He's Mine-20 NC++

1.8K 58 0
                                    

ARE YOU MISS HE'S MINE, VEGASPETE? Nguehuehue, berapa bulan Aiy ga update guys? Apalah itu, yang penting baca itu right? Okay, bacanya pelan-pelan.

HAPPY READING!

"Kamu tidak akan bermasturbasi untuk melepasnya? Bukankah itu menyiksamu?" Sayup-sayup suara serak milik sosok yang ia tunggu. Merasakan eksistensi Vegas di ambang pintu, namun Pete masih belum berani untuk membuka matanya. Pikirnya, itu karena efek dirinya sedang dimabuk Vegas, hingga berdelusi?

"Aku- menunggumu bajingan!" Pete kembali mengumpat di sela-sela lenguhannya. Penisnya yang semakin berkedut meminta belaian, napasnya yang memburu dan dadanya yang semakin sesak. Menyerah, tangan kanannya turun menjamah paha dalam miliknya sendiri, sembari membayangkan wajah sang kekasih. Mengingat bagaimana terakhir kali mereka melakukan adegan bercinta, sentuhan dan belaian lembut yang pernah Vegas berikan, terus tebayang di kepalanya. Sampai entah sejak kapan, Pete mengurut penisnya sendiri dengan tangan kanan, dengan tempo cepat.

"Ughh! Vegas.. kau- dimana.."

Persetan dengan para pengawal yang mendengarnya mendesah dan tenggelam dalam fantasi kotornya, dirinya hanya menginginkan Vegas saat ini juga. Bayang-bayang Vegas terus terlintas di kepalanya, bahkan saat ini Pete sedang membayangkan, bagaimana penis besar milik Vegas, melesat masuk ke dalam lubang sempitnya, menghentaknya dengan kuat mencapai titik prostatnya.

"Anghh! Vegas.. nghhh, aku- merindukanmu.."

Bulir air mata menetes secara bersama dengan pelepasannya. Rintihan tangis mulai terdengar setelah dirinya mencapai orgasme, napasnya masih tersengal di sela-sela rintihan.

"Sangat merindukanku, ya? Kamu tidak ingin memelukku?" Kekehan ringan dan suara serak bergairah khas Vegas, membuatnya terlonjak kaget, dan sontak menghentikan napasnya. Masih berpikir sejenak, sebelum akhirnya Pete bangkit dari rebahnya, dan membelalakkan matanya ke arah pintu.

Dengan kemeja satin bercorak loreng, dan seperti biasa, celana bahan hitam khasnya. Berdiri di ambang pintu, memperhatikannya sejak tadi, bersandar pada dinding, dan kedua tangannya melipat di dada. Vegas menyungging senyumnya.

"Hi, honey, i'm home."

Dengan perasaan malu, senang, dan sedih, serta wajah yang merona. Pete tersenyum haru, ke arah Vegas, dan dengan matanya yang berair. Lalu Vegas mengendikkan bahunya, menautkan sebelah alisnya, dan merentangkan kedua tangannya, memberi isyarat untuk pria cantiknya yang duduk di atas kasur, untuk datang menghampirinya.

"Tidak jadi merindukanku?" Pete menggeleng ribut, terlihat dari sisi Vegas, air matanya kembali jatuh, membasahi pipinya, sudut bibirnya melengkung ke bawah. Meski hanya bercahayakan satu lilin di atas nakas, Vegas bisa melihat seperti apa raut wajah Pete sekarang.

"Jahat!" pekik Pete, sembari bangkit dari kasur, menatap Vegas sejenak, sebelum beranjak dari duduknya, dan berlari kecil ke arah Vegas. Mendorong tubuhnya masuk ke dalam pelukan Vegas. Tak peduli dengan bagian selatan tubuhnya yang sudah telanjang, Pete memeluk erat tubuh Vegas, menyelipkan wajahnya, pada dada bidang Vegas. Menghirup rakus, wangi yang sangat ia rindukan.

"Ughh! Pete.. milikmu- menggodanya?" Lenguh Vegas ketika Pete memeluknya, merasakan bagaimana kejantanan mereka saling menekan, lebih lagi, milik Pete yang sudah licin, dan basah karena orgasme. Menekan milik Vegas, yang masih terbalut celana, membuat sang empu, turut merasa geli, dan mengganjal.

"Apa aku tidak menggoda?" Tanya Pete, dengan nada begitu manja, sembari menjamah punggung lebar Vegas, yang kekar berisi. Vegas mencium puncak kepala Pete, yang sudah dibasahi keringat, dan beraroma masam, yang menggairahkan, lalu beralih mengelus pipi kirinya, yang putih mulus, dan sekarang sedikit berisi.

He's Mine [VegasPete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang