“Apa mungkin Dema menguping?” terka Angga.
***
“Gak mungkin. Dema itu asisten ayah yang terpercaya.” sanggah Ardinata.
“Belati bisa aja nusuk dari belakang, kak.” ucap Angga.
“Saya setuju.” kata Rory menyetujui perkataan Angga, “Kita harus netapin Dema sebagai tersangka.” lanjutnya.
“Selain Dema?” tanya Angga. “Apa menurut Lo ada lagi?”
“Kakek Arsena.” celetuk Nata.
•FLASHBACK•
Pagi dini hari, Ardinata bersiap mengemas pakaiannya untuk beberapa bulan. Karena niatnya dia akan kuliah sebentar agar tidak menimbulkan kecurigaan.Tok ... Tok...
“Masuk.”
Satu pelayan membuka pintu kamar Ardinata. Tidak berani masuk. Di tangannya terdapat amplop berwarna putih.“Tuan, ada surat di kotak pos. Tertulis nama anda.”
Mendengar itu, dahi Ardinata mengerut, ia mengambil amplop kemudian menyuruh pelayan itu pergi.
Ardinata saat ini semakin khawatir dengan surat asing yang ia terima. Belum lagi kejadian pesan singkat itu membuat Ardinata benar-benar penasaran.
Singkat adegan, Ardinata membuka amplop dan ternyata amplop itu berisi foto yang sama seperti pesan yang ia terima.
Ardinata kembali mengecek selembar kertas itu, dan nihil. Tidak ditemukan apapun.
Nata benar-benar penasaran. Ia kembali membuka handphonenya dan foto itu sama persis.
Sempat ia berpikir bahwa itu hanyalah pesan iseng. Tapi kemudian, ia sadar jika suratnya sudah masuk ke dalam rumah.
Tting...
Satu notifikasi asing kembali memecahkan pikiran Nata.
Unknown:
Suratnya udah dibaca? gimana? Penasaran?
Jangan coba-coba bocorin hal ini ke orang lain, atau enggakShared a picture
Dia bakal mati.
Melihat foto yang dikirimkan oleh sosok misterius itu, Ardinata sontak sedikit terkekeh. Tapi, adiknya bukanlah sebuah lelucon. Dengan surat itu sampai ke tangannya, membuktikan bahwa si pengirim tidak main-main.
Unknown:
Aku tidak bercanda.
Pergi ke ruang kerja Basmanta dan ambil buku hitam di dalam laci mejanya.***
“Kamu dapet apa di ruang kerja papa?” tanay Angga.
“Buku. Dan itu semakin membenarkan teror dan pesan itu gak bercanda.” jawab Nata.
“Apa isi berkasnya?” tanya Rory.
Ia heran, apa hubungan Dikarya dengan kejadian 17 tahun lalu sampai-sampai nyawanya terancam.
Nata membuka sebuah tas hitam yang ada di sampingnya. Ia mengambil buku yang tadi ia ceritakan.
“Ini, lihat dan baca sendiri.” ungkap Nata menyerahkan buku itu.
Dah Rory lagi-lagi mengerut. “List?” heran Rory dan kembali membuka lembar kedua.
Sama saja. Lembaran itu berisikan nama-nama klien dan tokoh yang sudah Basmanta jatuhkan ke dalam jeruji penjara.
“Apa hubungan list nama ini dan Dikarya? apa hubungan masalah ini dengan kematian Geeta?”
Mendengar itu Nata pun tidak tahu harus menjawab apa. Ia juga bingung. Tapi ia yakin bahwa segala yang terjadi saling timbal-balik.
“Memang sekarang belum terjawab. Kak Nata belum selesai cerita tentang kejadian New york.”
Rory menghela napas panjang. “Sebelum itu, ada berapa nama yang sudah kalian incar sebagai tersangka?”
“Dema. Dari awal gua gak yakin sama dia dan gue semakin gak yakin dengan pernyataan yang kak Nata bilang. Yang kedua Arkego, kakak dari Geeta. Ketiga, Geeta itu sendiri. Ke empat nenek Narasta.” jawab Angga panjang lebar.
Rory mengangguk. “Hm, pasti kamu punya alasan dengan itu.” Kembali mata Rory mengarah pada Ardinata. “Kamu, siapa yang kamu jadikan tersangka?”
Nata diam sejenak. “Dema, Seri (pelayan rumah), Kakek, tuan Dilo, dan Heras.” kata Nata. “Aku sudah penasaran dengan pelayan itu. Mungkin saja dia suruhan.”
“Kak, kenapa Lo curiga sama Heras? Bukannya dia temen baik Lo?” tanya Angga.
“Seperti yang Lo bilang tadi. Belati bisa nusuk dari belakang.”
•
•
•
•
See you next 💫
Hai Trea, semoga suka ya!
Jangan lup beri vote, koment dan membantu share yaa💫Terima kasih
@rnndt_sfyn
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM (Park Jeongwoo) || ON GOING
Mystery / Thrillerby: @rnndt_sfyn •(ON GOING) •(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Dikarya Asrar Nova, terlahir dari keluarga berada, namun sayang tidak sempurna. Bagi orang, dia tidak sempurna. Tapi, di dunia ini siapa yang sempurna? Pertemuannya dengan Geeta, merupakan awal d...