33. Ceplos yang Memalukan

6 0 0
                                    

BUGH

"Aa-aampun Bulan... Gu-gue gak akan ga-ganggu lag-lagi..."

Di pagi yang indah, seharusnya Bulan berangkat Sekolah, seragam telah rapi terpakasi, tapi ia datang ke markas lebih dulu untuk bertemu Yerend.

"Gimana ya? Lepasin gak gengs?" tanya Bulan menertawai Yerend yang tertunduk dibanjiri air mata.

Terserah orang berkata Bulan kejam, toh memang ia kejam jika membenci.

Sedari malam tadi geng Glory membawa Yerend ke markas hingga detik sekarang, tentu berikan pembalasan perih.

"To-tolong biarin gue keluar dari sini." air mata Yerend menetes tidak berarti bagi seluruh anggota Glory, ucapan Yerend tak lagi dapat dipercaya.

"Gue janji, gue gak akan lagi ganggu markas ini dan lo Bulan, gue gak akan tunjukin wajah depan lo lagi. Gue akan coba lupain Haka dan cari pria lain. Kalau gue ingkar janji lo boleh bunuh gue." ucap Yerend memohon, ia merangkak tunduk di bawah kaki Bulan.

Tangisan Yerend pecah, "Gue akan pindah luar negri ikut nyokap, gue akan memulai lembaran baru. Tolong maafin gue."

Bulan menatap lekat Yerend tertunduk di bawah, "Berdiri!" sebenarnya Bulan masih punya rasa kasihan, "Gue pegang janji lo!"

Tangan Bulan mengode Kendio agar keluarkan Yerend dari markas. Kendio menurut saja perintah sang bos, ia terpaksa membantu setan Yerend berjalan keluar.

"Ck, janji lo kalau ingkar kita sama-sama hancurin lo Yerend." sinis Lezia muak lihat wajah menyedihkan itu.

"Bye Yerend, cepet pergi sana yah." Regha lambaikan tangan riang, tapi bermaksud mengusir.

Bulan gerakkan kepala kanan dan kiri menyentuh bahu, ingat akan waktu tentunya bell sekolah telah berbunyi masuk. Malas betul, jika datang pasti dapat hukuman.

"Bolos sehari." senyum Bulan duduk di kursi paling depan menghadap anggotanya. "Gak usah dicontoh yang ini, kalian kalau mau sekolah pergi sana." ucapnya pada para teman telah rapi memakai seragam.

Regha berpikir sejenak, "Eh bos, emang ayang lo gak marah lo bolos? Hayoloh."

Benar juga, Bulan belum kabari Noga. Pasti di sana pacarnya mencari-cari sekeliling Sekolah, ingin kabari handphone Bulan tak memiliki batrai.

Baiklah pulang nanti Bulan akan persiapkan diri menghadap Noga. "Santai, pesan makanan buru gue laper."

"Selagi yang bayarin ntu lo, gue bakal pesen banyak untuk kita semua." Lezia langsung gercep membuka aplikasi online penjual makanan.

"Giliran gratis aja cepet!" sewot Regha atas tingkah Lezia.

"Ngaca tolol."

◟•๑•๑•๑•◞

Bulan bersemangat memasuki rumah Noga, pasti pacarnya telah pulang sekolah. Ayolah ia belum lihat wajah tampan itu hari ini.

"Mama suruh tunggu, lagi belanja bahan kue sama Tante Gina."

Baru saja buka pintu, Bulan disambut sura dingin Noga. Ya, dingin. "Oh... Oke..."

Noga jalan lebih dulu duduk di sofa menonton televisi, wajah datar itu sama sekali tidak perhatikan Bulan berjalan di belakangnya.

Masih semangat, senyum Bulan mengembang duduk sebelah Noga. "Hai? Sayang?"

"Ya." Noga semakin terdengar dingin, mengacuhkan semangat Bulan.

BULANOGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang