Part 2: Ayo ke KUA?

26 8 1
                                    

Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Kemerdekaan

dengan 2 cara:
a. Perjuangan Bersenjata:
- pertempuran Surabaya
- palagan Ambarawa
- Bandung lautan api
- pertempuran Medan area
- pertempuran lima Hari
b. Strategi Diplomasi:
- Linggarjati
- perundingan renville
- perundingan Roem-royen
- konferensi inter Indonesia
- konferensi meja bundar
Tugas:
Mencari latar belakang, tokoh-tokoh, usaha untuk mengatasi peristiwa diatas!

ㅤTugas sejarah, Karen mencoba menelusuri dan membaca-baca artikel dari sumber manapun lalu digabungkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kemudian mengumpulkan tugasnya. Disisi lain Mala kebingungan memilih ayam kremes atau ayam geprek dan level pedas untuk ayamnya.

"Enakan ayam geprek atau ayam kremes?" tanya Mala

"Kamu nenye?" jawabku yang membuat Mala kesal.

"Gak!" Cetus Mala.

Beberapa saat kemudian Mala bertanya lagi,

"Alaa enak level berapa ini?"

"Lah ka.."

"Kalo lu bilang, kamu nanya lagi tak banting nih meja" ekspresi wajah sebal yang diberikan Mala membuatku kasihan bukan berarti aku tidak akan membuatnya kesal lagi.

"Level 3 cocok buatmu"

"Nanti kalo selesai makan langsung kebelet ke kamar mandi" lanjutku sembari menertawakan jika kejadian itu terjadi.

Aku menyarankan level paling atas ya karena aku tau selera Mala bagaimana walaupun kita teman baru yang bulan Juli, tahun lalu kita dipertemukan.

"Membahasan soal makanan, aku teringat ibuku dulu selalu bereksperimen" cetus Karen.

"Eksperimen seperti apa?" pada umumnya seseorang itu selalu ingin tahu tentang kehidupan orang lain terutama teman sebangku denganku ini.

"Ibuku pertama membuat ayam kremes, but not chicken" ujarku.

"Ha? Maksudnya?" Cetus Mala dengan bertanya-tanya tidak paham.

"Jadi ibuku membuat ayam kremes yang tidak pakai ayam ayamnya diganti nasi yang sudah dibentuk seperti paha ayam lalu di lapisi tepung dan dibaluri tepung krispi, setelah itu digoreng" perjelasanku.

"Hoek! Apa enak?" tanya Mala.

"Seperti ketan goreng yang hambar" jawabku dengan menggaruk kepala yang tidak gatal. Tidak disangka kedua orang yang duduk didepan bangku kami itu sejak tadi mendengarkan ceritaku.

Elok berkata "Eksperimen apa itu?".

"Dulu juga ibuku pernah membuat jus labu lalu ditambahkan terong" jawaban Karen yang membuat teman-temannya tertawa keheranan.

"Labu kuning yang sudah dikukus itu enak di buat pudding" cetus Mala.

"Labunya tidak dikukus, langsung di haluskan dengan blender" ujarku.

"Ibu juga pernah membuat burger tapi rotinya itu roti bantal lalu di gepengkan lalu dagingnya diganti terong dengan bumbu barbeque" lanjutku.

Teman-teman menggelengkan kepalanya dengan tertawa karena tingkah Karen waktu bercerita seperti anak kecil yang sedang bercerita kepada ibunya, kalian pasti bertanya-tanya bagaimanakah rasanya makanan itu dimulut?

ㅤMereka juga berbagi cerita bagaimana makanan kesukaannya sampai pada makanan favorit bias mereka hingga keluarga mereka. Karen hanya mendengarkan tidak bisa mengatakan apa-apa kalau sudah menyangkut keluarga, keluarga yang tidak bisa harmonis itu membuatnya terasa lemah.

ㅤBahkan dulu Ayah Karen tidak mau kalau Karen melanjutkan sekolah ke jenjang SMK, namun Ibunya tidak setuju membuat hubungan mereka berdua tidak baik. Ibunya harus membanting tulang sendiri untuk memastikan Karen melanjutkan sekolahnya. Seorang Ibu yang tidak pernah perduli apa yang dibicarakan tetangganya tentang dirinya, membuat semangat Karen tidak runtuh.

"Ibu tidak mau kamu tidak bisa sekolah, ibu tidak mau kamu kaya ibu, biarin orang-orang bilang apa, kamu harus tetap sekolah!" tegas ibuku.

"Apa Ibu yakin?" tanyaku sambil meremas pecahan kaca yang sedangku bersihkan.

"Kamu urus sendiri mau masuk kemana, urusan biaya biar jadi urusan ibu" jawaban yang membuatku tidak yakin.

ㅤSebab jika dipikir-pikir cara apa yang akan ibuku lakukan? Menjual Handphone! Namun uangnya masih kurang untuk membayar semua biaya yang akan dikeluarkan. Mungkin hasil penjualan Handphone itu 1.600.000 an tapi untuk masuk sekolahan itu biaya yang dibutuhkan kurang lebih 2.500.000 an.

ㅤAyah tidak membantu apapun dalam hal ini, ia memilih untuk diam. Setiap membahas tentang keluarga, air mata harus ditahan, dibendung agar tidak jatuh. Karen membenci wajah kasihan, wajah orang yang kasihan itu seperti rasa ejekan yang menyakitkan.

"Tidak kaya kita ya nel" ujar Elok. Aku bertanya-tanya karena sedari tadi aku melamun, kemudian elok melanjutkan

"Stay halal, pacaran itu haram!".

Aku tersenyum setuju, bukanlah hal biasa dijaman sekarang tidak berpacaran. Dimana-mana, desa apapun itu, kota apapun itu, banyak yang menjalani hubungan pacaran sebelum menikah.

ㅤKaren dulu pernah berpacaran namun tidak serius menjalaninya, hanya untuk memanfaatkannya mengantarkan pulang ke rumah. Tetapi tidak lama hubungan itu berjalan, aku bosan jadi tidak memperhatikannya lagi membuatnya kesal lalu memutuskan hubungan denganku.

ㅤTujuan pacaran hanya untuk memanfaatkannya tidak lebih, karena rasa cinta itu telah hilang dibawa oleh orang yang kukenal waktu SMP. Memang benar ya waktu SMP bukan hanya waktu pertumbuhan dari anak kecil menuju remaja tapi disini kisah cinta apapun itu akan menjadi.

ㅤFlashback 2019 yang lalu,
waktu di bus tepatnya kelas 7 SMP dalam acara study tour ke Yogyakarta. Waktu pulang dari Yogyakarta menuju Kota Mojokerto bus kelas 7-B melewati KUA (kantor urusan agama), semuanya heboh menunjuk temannya untuk menyuruh menikah bisa dikatakan menjodoh-jodohkan.

"Wah yang mau nikah gratis, disamping KUA!" sosok anak yang biasa disebut pak ketu.

"Woy kalen yang pacaran, itu KUA. Jomblo diam!!" ujar anak perempuan si paling wibu.

"Ayo rek siapa yang mau ke KUA! Ayo ke KUA La" ujarnya dengan menatapku lalu tertawa karena tak ada jawaban apapun dariku.

ㅤSekelas tau bahwa dirinya menyukaiku, tapi bagiku itu hanya omong kosong yang tidak ada bukti. Saat itu aku hanya menyukai ketua kelas, tak ada dalam pikiranku untuk menyukai sahabatnya. Si ketua kelas dan sahabatnya, mereka bagaikan Tom dan Jerry, begitu sekelas menyebut mereka. Dunia bagaikan roda yang berputar, tidak seterusnya akan dibawah dan diatas.

ㅤCovid-19 datang membuat SMP ku menjalankan sekolah dirumah, sekolah online (daring). 2 tahun setengah aku menjalani kehidupan sekolah yang membosankan, disitu dia selalu menemani hari-hariku dengan mengajariku main Mobile Legends sampai GM.

ㅤSampai semester 2 kelas 9 menjalankan sekolah luring namun pakai sesi, aku mendapat sesi awal dan dia mendapat sesi akhir. Kami berbagi pengetahuan lewat chat di WhatsApp sampai hari perpisahan terjadi. Disitu aku menyadari bahwa aku..

Apakah yang Karen sadari setelah perpisahan sekolah terjadi? Siapa sosok 'dia' yang selalu disebut-sebut Karen?


Mengisi waktu luang,
Typo bertebaran mohon maaf sebesar-besarnya

VOTE AND COMMEN



Karen & DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang