Pesan

102 68 57
                                    

“Lo harus tanggung jawab. Kakak gak mau tau, besok headphone-nya harus ada di studio kakak.” final Angga, membuat Dikarya terkejut bukan main.

Pasalnya, sedari tadi ia hanya termenung memikirkan kejadian tadi sore.

Kerjaan lagi.

Tapi untunglah, Dikarya hanya menghilangkan barang milik Angga. Beda cerita saat orang yang dihadapinya adalah Nata.

Setelah kalimat final Angga, ia langsung kembali berlenggang naik ke atas.

Jujur saja, Dikarya tidak tau.
Dari mana Angga mendapat headphone itu. Setahunya, Angga mendapat headphone sebagai hadiah saat ulang tahun.
Tapi, entah siapa yang memberikan.
Mungkin orangnya spesial?

Sudahlah.

***

Masalah pertama yang ada yaitu, sekarang Dikarya harus memulai chatting dengan seorang gadis dan bertanya akan headphone milik Angga.

Tunggu, mengapa harus bertanya pada Geeta?

Jawabannya, setelah acara tangis-menangis yang dilakukan oleh Geeta, Dikarya memasang headphone dikepala gadis itu, dan memutar lagu yoasobi.

Dan bodohnya, Dikarya melupakan haedphone yang mengelilingi leher jenjang Geeta waktu itu.

Baiklah, waktunya Dikarya bertanggung jawab dengan kelalaiannya.

“Jam segini orang udah tidur apa belum?” monolog Dikarya sendiri, saat melihat jam sudah memasuki angka 22.03

“Halah, terobos ae.”

Dikarya meng-klik balon bundar berwarna hijau yang ada di layar handphone-nya.

Satu nama yang ia cari, yaitu Geeta.

“Kayaknya dia suka musik deh.”

Entah dari mana hasil pemikiran Dikarya. Semoga tebakannya tidak salah.

Tidak lama setelah bermonolog dalam hati, Dikarya langsung mengetik dalam keyboard yang tersedia.

Tapi, tunggu sebentar.

Dikarya harus memulai dengan apa?
“Hai”? “Halo”? “Selamat malam”? Atau “Halo, selamat malam”?

Halah, terserah. Dia bukan orang penting.

Di sisi lain, saat Dikarya mulai mengetik, ada Geeta yang tengah berkutat dengan gitar milik kakaknya.

Matanya beralih dari senar gitar, mengarah ke arah meja belajarnya, di sana sudah ada headphone milik orang asing yang dia bawa.

“Gue kok kek maling ya?” heran Geeta, saat memikirkan betapa bodohnya dia saat itu.

Langsung berlari, lupa memberi barang orang lain. Seperti tidak tahu diri.

Agaknya harga diri Geeta sudah tidak terkendali.

Ttingg....

Notifikasi yang bersuara, seakan menarik atensi Geeta untuk mengambil handphone yang ada di meja belajarnya, tepat di samping headphone Angga.

08534*******
Selamat malam👋
Sorry ganggu nih ya, hehe

Anda
Selamat malam juga
Gak ganggu kok, ini siapa ya???

08534*******
Dikarya
Manusia yang kemarin di taman

Anda
Oh iya inget!

Setelah memabaca pesan singkat itu, Geeta langsung terperangah. “Ternyata namanya Dikarya. Gagah.”

08534******
Mau nanya, headphone yang kemarin masih ada sama anda, kan?”

Sontak Geeta langsung tertawa terbahak-bahak, saat Geeta membaca pesan lanjutan dari Dikarya.

“Anda? Sopan banget nih cowok.” kata Geeta disela tawanya.

Anda
Headphone-nya masih ada kok
Untung belum dijual
Btw gak usah pake “Anda”, rasanya formal banget 😳

08534******
Jadi, mau gimana?

Anda
Pake aku-kamu aja, atau engga lo-gue
Gapapa, biar terkesan lebih slow dari pada “Anda”

08534*******
Oke
Btw, headphone-nya kapan bisa gue ambil?
Soalnya itu headphone bukan punya saya
Eh, *gue

Anda
Kamu maling punya orang?

08534******
Eh, enggak.
Itu punya kakak maksudnya

Anda
Wkwk, iya canda yaa
Besok pas pulang sekolah kayaknya aku bisa deh,
Nanti ketemunya di taman kemaren.

09534******
Ok, lo kabarin aja kalo ada di taman

Anda
Oke

08534*****
Selamat malam

Bales apa enggak ya? Kok rasanya dag-dig-dug?

Gak usah deh, biar keliatan gak gak gampangan.

Setelah pesan dari Dikarya ia baca, Geeta langsung menyimpan nomor Dikarya dengan username ‘Dikarya’ dengan emot wolf.

Saat pertama bertemu, mata tajam Dikarya yang Geeta lihat pertama kali..

Tajamnya begitu hangat.

Dasar si wolf.


***

“Ok, misi pertama selesai. Besok tinggal ambil headphone kak Angga.”

Helaan Dikarya menunjukkan bahwa ia merasa lega. Lega bahwa masalahnya sedikit lagi selesai. Untungnya, Geeta fast respon dan punya banyak waktu luang.

“Selamat malam Dikarya, besok lo harus kerja lebih keras lagi.” akhir kalimat Dikarya dengan menutup mata dan menyelimuti tubuhnya dalam selimut.

@rnndt_sfyn

DIAM (Park Jeongwoo) || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang