1.

1.2K 192 22
                                    

Ini minggu pagi, tidak ada yang spesial di minggu pagi untuk seorang Winny. Hanya nongkrong, nongkrong dan nongkrong, kerjaannya seharian hanya nongkrong tidak lebih dari itu.

Kali ini pun sama, ia sedang duduk di sofa sambil duduk bersila membalas semua pesan chat dari teman-temannya sambil sesekali tertawa kecil.

Dari arah dapur ibunya menatap putra semata wayangnya itu bertingkah seperti orang aneh, lalu mendekatinya.

"Win" panggil ibunya, tapi tak ia gubris, sengaja.
"Weeeeny!" jika sudah begini, Winny baru  akan menoleh pada ibunya. Deheman singkat sambil mengangkat sebelah alisnya Winny layangkan, mengisyaratkan pada ibunya kenapa memanggilnya.

"Antar ini ke rumah Satang cepet" mendengar nama Satang, Winny lalu memicingkan matanya. Tetangga itu lagi.

"Mama kenapa rajin banget ngasi makanan ke Satang deh, mama mau gebet papanya Satang ya?" Ucap Winny santai yang malah membuat mamanya murka, ia lalu mengambil bantal sofa dan memukulkannya kepada Winny.

Hingga membuat Winny berdiri menghindar dan berlari sambil tertawa cekikikan karna berhasil mengerjai ibunya.

"Anter cepet!!" Itu titah terakhir ibunya sebelum Winny mengambil sebuah mangkok sedang lalu membawanya malas kepada tetangga sebelahnya.

Hanya perlu melangkah sekitar 30 langkah, ia lalu sampai dirumah Satang. Mengetuk pintu, memberikan mangkuk makanan, lalu pergi biasanya ia akan seperti ini. Tapi hari ini sedikit berbeda, pintu rumah Satang terbuka lebar.

Menampakkan isi rumah Satang yang sangat rapi. "Misi paket!" Teriaknya. Biasanya trik ini mampu membuat sang pemilik rumah keluar. Sayangnya trik ini gagal digunakan dirumah Satang.

"Dih kemana nih orang rumah?" Winny berdiam sebentar.
"Masuk aja kali ya, misi ijin masuk ya" ujarnya seorang diri.
"Iya masuk aja" jawabnya sendiri juga.

Perlahan-lahan Winny masuk, dia begitu takjub dengan isi rumah Satang yang tertata begitu rapi dengan warna monokrom. Sangat berbeda dengan rumahnya yang lebih terkesan homie, karna ibunya sangat suka furniture berwarna pastel.

Melihat didepan matanya ada meja, tanpa pikir panjang Winny segera kesana. Sayangnya ia tidak melihat ada Satang yang juga baru turun dari tangga. Dan tragedi itu pun terjadi.

Satang menabrak Winny dan refleks mendorongnya. Sementara Winny terjatuh kelantai dengan bermandikan isi mangkok. Kuat Soto yang harusnya dimakan dan bersemayam dilambung Satang malah tumpah sepenuhnya kebaju Winny dan berceceran di lantai.

"Eh sori-sori" ujar Satang yang keliahatannya sangat terkejut.

Sementara Winny terlihat begitu kesal, padahal dia sudah mandi dan ingin langsung pergi nongkrong ke warkop bang Bumi. Tapi malah begini, "makanya jalan pake mata!" ucapnya kesal. Mendengar ini Satang jadi berbalik kesal padanya, niatnya yang awalnya ingin menolong malah tidak jadi.

"Harusnya lo yang buka mata lebar-lebar ga sadar mata lo sipit, trus ngapain juga lo nyelonong masuk rumah gue??!" Winny yang tidak terima berdiri dari duduknya. Dia menatap mata Satang lama dan tajam terlihat begitu menahan amarahnya sampai yang ditatap jadi tidak enak sendiri, apa perkataannya keterlaluan?

Sambil tetap menatap Satang kesal, Winny membuka bajunya.

"Ehh mau ngapain lu!?" Ujar Satang panik, ia mundur selangkah menaiki tangga.

Tak hanya baju, kini Winny juga membuka celananya dan hanya menyisakan boxer biru tua yg ia kenakan. "L-LU MAU NGAPAIN???" Satang semakin kaget, ini pertama kalinya ia melihat seseorang nekat telanjang didalam rumahnya.

"Lu cuciin baju gua!" Titahnya, lalu pergi keluar dengan keadaan hanya menggunakan boxer pendek saja.

Winny terus-terusan mengeraskan rahangnya. Aneh rasanya ia bisa menahan emosi, padahal biasanya ia akan langsung main pukul jika ada yang membuatnya kesal. Tapi kali ini tidak mengerti kenapa, Winny tidak bisa melakukannya. Menatap mata Satang yang hanya diam menatapnya membuatnya menahan diri.

housemate - winnysatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang