C h a p t e r - 13

5.4K 83 6
                                    

oOo─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌Chapter 13 : Mimpi Yang Dikubur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oOo
─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌
Chapter 13 : Mimpi Yang Dikubur

.
.
.

Naskah yang begitu bagus itu tersusun dengan rapi di dalam memo laptopnya, dia membayangkan bagaimana jika dirinya benar - benar menjadi seorang detektif yang handal dan pintar. Menyelesaikan beberapa kasus dalam waktu cepat, tapi kembali lagi itu hanyalah naskah yang tertulis di dalam memo. Jika memang bisa memilih, dia ingin menjadi seperti apa yang sudah tertulis di naskah itu.

Luna menatap kosong laptop di pangkuannya, dia kembali memakan mochi matcha kesukaannya. Sebenarnya kenapa kita tidak bisa melakukan apapun sesuka hati? Jawabannya ya karena setiap tindakan ada konsekuensi.

Untuk tetap fokus terhadap impian memang sulit, karena itu beberapa orang memilih mengejar mimpinya yang paling mudah digapai.

Notifikasi ponselnya berbunyi, Luna segera mengeceknya, tertera disana nama Ibas mengiriminya chat Whatsapp.

Luna sebenernya tidak mengerti kenapa Ibas terlalu menekan dirinya, Ketua Osis itu memang sangat menyusahkan. Dia harap Ibas segera mempunyai kekasih dan mengabaikan dirinya.

Malas untuk jatuh cinta.

***

Ibas memanggil Luna yang sudah siap dengan wajah masamnya, hari weekend ini dia ingin jalan - jalan dengan calon jodohnya.

"Panas tau Bas, kenapa sih harus jam satu siang." Ujar Luna dengan kekesalan yang memuncak.

Cowok itu menatap Luna dalam, "Pake mobil, ac hidup. Kurang apalagi? Gak usah ngeles, cepet buka pintunya terus naik ke sini." Ibas benar - benar malas meladeni Luna yang banyak alasan.

Gadis itu menghentak - hentakkan kakinya dan masuk ke dalam mobil Ibas dengan cemberut, eh sejak kapan cewe ini berani mengeluarkan ekspresi seperti ini.

Mengambil kemudi dan menjalankan mobilnya, dia sedikit melirik karena kebetulan Luna hanya memakai croptop dan hotpants ketat, sepatu putih? not bad lah, Orang cakep diapain juga tetep cakep, jadi gak usah ngiri.

"Btw, mau jalan - jalan kemana?" Tanya Luna.

"Nyewa hotel buat ngentot." Jawab lagas Ibas.

"Otak lo cuma ngentot doang isinya, bangsat emang."

Luna bersedekap dada dan mengalihkan pandangannya ke jendela, kesal, kenapa cowo tuh cuman tau selangkangan? tetek, mulut.

"Kenapa? Ngambek, kalo ngambek berarti itu tandanya udah mulai demen sama gue." Kata Ibas sedikit tertawa, dia sedikit membenarkan kacamata hitamnya, silau bos.

Ketika sampai di tempat tujuan, Ibas langsung menyuruh Luna keluar. Ternyata cowok itu membawa Luna untuk berenang di air terjun, sekalian nginep.

Menggandeng tangan gadisnya, Ibas melangkah tanpa ragu, kebetulan tempat wisata ini memang sedang tren jadi ya agak rame. Dia bisa melihat pandangan laki maupun wanita yang menatap mereka, mata emang enak kalo liat pasangan sama cantik ganteng, but emm proud of your self ajasi.

"Berenang?" Tanya Luna.

Ibas mengangguk, "Tapi besok berenangnya, sekarang mending ke penginapan, capek gue nyetir."

Luna hanya menurut saja, genggaman tangan mereka terasa begitu hangat. Rasanya nyaman, gadis itu merunduk dan berjalan dibelakang Ibas.

Sedikit bersender di punggung besar itu, bisa gak ya?

VOTMEN + FOLLOW

I B A S ( My Sexiest Man ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang