"woii Skava jangan bengong dong, nih aku udah makannya" ucap Athena menepuk pipi Skava.
"Buruan cerita" ajak Athena untuk segera menceritakan tentang Nakara.
"haishh!! Iyaiya Nana" Balas Skava.
_Flashback on_
Tepat setelah 1,5tahun Skava dan Nakara bersama, namun takdir berkata lain akhirnya mereka berpisah kembali untuk selamanya.
**Dirumah sakit**
"Avaa jangan pernah sedih sayang, semuanya akan baik-baik" lirih Nakara dengan banyak beberapa alat medis di sekujur tubuhnya.
"Kamu bohong katanya gaakan ninggalin aku kenapa harus seperti ini!" ucap Skava dengan berurai air mata melihat Nakara lemah tak berdaya.
Saat itu Nakara menderita sakit kanker stadium akhir. Mengenai datang dan kembalinya Laut Biru Nakara adalah berobatnya Nakara kenegara orang untuk sekedar sembuh agar dapat menemani pujaan hatinya yaitu Skava Nindita.
Tetapi Nakara lebih memilih bungkam karna bagi Nakara "lebih baik Skava mengetahui diakhir kisahnya walaupun dirinya memilih jalan untuk menyakiti perasaannya dan perasaan Skava, tetapi itu lebih baik disitulah dia bisa menjadi 3 warna untuk Skava yang akan dikenang oleh dunia pikirnya" Namun sialnya hal itu justru lebih melukai gadis kesayangannya.
"Avaa kemarilah pegang tanganku" ucap Nakara sambil berusaha mengangkat tangannya agar Skava mendekat.
"Hiks, hiksss" tangis Skava pecah lalu ia berjalan gontai menghampiri pria manis yang kini sedang tidak berdaya.
"Aku tidak meminta apapun selain kehadiranmu, karna jauh sebelum dirimu datang aku seperti sebuah gelas kosong yang hampir tergelincir" ucap Skava dengan suara bergetar yang memegangi tangan Nakara.
"Maafkan Laut yang meninggalkan bekas atas canda dan tawa yang membuat dirimu berjalan sendirian" ucap Nakara dengan nada lemah mengatur nafasnya.
"Maafkan juga Biru yang pergi disaat senyum nona rindu ini datang tapi malah membuatnya suram" ucap Nakara kembali masih dengan nafas yang lemah serta suara yang terpengah- pengah.
"Dan untuk seorang Nakara yang telah kembali membuat senyum Skava Nindita hilang untuk terakhir kalinya aku Laut Biru Nakara meminta maaf dengan sepenuh hatiku sayang" ucap Nakara dengan leburan tetesan air mata dipipinya dan mata yang masih setia memandang wajah wanita yang tengah terluka hatinya, Namun Nakara percaya Skava akan kuat dengan keadaan ini.
Berbeda dengan Skava dia sudah tidak sanggup melihat ajal laki-laki yang ia cinta, kenapa sekejam ini dunia bercanda bahkan disaat hatinya mulai bahagia dengan kedatangan Nakara.
"Tepati janjimu itu, jangan pernah meninggalkan diriku sendirian Akaa" ucap Skava dengan isak tangis pilu memeluk lengan yang dulunya kekar kini semakin tirus tak berdaya dengan berbagai macam peralatan medis menyentuh kulit putih pria tampan tersebut.
Namun ucapan Skava dibalas senyuman serta elusan tangan pada rambut Skava lalu Nakara pun membuka suara.
"Aku tidak pernah meninggalkan ratuku, tapi takdirlah sedikit membuat peraturan antara raja terhadap ratunya" tutur Nakara lembut dengan nafas yang mulai menipis.
"Berjanjilah sayang kamu akan bahagia nantinya, ingat Avaa aku katakan sekali lagi seorang Laut Biru Nakara tidak pernah meninggalkan Skava Nindita" ucap Nakara terbata-bata yang sudah hampir hilang kesadarannya.
"Maafkan aku sayang, aku pamit terhadapmu. Doakanlah kepergianku dan berbahagialah" ucap Nakara yang masih menyampaikan pesannya pada Skava walau ajal sudah berada didepan mata.
Sedangkan disisi lain Skava semakin terisak tangisannya.
"Aku Laut Biru Nakara mencintai Skava Nindita seperti mentari dengan sinar rembulan di tengah kicauan sebuah pohon beraroma mawar putih di rerumputan hijan sebuah taman ALASKA yang menjadi saksi kisah 3 warna milik Avaa wanita rindu yang menjadi candu hidupku, Terimakasih sayang" ucap Nakara yang mulai memejamkan matanya serta nafas yang sudah perlahan hilang dengan detak jantung tidak lagi berdetak.
Skava pun histeris melihat pemandangan didepannya.
"Aku sangatlah mencintaimu lebih dari apapun Laut Biru Nakara, Aku ikhlas pergilah bersama rasa nyamanmu aku akan mendoakan laki-laki beruntung milikku yang menjadi 3 warna dihatiku" ucap Skava dengan tubuh yang lemas bersamaan dengan tangisan yang pecah tidak bisa berdiri bahkan untuk sekedar melihat tubuh laki-laki yang sangat ia cintai terbujur kaku dengan senyuman dalam perginya.
_Flashback off_
"Jangan sedih Avaa, kemari peluk aku" ucap Athena yang tidak tega melihat kesedihan Skava menceritakan kisahnya bersama 3 warna atas rindunya di taman Alaska.
"Diaa masih menjadi milkku seutuhnya Na" ucap Skava yang kini mulai menenangkan pikirannya.
"Sudah jangan sedih, ayok senyum" ucap Athena memberi semangat pada Skava.
"Aku sudah bahagia sesuai janjiku padamu sayang" ucap Skava dalam hatinya.
Merekapun melepas pelukan masing-masing, Dan akhirnya Athena mengetahui tentang kisah rindu itu yang diberi nama 3 warna di taman Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Athena
Historia CortaKisah ini adalah sebuah dialog rindu, dan kata senja. Aku pernah bermimpi akan dunia, bahwa aku akan terbang bebas seperti burung diatas awan tapi ntahlah aku selalu kalah pada terpaan angin, jujur saja diriku sedih melihat duniaku mudah tumbang han...