ㅤ Pelajaran olahraga yang selalu ditunggu -tunggu temen sekelas ku, pelajaran yang membuat kami santai dan bisa jajan sepuasnya tanpa menunggu jam istirahat. Minggu kemarin penilaian senam yang menandakan bahwa materi terakhir telah selesai dan sekarang waktunya jamkos (jam kosong) namun pak guru tidak membiarkan kami beristirahat karena sedang ada tamu disekolah jadi pak guru menyuruh kami melakukan permainan jaman dulu yang cukup terkenal, benteng-bentengan. Yang anggotanya dibagi oleh pak guru agar adil, pertama kali dimenangkan oleh anggota ku hingga saat mau kemenangkan kedua kalinya tiba-tiba hujan turun.
"Hujan turun!" sorak teman-teman
"Hujan ya" ujarku sembari tersenyum simpul melihat telapak tangan yang dijatuhi tetes demi tetes air dari langit.
"Yeee menang"
"Ayo ganti benteng"
"Sudah dua kali menang ya" ujarku sembari tersenyum lebar
"Buat strategi"
"Butuh orang yang memancing" ujar teman membuatku berpikir agar aku saja yang berkorban
"Karen kembali, jangan jadi kambing hitam"
"Gapapa kok" sahutku namun hujan semakin deras membuatku teringat pada waktu SMP..
"Kuat gak?"
"Kuwat" ujar lelaki itu dengan nafas yang memburu
"Dorong yang kenceng"
"Ini.. masih berusaha" sahutnya dengan nada yang seperti dicekik
"Aelah aku turun ya"
"Jangan, aku bisa kok" lelaki itu mulai kehilangan keseimbangan
"Gila lu nanti kalo jatuh gimana"
"Ini udah stabil sepedanya, hehe" lelaki yang memakai baju biru putih itu mengatur nafasnya
"Makanya tinggi, biar kuat gonceng aku"
"Aelah boro-boro tinggi, makan aja masih sering lupa" sahut lelaki
"Huu dasar males"
"Kerasa gak?" ujar lelaki yang menggayuh sepeda pancal dengan kaki yang pendek
"Yayalah lu terlalu pelan! Gimana gak kerasa"
"Bukan itu.." sahut lelaki lalu hujan turun dengan derasnya tanpa aba-aba
"HUJAN!!!"
"INI YANG TADI GW MAKSUD!" Teriak lelaki itu dengan gopoh menggayuh sepeda
"Aaa kurang banter!"
"Sabar ini masih usaha" lelaki itu berusaha secepat mungkin sampai pada tujuannya
"Belok woy, makin deras nih hujan"
"Gak, habis ini sampe" ujar lelaki yang basah karena guyuran hujan
"Pegangan!" Lanjutnya
"Ngajak mati jangan di desa sendiri bodoh"
"Nanggung" ujarnya lalu membelokkan sepeda ke rumahku
"Disini aja, gw pulang" ujarnya dengan memarkirkan sepeda di depan rumahku
"Berhenti!"
"Disini aja dulu, nunggu hujan reda dulu"
"Gak, ganti pakaian sana" ujarnya lalu mulai mengguyurkan tubuhnya ke derasnya hujan membelakangi tubuhku
KAMU SEDANG MEMBACA
Karen & Dunianya
No Ficción"Ibuku pernah membuat ayam kremes, but not chicken" ujar Karen. "Ha? Maksudnya?" Cetus Mala. ㅤSebuah kekonyolan yang Karen ceritakan kepada temannya yang selalu membuat teman-temannya tertawa keheranan. "Ayo rek siapa yang mau ke KUA! Ayo ke KUA La"...