27. Mabuk

9 0 0
                                    

Di sinilah Noga sekarang, masuk dalam gedung megah terdapat dekorasi indah cocok sekali untuk merayakan ulang tahun pria.

Penampilan Noga telah Bulan suruh tak usah terlalu tampan, memang hanya biasa saja memakai jaz hitam, tapi wajah tampannya tetap bersinar. Itu membuat Bulan pasrah karena pacarnya memang ganteng dari awal.

Menatap sekeliling, seperti ada yang beda. Kenapa ada para perempuan? Katanya hanya pria saja.

"Bro!" seru Xeno datang dari belakang menepuk pundak Noga semangat. "Hadiah gue dong ganteng."

Noga menatap sinis pria berpakaian rapi hadapannya ini. "Lo bilang cowo-cowo aja, tau gitu gue bawa pacar gue."

Xeno menyengir, "Temen sekelas kali cewe yang gue undang, noh Bino, Gilang tuh bawa cewe lain bukan temen kelas."

"Ck lo baru bilang njing!"

"Buset, bukannya ngucapin gue baek-baek. Mulut lo!" geram Xeno pura-pura marah.

Noga hela nafas gusar, "Selamat ultah, Xen."

"Udah gitu doang? Noga serius lo temen gue?" Xeno terpelongo, diantara semua tamu Nogalah yang paling singkat dan ekspresi wajahnya paling beda.

"Hadiah gue lagi dijalan dibawa suruhan." ketus Noga memalingkan wajah.

"Noga yaampun." Xeno tampak terpesona, ia tak bisa menebak apa hadianya.

Palingkan wajah arah lain, Noga justru lihat temannya yang lain mengobrol seru bersama pacar masing-masing.

"Gue ke sana dulu bro, sebentar lagi acaranya mau dimulai." Xeno lambaikan tangan kala di sana tamu-tamu banyak hadir.

Noga dipanggil dari sana untuk mendekati Gilang dan Bino, tentunya ada gadis-gadis dekat sana bukannya hanya dua orang.

Berat hati Noga mendekati, ia duduk dekat teman pria. Dalam benaknya bertanya sejak kapan temannya menyimpan banyak gadis ini?

"Noga, kenalin-"

"Gak." ketus Noga memotong pembicaraan Bino hendak mengenali gadis-gadis itu.

Gilang menenangkan para gadis tampak sebal, "Noga emang jutek gitu." ucapnya menaiki alis.

"Gak bilang lo pada bawa cewe." ketus Noga masih saja kesal.

"Lo sih gak nanya." gerutu Gilang sewot.

Bino terkik, biasanya Noga yang keseringan bersama Bulan. Sekarang Noga yang melihat kemesraan para teman.

Noga coba lebih bersabar, ia membuka layar ponsel malas melihat temannya merayu-rayu gadis dengan gombalan.

Masih saja ada pesan dari Monic, mana banyak lagi isi pesan tersebut. Noga tak mengubsir pesan Monic, ia mengetuk nomor tak lain sang pacar tercinta. Diam-diam ia dapat nomor Bulan tanpa minta secara langsung dengan berbagai cara.

|Sayang :( |

|Kamu di mana?|

|Ini nomor Noga?|

|Iya sayangg.|

|O, lagi di markas.
Knpa lo?|

|Kenapa kamu*|

|Di sana ngapain? Mau aku
jemput ke sini sayang?|

|Aku lagi ngumpul,
kenapa jemput?

|Kamu bilang
cewe gak diundang.|

BULANOGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang