Oo hooo, swatdee, udah baca yang sebelum nya kan? Oke jangan lupa vote sama komen yak gaiss, awali dengan bismillah kalo udh masuk adegan Nc:(🙏
I hope enjoy the story
Vegas pov
Aku berada disebuah bar mewah, bersama Kinn, Porsche dan yang lainnya, kami meeting untung pelelangan berlian minggu depan. Karena ayahku yang sudah tiada, akhirnya aku harus turun tangan menggantikan posisi ayah.
Jujur saja aku malas membahas pekerjaan ini, harus bertemu dengan si bajingan Kinn yang tidak memiliki hati, percuma aku mengikuti pelelangan nya nanti, Kinn pasti akan mengambil harga yang tidak bisa diberikan orang lain.
Kinn yang selalu menginginkan posisi tertinggi, dan harus selalu menjadi nomor satu. Orang seperti Kinn tidak akan pernah membiarkan orang lain menang.
"Jadi bagaimana menurut tuan Vegas?" Pertanyaan Chan yang aku abaikan karena aku sedang fokus melihat sesuatu.
"Tuan? Apa anda baik-baik saja?" Tanya nyasekali lagi, dan aku masih tertuju pada sesuatu tersebut.
"Vegas! Kau ini kenapa?" Hingga suara bentakan Kinn membuat ku tersadar dari lamunan.
"Hah, bagaimana?"
"Kau ini kenapa Vegas? Bagaimana pendapat mu tentang apa yang dikatakan Chan?" Tanya Porsche, jujur saja aku tidak mendengar dan tidak tahu apa yang tadi diucapkan oleh Chan.
"Ahh itu..aku, terserah pada kalian saja." Percuma juga jika aku melawan pendapat mereka, tetap saja aku pasti akan kalah.
"Kau sepertinya tertarik dengan sesuatu Vegas?" Ahh ya, kau benar Kinn, kau memang bisa membaca pikiran orang, aku tertarik dengan pria yang duduk disebrang sana, aku tahu dia pria, tapi aku melihatnya begitu cantik dan mempesona.
"Ahh...tidak, hanya saja hari ini aku kurang enak badan." Tatapanku kembali lagi pada pria diujung sana, entah kenapa otak ku berfikir kotor.
"Apa kau mau pulang dan istirahat saja Vegas?" Untuk apa beristirahat, malah aku sedang bersemangat malam ini karena melihat sosok pria cantik yang menarik perhatianku.
"Tidak apa Porsche, aku masih bisa bertahan." Porsche memang berbeda dari Kinn, ia lebih ramah dan lemah lembut, mudah memaafkan dan memberi kesempatan untuk orang yang melakukan kesalahan.
Porsche sangat mengerti, bahwa setiap orang pasti memiliki alasan saat akan melakukan sesuatu, entah itu sesuatu yang buruk atau baik. Walaupun Porsche dulu sangat membenciku, terutama mendiang ayahku karena sudah memanipulasi keluarganya. Tapi ia mampu memaafkanku, dan bersahabat lagi denganku.
"Apa aku boleh ke toilet sebentar? Perutku rasanya mual." Aku melihat pria yang menarik perhatianku tadi pergi ke toilet, dan aku berniat mengikuti dan mencari tahu tentangnya.
"Pergilah Vegas, hubungi jika kau kenapa-kenapa." Aku mengangguk, lalu beranjak dari tempat duduk ku untuk pergi ke toilet membuntuti pria tadi.
"Apa kau gila pete?" Gumamnya. Pete? Apakah itu namanya? That's so beautiful.
Aku masuk ke dalam, dan berdiri disampingnya, berpura-pura mencuci tangan dan membasuh wajahku. Sesekali melirik ke arahnya. Parfum yang ia pakai sangat harum ditambah bau alkohol yang ia minum tadi.
"Tunggu, apa kau Vegas?" Dia melihat ke arahku dan menyebut namaku, bagaimana dia bisa tahu namaku?
"Kau mengenal ku?"
"Siapa yang tidak mengenali tuan Vegas?" Dia tersenyum ke arahku, damn! Senyumnya sangat manis dan cantik.
"Lalu apakah kau juga berfikir bahwa aku adalah si berengsek Vegas? Yang banyak orang bilang, si anak manipulatif seperti mendiang ayahnya?" What?! Apa kau gila Vegas? Kenapa kau bertanya seperti itu pada orang yang bahkan tidak kau kenal?
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine [VegasPete]
Aksi⚠️ 18+ "Pete...boleh aku meminta sesuatu?" "Haha, bukan...aku hanya ingin kau....kau tetap bersamaku, dan...bisakah hanya aku yang memilikimu?" "Of course Vegas...kamu bisa..." "Vegas, apa aku juga boleh meminta sesuatu?" "Apapun untukmu Pete."...