4.

1K 159 18
                                    

Tidak terasa seminggu berjalan cukup cepat. Satang sudah kembali ke sekolah dan beraktifitas seperti biasanya, termasuk bermusik.

Kali ini ia menghabiskan waktunya lebih lama diruang latihan musik akademinya. Yang terkadang membuatnya lupa waktu.

"Satang"

Panggilan suara dari arah belakang tak dihiraukan Satang karna terlalu fokus, juga ia sedang menggunakan headphone.

Merasa tak akan ada balasan, seseorang yang memanggilkan kini mencolek pundaknya. Barulah Satang menoleh, menatap seorang kakak pelatih berdiri dibelakangnya.

"Ga balik?"
"masi ada yang miss kak, gatau kenapa rasanya kek ga cocok gitu"
"Gimana kalo kamu pulang dulu, latihan dirumah aja atau ga istirahat kamu aku perhatiin latihan sampe malem terus. Nanti waktu audisi kamu sakit loh, suara kamu juga harus dijaga kan"

Satang berpikir sejenak, apa yang disampaikan kakak pelatihnya tidaklah salah. Dia memang mengencangkan waktu latihannya dua kali lebih banyak dari waktu latihan dia biasanya karna banyak meninggalkan waktu latihan sebelumnya.

"Yaudah deh kak, pulang aja"

Satang berdiri lalu membereskan peralatannya termasuk gitar kesayangannya yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Kak Dunk ga balik?"

Satang mendapati Dunk masi berada diluar ruangannya, terlihat seperti sedang menunggu dirinya.

"Mau nawarin kamu balik. Ayo aku anter udah lumayan malem nih Joong lagi ga ada soalnya"

Satang mengangguk mengerti lalu mengekori Dunk dari belakang menuju parkiran.

Sesampainya dirumah, Satang mengintip sebentar kearah jendela kamar Winny. Kamar itu hari ini terlihat gelap gulita dengan jendela tertutup, tidak seperti biasanya yang menyala dengan jendela yang terbuka.

Hati Satang seketika riang, setidaknya kali ini ia bisa latihan dengan tenang tanpa gangguan dari suara sumbang Winny.

Dengan perasaan tenang Satang membuka jendela kamarnya, menampakkan langit malam yang tanpak indah bersama dengan bulan bertengger disana. Lalu ia mulai bernyanyi, menyanyikan beberapa lagu yang menurutnya akan cocok ia nyanyikan saat Audisi.

Beberapa kali Satang fals atau petikan kunci yang ia nyanyikan tidak sesuai dengan nadanya. Beberapa kali juga ia berhasil menyanyikan lagu dengan sangat baik, yang selalu diakhiri dengan sorakan dari dirinya sendiri.

Yang tanpa ia sadari, seseorang mendengar suaranya dengan tenang dan damai di dalam kamarnya. Winny dengan terlentang mendengar suara merdu Satang. Jendela kamarnya memang tertutup, tapi tak sepenuhnya rapat dan lampu kamarnya sengaja ia matikan.

Winny selalu mengagumi suara ini, suara yang sejak awal membuatnya tenang. Katakan Winny cukup beruntung karna dapat mendengar Satang bernyanyi disaat keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja untuk saat ini.

Paginya saat berangkat kesekolah, sudah menjadi kebiasaan jika Fourth, Ford dan Winny akan selalu berangkat bersama. Karna kebetulan mereka bertiga tinggal didalam komplek yang sama. Berbeda dengan teman-teman yang lain.

Sementara Satang ia berangkat sendiri, membawa gitarnya, tidak lupa helm berwarna hijau yang selalu melekat dikepalanya setiap pagi. Satang selalu pergi menggunakan ojek online walaupun jarak dari komplek dan sekolahnya tidak lah sejauh itu.

"Win win win, Satang win" Winny memperhatikan Satang yang baru saja melewati ketiga sohib itu. Lama ia menatap Satang dengan ekspresi yang tidak biasa.

"Anjir gua jadi inget, omongan kita di tempatnya bang bumi belom kelar kan waktu itu"
"Omongan apaan?" Ford yang tidak mengingat apa-apa kini mencoba mengingat-ngingat.
"Yang Winny bugil keluar dari rumah Satang"
"LAH IYAAA BENER"

housemate - winnysatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang