7.

453 49 0
                                        

Satang masi berdiam diri dalam kamar yang diberikan keluarga Winny untuk ditempatinya. Tepat disebelah kamar Winny.

Tangannya tidak bisa diam sejak tadi, memperlihatkan kegelisahannya. Winny memang suka marah-marah tapi baru kali ini ia melihat Winny menunjukkan kemarahannya yang sebenarnya.

Satang berjalan kearah dinding yang memisahkan kamarnya dan kamar Winny. Kepalanya ditempelkan mencoba mendengar apa yang sedang Winny lakukan didalam.

Tentu saja tidak terdengar suara apa-apa, hening. Dan keheningan itu malah membuat satang semakin gelisah.

Dikamar sebelah, Winny tengah terdiam diatas kasurnya. Menatap langit-langit kamarnya yang tampak kosong, hanya ada dua cikcak diatas sana yang sedang beradu. Dan itu menjadi fokusnya saat ini.

Sekitar 30 menit ia menatap kedua hewan itu fokus. Bahkan ketika kedua hewan itu menghilang dari langit-langit kamarnya, pandangannya masi tertuju keatas sana.

Pikirannya penuh pada apa yang Satang ucapkan.

'Memangnya yang gua lakuin salah ya?'
'Apa salah baik ke orang?'
'Apa dia gamau dibaikin?'

Banyak pertanyaan yang dilontakannya dalam hati. Tapi tak ada satu pun jawaban yang ia dapatkan. Pusing dengan semua pertanyaannya, Winny memilih tidur.

Paginya, Satang berniat untuk minta maaf pada Winny. Semalaman berpikir ia baru menyadari ucapannya cukup kelewatan. Namun saat mempersiapkan diri, tak disangka-sangka Winny dan Satang keluar dari kamar secara bersamaan.

Winny menatapnya sekilas, lalu berjalan duluan menuruni tangga. Disusul Satang yang semakin canggung.

"Selamat pagi, mama udah buatin sarapan buat kalian. Ini bekal buat Winny, ini buat Satang"

Lagi-lagi hal sederhana yang buat Satang tersentuh. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ibunya membuatkan bekal untuknya.

"Makasih ma"

Satang sangat senang menatap bekal makan siangnya sampai-sampai tidak sadar jika Winny menatapnya dalam diam.

Tidak banyak pembicaraan diatas meja, namun suasana dingin dan canggung terlihat jelas dimata ibu Winny. Ada yang tidak beres antara keduanya, terutama Winny yang tidak mengajak Satang berbicara sedikit pun.

"Winny berangkat ma"

Winny meletakkan sendoknya, lalu pergi terburu.

"Loh ga berangkat sama Satang?"
"E-Eh gausah mah, hari ini Satang berangkat sendiri aja biasanya juga gitu"

Ibu Winny menatap aneh. Benar-benar ada sesuatu yang terjadi diantara keduanya.

Disekolah, keduanya bersikap seperti biasanya. Winny yang bercanda dengan teman satu gengannya dan Satang yang asik dengan dunianya sendiri.

Ford menyenggol lengan Winny.

"Berantem ya lu, sama Satang?"
"Bukannya dari dulu juga berantem ya?"

Fourth ikut menimbrung percakapan kedua temannya itu.

"Kan udh baikan kemaren?"
"LAH KAPAN DAMAINYA?"
"Ga liat lu mereka pulang bareng kemaren?"

Ford dan Fourth malah berdebat tak penting. Winny menoleh sedikit pada Satang yang mendengarkan lagu dengan earphone dan mencatat sesuatu yang Winny tidak paham.

Begitu seterusnya, hampir seminggu keduanya tidak ada berbicara sama sekali. Bahkan niat untuk mengganggu seperti biasa pun tidak ada, kali ini suasana benar-benar seperti orang asing.

Setiap kali Satang hendak memulai berbicara Winny dengan segera memotong dan pergi.

Seminggu sudah Satang merasa tidak enak, menumpang pada rumah Winny tapi tidak saling berbicara atau bahkan bertegur sapa padanya.

housemate - winnysatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang