Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan menjadi pohon tinggi

25 4 1
                                    

Aku adalah tamu
Menggerak dalam pilu
Yang mencintai tanpa malu
Tuk menujumu tanpa ragu

Kau adalah rahasia
Membayang di suatu masa
Terarah dalam waktu
Masa depan yang kutunggu

Kalau diriku Puan maka kaulah Tuannya..
Tuan apakah besok kita bertemu? Kalau iya, aku ingin mendengarkan ceritamu sambil makan bakso seperti waktu itu. Terima kasih untuk baksonya yaa walau kau yang harus menghabiskan sisaku, sampai dikira penjual bakso kita memiliki hubungan lebih dari seorang teman. Disitu juga temanmu sampai tersedak pentol karena penjualnya berbicara sembarangan, tuan lain kali jangan lupa bawa uang 500 koin yaa untuk jaga-jaga jangan sampai mengutang walau 500 koin.

Tuan, aku memiliki indra perasa yang kuat. Aku tau rasanya pedas, aku tau rasa asam, aku tau rasa manis, aku tau rasa coklat, aku tau rasa cinta!
Perhatianmu begitu jelas tuan, aku tidak bisa berkata-kata. Sosok seperti itu sejak dulu yang kucari, akankah tuan berbeda dari masa laluku?

Memories

"Karen, apa yang kau sukai dariku?"

"Yeah tapi tak tahu karena apa, apakah harus di definisikan?"

"Aku perlu tau, definisikan saja aku mendengar. Lagi pula jalan pulang masih jauh"

"Apa yang harus ku ucapkan agar kau percaya?"

"Aku sendiri tidak tau jawaban apa yang inginku dengar, tapi aku sendiri juga tidak tau karena apa"

"Bagaimana kau bisa menyukaiku?"

"Rasanya keluar dengan sendirinya, Karen"

"Rasa itu bagaikan angin yang datang"

"Antara pelangi dan senja mana yang kau sukai?"

"Tidak keduanya, aku lebih menyukai angin karena selalu datang dan menyamankan seperti mu"

"Jawabmu membuatku tak berkutik, Karen"

"Hehe, fokuslah jalan"

"Kau lebih indah dari pelangi dan senja"

Pas kau bilang gitu pipiku merah, perutku juga digelitik sama banyaknya kupu-kupu. Rasanya mau melayang kaya balon ke langit, terus ngasih tau ke orang-orang kalau aku punya temen semanis engkau.

Tuan, apakah kau membuatku jadi prioritasmu? Kalau iya, jangan dipaksa ya. Kesibukan kita berbeda, kau ajak aku kemana saja itu pasti menyita waktumu yang berharga. Lain kali aja ke pantai, kita udah ke lembah seminggu yang lalu itupun semua kau yang membayar. Terima kasih untuk waktu berharganya.

Aku mencintaimu seperti malam, dipenuhi oleh diam. Aku akan menjaga rasa ini walaupun aku ingin menjadi bintang bagimu karena hubungan kita hanya sebatas teman. Aku ingin kita seperti angin, berhembus mulus untuk menghiraukan segalanya yang tak terduga.

Tuan, kelak nanti jika kita tidak ditakdirkan Tuhan untuk bersama, maka aku ingin melihatmu baik-baik saja. Aku akan tersenyum walau tidak bersama, dan aku akan menjadi diriku yang kau kenal. But I want us to take it to a more serious level.

Tuan, kita hanya manusia biasa yang berharap untuk bersatu bukan mau melawan takdir masing-masing. Kita hanya bisa berdoa kepada sang pencipta dan berusaha supaya kita dipersatukan, benarkan?
Kau pernah mengajakku ke alun-alun kota lalu mentraktirku minum, aku tidak enak dengan itu karena aku tidak ingin minuman dingin. Aku menyukai yang hangat tapi kau mengeluarkan kehangatan dari semua kata-kata yang kau ceritakan sampai membuatku nyaman dan tak ingin waktu terus berjalan, aku ingin waktu berhenti, aku ingin mendengarkan semua ceritamu, aku ingin kenyamanan ini tidak hilang.

Tuan apakah aku bisa kerumah mu lagi? Kalo tidak, aku tak akan memaksamu karena bagi seorang lelaki membawa perempuan kerumah bukanlah hal yang mudah ya. Aku paham, terima kasih ya dan maaf jika aku merepotkan dirimu. Biar semesta yang bekerja untuk kita, aku akan menunggu waktu yang kau sebut 'tepat' itu agar peranku di hidupmu tidak sampingan lagi.

Apakah tuan tau? aku merasa nyaman dan aman jika didekat mu. Walau aku sendiri yang perempuan diantara temanmu, kau selalu menjagaku dari mereka dan darimu. Aneh tapi nyata, kau menjaga jarak agar diriku tidak risih ya? Maaf yaa, trauma dengan lelaki yang ku alami membuatmu cukup kerepotan.

Sikapku yang risih di dekat lelaki itu merupakan bekas masa lalu, karena dulu aku pernah dekat dan bahkan sudah menggantungkan diri namun nyatanya sosok tersebut melepasku. Ya benar sosok itu menikah dengan orang lain, tidak memberitahu sama sekali, mendapat informasi dari orang lain, siapa yang tidak kecewa?

Aku bahagia menjadi salah satu dari sekian banyaknya memori di dalam ingatanmu.

Aku bahagia bisa menjadi salah satu dari sekian banyak lembar kertas di dalam ceritamu.

Mungkin baginya aku tak penting tapi sekarang ku ucapkan sosok tersebut sangat tidak penting. Sekarang yang penting adalah kau, Tuan.

"Bagaimana cara agar aku bisa membuatmu marah?"

"Aku bukan tipe orang marah"

"Lalu apakah kau tidak pernah marah?"

"Pernah, aku hanya jengkel tapi tidak ada yang tau"

"Bagaimana aku bisa membuatmu jengkel?"

"Kau sudah membuatku jengkel, Karen"

"Apa yang kulakukan? Aku hanya bertanya"

"Kau kabur dari rumah seperti kemarin itu sudah membuatku jengkel"

"T-tapi"

"Caramu yang mengacuhkan pertanyaanku dan langsung pergi dari rumah tanpa sepengetahuan orang tua itu sudah sangat membuatku jengkel"

"I-itu, kan aku tak jadi kabur"

"Tetap saja"

"Apa kau jengkel sekarang?"

"Bagaimanapun aku takut dirimu kenapa-napa dijalan. Kau selalu lupa jalan, kalau tersesat bagaimana?"

"Iya maaf, cerewet"

"Sudah jangan menatapku seperti itu ih"

Responmu membuatku terkejut, siapa kira dirimu seperhatian itu padaku?
Kata-kata yang keluar dari mulutmu selalu menyatakan bahwa kau begitu menghafal diriku. Kau manis sampai aku tidak kuat jika kau menatapku lama-lama, aku selalu berusaha menatapmu lama tapi kenapa diriku yang selalu kalah? Sepanjang hidupku aku tak pernah kalah jika disuruh menatap mata seseorang tapi ini aku sampai tidak kuat rasanya ada yang meronta-ronta entah mau kemana. Oh tuan kau hebat

Part ini aku menulis tentang mu agar kelak kalau kau perlahan dihapus dariku oleh waktu, aku bisa mengenang seseorang yang bisa membuatku bangkit perlahan dari masa laluku. Dan sewaktu-waktu kau bisa membaca tulisanku, kau sadar bahwa aku mencintaimu setulus ini.

untuk puisi aku merangkainya sendiri, dengan mengambil beberapa kosa kata lalu menyatukan sekata demi sekata.
cerita ini juga diambil dari kisah nyata yang bisa di cari kebenarannya.


Terima kasih sudah membaca sampai sinii
❤️❤️❤️

Karen & DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang