ㅤCerita ini dimulai dari gadis 16 tahun yang memiliki julukan Karen, karena namanya Karenella. Gadis ini duduk di bangku kelas 10 SMK yang tidak menyukai pelajaran sejarah, gadis dengan mata yang seperti kaca itu bukanlah sosok yang peduli dengan kehidupan percintaan. Karen, hampir semua guru di SMK memanggilnya dengan sebutan itu termasuk teman sekelilingnya, namun ada yang memanggilnya dengan sebutan Nella. Gadis yang mempunyai Husbu dan waifu di dunia 2D, anime.
ㅤKetika manusia normal pada umumnya memulai pagi dengan sarapan, minum susu atau sekedar berkecap-kecap manis dengan keluarga, berbeda dengan Karen. Bukan tidak normal tapi sosok Karen sedikit berbeda dengan manusia pada umumnya. Karen mengawali pagi dengan suara kucing yang meong-meong meminta makan.
"Argh berisik cil! Lu ayam apa kucing?" Kata-kata yang keluar dari mulut Karen, tidak mengubah kemungkinan bahwa kucing bisa menjawabnya.
Cil singkatan dari Bocil, sebutan kucing Karen.ㅤGadis itu beranjak dari tempat tidurnya, memberi makan kucing setelah itu membersihkan diri dan mengambil air wudhu. Kehidupan Karen berubah 180° dengan kehidupan waktu SMP, yang dulunya selesai ibadah melanjutkan untuk merawat diri. Namun di SMK bahkan merawat diri, beli obat harian saja tidak bisa lebih tepatnya tidak ada waktu.
"Wah pasti disekolah penyakitnya kumat terus-terusan" ujar Karen sembari menatap tempat obatnya yang berisi banyak obat tapi tidak ada obat hariannya.
ㅤBerangkat sekolah dengan perut kosong didampingi langit yang masih gelap, membuat tetangga selalu membicarakan sosok Karen. Karen berangkat lebih pagi tepatnya jam 05.30 pagi bisa lebih bisa kurang, yang terpenting jam 06.00 pagi sudah berada disekolah. Jika melebihi jam 06.00 akan mendapatkan konsekuensi dari pembina.
ㅤKaren mengikuti ekstrakurikuler yang tidak biasa, dulu sifatnya pemalu dan pendiam sekarang menjadi berani dalam hal apapun. Pada umumnya siswa sampai disekolah jam 06.30 tapi di jam segitu biasanya gadis bermata jernih seperti kaca ini sudah siap untuk melakukan tugas-tugas dari guru kesiplinan, yaitu memberikan pengertian bagi siswa/siswi yang melanggar tata tertib. Tidak hanya Karen tapi semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler itu kecuali siswa yang lebih tinggi jabatannya, biasa disebut senior.
"Tata tertib sekolah ini bagaimana?"
"Lho cuma gak pake dasi kok!" seorang siswa yang mencoba membela dirinya.
"Setiap siswa disini sudah diberi lembaran yang berisi tata tertib sekolah waktu penerimaan siswa, jika Anda tidak mau dibilangi bagaimana dengan tanda tangan orang tua anda diatas materai lembaran tata tertib?"
"Iya iya" ujar seorang siswa dengan menghembuskan nafas berat.
"Silahkan ke guru kesiswaan".
ㅤBegitulah cara yang biasanya dilakukan untuk siswa yang tidak sadar diri. Seorang siswa di sekolah SMK ini harus disiplin karena kami di didik agar menjadi pribadi yang baik dan diterima masyarakat. Bukan hanya mengerjakan tugas lalu pulang.
ㅤMengikuti perintah guru dan senior menjadi kebiasaan Karen. Berangkat pagi dari siswa biasa dan pulang lebih lambat dari siswa biasa, itu keistimewaan ekstrakurikuler di SMK ini. Manfaatnya banyak termasuk mempererat tali persaudaraan antar siswa dan sekolahan ini. Bagi Karen sekolahnya adalah rumah ke-tiganya.
ㅤDi dalam kelas gadis bermata jernih itu suka mengganggu teman sebangkunya
"Oi ngerjain paan?" dengan menyenggol beberapa kali lengan teman sebangkunya, sebut saja Mala.
"Makanya baca grup!" bercak kesal lalu melanjutkan kegiatan menulisnya.
"Emang gurunya kemana mal? Ini tugas sejarah pasti jawabannya panjang" berekspresi sedih, walaupun aku tinggal di Indonesia tapi aku bukan orang dulu yang tau lika liku kehidupan waktu dan sebelum Merdeka.
"Google ada" cetus Mala.
"Percuma bawa buku paket, gak dipake" gumamku.
ㅤMala tersenyum, bukan kepadaku tapi dia membaca postingan Instagram yang berisi foto idol Koreanya. Mala adalah salah satu penggemar berat Haechan, tak heran jika dia mengaku-ngaku pacarnya Haechan dan sebagainya.
"Lihat nel, kumat lagi" ikutan tertawa, sosok yang receh sebut saja Elok lalu sampingnya yang pemarah bisa disebut Zahwa.
"Haechan ada di Indonesia, nel" gumam sambil menarik ulur tanganku.
"Ya temuin dong"
"Nanti gak bisa pulang, gak ada uang pulang ke sini"
"Ya ngemis dong, dapet banyak pulang" ujarku yang membuat Mala termenung.
Membuat diriku, Zahwa dan Elok tertawa. Jika dipikir-pikir konser idol Korea harganya mahal, belum menginap dan makannya. Bisa berangkat belum tentu bisa pulang, semua yang harus dipikir matang-matang.
ㅤWaktu wali kelas memberikan raport kepada anak muridnya, semua murid takut akan nilai yang mereka dapatkan. Karen tidak pernah perduli dengan nilai, baginya nilai bukanlah sebuah patokan untuk berhasil dimasa depan. Namun nilai itu berpengaruh pada ekstrakurikuler yang di ikutinya disekolah, entah apa yang akan terjadi nantinya.
"Nilai dibawah KKM mu berapa, Mal?" tanya Zahwa.
"Ada tiga tapi gapapa, ada 100" jawab Mala dengan mengamati detail nilai-nilainya.
"Wih semangat" ujar Karen
"Selamat yaa btw bukan semangat!" ceramah Mala.
"Iya itu deh" ujar Karen
"Huh nasib absen terakhir gini amat" lanjutannya.
Sebutan Karen bukan hanya namanya namun nomor urut dikelasnya itu terakhir yang membuat percaya bahwa nama adalah doa bagi seseorang.
ㅤTugas sejarah lagi, Karen mencoba membaca-baca artikel dari sumber manapun lalu digabungkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lalu mengumpulkan tugasnya. Disisi lain Mala kebingungan memilih ayam kremes atau ayam geprek dan level pedas untuk ayamnya.
"Enakan ayam geprek atau ayam kremes?" tanya Mala
"Kamu nenye?" jawabku yang membuat Mala kesal.
Bagaimanakah tanggapan Mala kepada sikap menjengkelkan milik Karen? Or Mala akan merajuk kepada Karen?
ㅤㅤ
ㅤTypo bertebaran mohon maaf sebesar-besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karen & Dunianya
Non-Fiction"Ibuku pernah membuat ayam kremes, but not chicken" ujar Karen. "Ha? Maksudnya?" Cetus Mala. ㅤSebuah kekonyolan yang Karen ceritakan kepada temannya yang selalu membuat teman-temannya tertawa keheranan. "Ayo rek siapa yang mau ke KUA! Ayo ke KUA La"...