia kembali memasukkan penisnya dan kali ini dengan gerakan yang lambat tapi masuk sampai ke ujung-ujungnya. Gerakan itu membuat Luna pusing, titik pusatnya ditemukan, hal itu membuat Luna mendesah tiada henti.

"Berisik, tapi gw suka."

VOTMEN + FOLLOW

I B A S ( My Sexiest Man ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang