He's Mine-23

411 36 5
                                    

Pete Pov

Tak menunggu hal lain, selain menunggu datangnya Vegas bersama Venesia. Pagi sudah tiba lagi, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan hari ini. Porsche belum juga datang untuk mengantarkan makanan, kamar ini masih sangat sepi dan dingin, aku berulang kali hanya menatap langit-langit dan berjalan dari ujung ke ujung kamar.

Perasaan tak sabar menunggu kabar dari Vegas yang akan membawa Venesia kemari, aku sungguh merindukannya, tak jarang aku menangis karena mengingat saat aku bermain dengan balita itu. Dadaku bahkan sesak ketika mendengar kabar bahwa ia diculik oleh seseorang.

Ada beberapa hal yang membuat diriku bersyukur telah menjadi bagian dari mereka, banyak hal yang aku pelajari sejak mulai masuk ke dalamnya. Betapa pentingnya peran seseorang sebagai tempat kembali untuk menyembuhkan diri dari banyaknya peluru yang menembus kehidupan. Aku memang tidak tahu benar apa yang sebenarnya mereka lalui, namun aku tahu bahwa peranku penting untuk mereka.

Meski tak terlalu mengingat masa lalu yang mana aku dengannya pernah memiliki masa bersama, bahkan jauh setelah itu aku sempat membenci keluarganya karena penyebab kematian ibu. Namun sekarang aku mengerti, bahwa mereka pun adalah korban daripada perselisihan anggota keluarga. Aku tak bisa menyalahkan mereka hanya karena mereka adalah keturunan keluarga jahat itu.

Walau sempat mengumpat karena diriku ikut terseret ke dalam permasalahn ini, namun aku mulai berharap agar mereka selalu merasa bahagia dan baik-baik saja. Karena sungguh, apa yang aku alami tak sebanding dengan mereka yang sejak lama terjebak dalam permainan busuk keluarga itu.

Argh, ya Tuhan bagaimana bisa mereka terus hidup hingga saat ini, sisi paling bahagia apa yang akan kau tunjukkan hingga membuat mereka mampu bertahan sampai sekarang. Semoga keselamatan selalu melindungi mereka semua.

Tok tok tok

"Khun Pete, ada surat dari seseorang." Buyar sudah monolog dalam kepalaku, penjaga di luar ruangan itu mengetuk pintu. Payah, mereka bisa membukanya langsung, mengapa harus meminta izi dulu?

"Kau bisa masuk bodoh." Satu orang masuk ke dalam, membawa amplop putih itu yang tertulis namaku di sana. Tanpa mengatakan apapun lagi, aku menerima surat tersebut dan segera membukanya, tak tertulis siapa pengirim surat tersebut.

Jarang sekali aku menerima surat seperti ini, lagi pula siapa yang mengetahui keberadaan diriku di sini selain keluarga Porsche dan Vegas? Aku mulai membaca isi surat tersebut, seluruh ototku melai menegang hanya dengan membaca bari pertama.

Kepada Tuan Pete Saengtam yang terhormat

Tidakkah kau mengenalku?
Lama sekali, ya? Aku tak mau hanya sekedar berbasa-basi, bukan aku sekali. Langsung saja, bukankah kau ingin keluar dari sana? Kau ingin menyelamatkan nenekmu? Ah.. aku juga ingat, bukannya kau dulu sangat dendam terhadap keluarga itu? Mengapa kau sekarang begitu patuh pada mereka?

Tak kusangka, bahkan kekasihmu salah satu bagian dari mereka, dan orang yang paling kau benci dulunya, benar? Ayolah, jangan egois terhadap dirimu sendiri, lampiaskan dendam itu bersama-sama dengaku. Tak apa, kau tidak akan dikenal sebagai orang jahat kok, karena yang jahat dan kejam adalah mereka, benar begitu pikirmu dulu kan?

Tak ingatkah kau bagaimana ibumu mati secara mengenaskan? Ayahmu? Nenekmu yang dilanda kesedihan? Tak mau kah kau sebagai anak yang berbakti melampiaskan amarah yang tak pernah tersampaikan oleh keluargamu?

Bantu aku. Mari kita bekerja sama, Pete. Aku akan menjamin hidupmu, lebih baik dari yang kekasihmu berikan. Kita akan menghancurkan merek, benar? Ayo, Pete. Bangkitlah bersamaku! Jika kau menjawabnya, aku akan datang lusa. Untuk membebaskanmu.

He's Mine [VegasPete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang