"Jadi bagaimana tentang biru?" tanya Athena pada Skava.
"Jadi biru itu adalah hal manis yang melekat dengan jiwaku " ucap Skava.
"2 tahun yang lalu..." ucap Skava.
*Flashback on*
***2 tahun lalu***
Dihalaman depan rumah laut biru nakara."Hei kau nona, mau sampai kapan berdiri menatap ketampanan ku" ucap Biru dengan narsisnya.
"Idih siapa juga yang melihat manusia modelan kamu" ucap Skava yang mengelak akan hal itu.
"Cih dasar wanita ya" ucap Biru dengan jengkel.
"Apaan cobak, aku kan cuma mau ngasi tananam mawar putih" ucap Skava dengan kesal.
"Hahah lucu sekali kali cemberut gitu" ucap Biru mengejek Skava.
"Udah deh jangan ngeselin, ini buat kamu " tutur Skava dengan menyerahkan bunga mawar putih yang masih lengkap dengan potnya.
"Ya baiklah nona, terimakasih" ucap Biru dengan menerima bunga tersebut.
"Yaudah aku pergi dulu" ucap Skava yang beranjak dari halaman rumah Biru.
"Eh tunggu sebentar, mau ga temenin pria tampan ini menanam bunga yang cantik ini" ucap Biru yang sekilas menatap wajah Skava dan tanpa ia sadari telah menarik tangan kanan milik Skava yang sudah berbalik arah menuju pulang.
"Modus banget!!" ucap Skava dengan kesal.
"Ini ngga modus namanya" jawab Biru dengan senyum jahilnya.
"Teruss!!" ucap Skava yang makin kesal dengan wajah cemberutnya.
"Milikku" ucap Biru dengan santai.
"Tuhkan mulai gilanya" ucap Skava jengkel dengan tingkah Biru.
"Iya aku gila karna kamu selalu menjadi candu tentang kegilaan ku nona" ucap Biru dengan menatap Skava.
"Stress!!" gumam Skava saking kesalnya.
"Yaudah ayok buruan katanya mau ditanam tu bunga, padahal udah di pot masih ribet ditanam tempat lain" tutur Skava mendengus kesal dengan biru.
"Hahaha udah deh gaush kesel-kesel" kekeh biru terhadap Skava.
"Masalah buat kamu" ucap Skava dengan memicingkan matanya dengan malas.
"Ntar kalo kesemsem repot" ucap Biru dengan narsis dan pedenya.
"Ngeselin banget, buruan udah tanem ini udah mau meledak rasanya kepala bicara sama kamu" Ucap Skava kembali.
"Iyaiyadeh tuan putri" ucap Biru pasrah.
Sedangkan Skava sendiri jengah dengan tingkah biru yang semakin tidak jelas, tapi menurut Skava jika dilihat dari dekat Biru memanglah tampan siapa yang tidak mau mengakuinya, ya kecuali kegengsian dirinya. Bodoh sekali kalo dipikir-pikir.
"Udah jangan diliatin terus akunya, tenang aja pria tampan kaya aku cuma 1 didunia dan terkhusus untuk mu ava" ucap Biru dengan mata yang masih fokus menanam bunga yang hampir selesai dan setengah dari batang bunga pun tertutup tanah dihalaman rumahnya.
"Ih siapa juga yang liatin, orang juga aku liatin dan bantuin tanam bunganya" Elak Skava.
Rupanya Biru sengaja membuat skava berlama lama di tempatnya, dengan dalih alasan menanam bunga. Padahal biru sendirilah yang sedang jatuh hati tapi apa daya gadis yang satu ini sangat sulit memahami sebuah rasa karna adanya luka.
"Oiya va, besok ketaman yuk" ucap Biru mengajak skava.
"Mau ngapain, aku sangat sibuk" ucap Skava singkat.
"Please mau dong, sekali-kali, nanti aku kasih hadiah" ucap Biru merengek seperti anak kecil.
"Ini orang kenapa" umpat Skava dalam hatinya.
"Ya baiklah, tapi inget aku mau bukan karna ada kamu tapi karna hadiah" ucap Skava dengan sikap cueknya.
"Nah gitu dong" jawab Biru dengan senang, padahal dia tahu kalo skava tidak akan menolaknya karna dirinyalah tempat pulang sebenarnya.
"Kan udah mawarnya, aku mau pulang ru masih banyak pekerjaan rumah" ucap Skava dengan alasannya.
"Oke baik jangan lupa besok jam 08.00 pagi di taman" ucap Biru sambil tersenyum menatap skava.
Namun Ava yang ingin segera pergi meninggalkan halaman rumah Biru, karna ia tidak bisa menahan rasa rindunya terhadap biru. Dirinya selalu menyangkal bahwa hatinya tidak pernah mencintai laki-laki setampan dan sebaik Biru, namun ia selalu tersadar akan betapa biru bukanlah Laut yang menjadikan dirinya ratu.
Daripada berlama-lama berbicara akhirnya sebelum Biru mengucap kata apapun skava pergi lenggang meninggalkan biru yang masih setia menatap langkah kepergian skava.
"Maaf jika kehadiran ku kembali tidak membuatmu nyaman Ava" ucap Biru dalam hatinya.
Biru memanglah orang yang sama dengan laut, tetapi Laut menjadikan ia ratunya dengan kasih sayang serta kelucuannya, walaupun laut orang yang ceroboh. Tetapi Laut pergi meninggalkan rindu yang membuat Skava sesak akan jiwanya.
Setelah 1tahun Laut pergi bersama kenangan nya, dengan iringan waktu laut memberi kejutan akan rindu seorang Skava Nindita dengan datangnya kembali Biru versi laut kedua. Masih tentang kisah laut Biru Nakara yang menjadi candu akan rindu seorang Skava pada jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Athena
Short StoryKisah ini adalah sebuah dialog rindu, dan kata senja. Aku pernah bermimpi akan dunia, bahwa aku akan terbang bebas seperti burung diatas awan tapi ntahlah aku selalu kalah pada terpaan angin, jujur saja diriku sedih melihat duniaku mudah tumbang han...