17. Spesial

8 0 0
                                    

Bulan turun dari motor Noga, sekarang telah sampai depan rumah, sedari perjalanan hanya ada keheningan antara keduanya.

Bulan membuntuti arah jalan Noga memasuki rumah, entahlah Bulan tak tenang jika Noga hanya diam mengabaikannya.

Cilas tak kelihatan dalam sini, biasanya Cilas langsung heboh menyambut. "Tante Cilas mana?" tanya Bulan memecahkan keheningan.

Noga membanting tas atas sofa, ia hampiri dapur cari minuman segar siang hari ini. Pertanyaan Bulan sengaja malas Noga jawab.

"Noga, budek ya lo?" kesal Bulan ada apa dengan Noga dari tadi diam saja.

Noga meneguk minuman bersoda dalam kulkas, setelah sebotol habis barulah ia menatap Bulan dalam-dalam.

"Kalau gak di rumah, biasanya Mama ngumpul bareng temen." Noga memperdekat langkah depan hadapan Bulan.

"Ooh."

"Omongan gue tadi pagi, gak bercanda asal lo tahu." ucap Noga tak berkedip menatap mata Bulan.

Bulan tersenyum simpul, pipinya sudah memerah.

"Gue gak tahu gimana nembak cewe romantis, gue gak berpengalaman. I love you, jadi pacar gue, ya?"

Nafas Bulan tertahan, katanya tidak tahu cara romantis, tapi Noga sudah buat Bulan terbang. Bulan nunduk palingkan wajah lihat lantai, keberanian menurun tatap mata Noga lebih lama. "Noga, gue gak nolak."

"Gue harap lo gak mainin hati gue hanya koleksiin sebagai pacar keratusan." celetuk Noga mengangkat wajah Bulan agar dapat lihat wajah cantik pacarnya.

"Gue pernah bilang, kalau gue ketemu cowo seratus persen buat gue luluh gue akan berhenti mainin hati cowo. Dan itu lo, gue bisa buktiin." yakin Bulan memeluk tubuh kekar Noga.

Noga menahan senyum kegirangan, ia salah tingkah dengar ucapan Bulan. "Berarti tu cowo Haka juga gak bakal lo deketin 'kan? Tadi bilangnya sayang sayang gitu sama dia."

Bulan mengerti, pasti tadi Noga dengar ucapan manis pada Haka. "Lo cemburu?"

"Pakai nanya." Noga mengacak rambut Bulan geram dengar pertanyaan barusan.

◟•๑•๑•๑•◞

Malam ini, setelah pulang dari markas Bulan dari tadi memainkan ponsel. Sudah berjam-jam sampai sekarang larut tengah malam Bulan tak henti mengotak-atik ponsel sambil baring rebahan atas sofa di ruang santai.

Dari tadi ia sibuk mengirim pesan pada banyaknya pacar yang akan ia akhiri hubungan berpacaran. Sekarang tersisa sekitar empat puluhan pacar segera Bulan kirimkan pesan putus.

Bukan hanya kirim pesan, Bulan juga letih membalas banyaknya balasan para mantan tidak terima setelah ia katakan putus.

Sekian lama jadi sosok play girl, sekarang Bulan benar-benar bulat memutuskan berhenti pacari banyak pria.

Hanya Noga berhasil jadi satu-satunya pacar Bulan. Sudah ada Noga, hati Bulan sungguh tak berminat pada pria lain.

"Hai."

Bulan menoleh pada sumber suara, ia rubahkan posisi jadi duduk tegap. Noga masuk tanpa izin, tersenyum lebar dekati sofa duduk sebelah Bulan.

"Asal masuk, masih aja gak sopan lo jadi manusia." gerutu Bulan tetap kesal jika Noga menyebalkan.

Noga menyenderkan kepala belakang sofa. "Lagian, lo keseringan gak kunci pintu. Kalau orang lain masuk gimana?"

"Memang bukan hal mudah rubah keseringan dari dulu." Bulan lanjut sibuk menatap handphone.

BULANOGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang