14

0 0 0
                                    

Happy reading!

Alitza berdiri di depan cermin menatap dirinya yang kini bahagia. Ia tampak cantik menggunakan dres bewarna putih yang hanya selutut. Malam ini Al akan mengenalkan ia pada keluarga James. Alitza benar-benar gugup, ia hanya seorang gadis biasa yang bermimpi bahagia bersama Al. Tidak tahu apa yang akan ia katakan pada keluarga James nanti.

"Sudah siap?" Al mematung menatap Alitza yang menurutnya sangat cantik malam ini. Rambut digerai membuat penampilan gadis ini tampak anggun.

"Sudah! Ayo kita pergi!" Ajak Alitza sudah tidak sabar. Yang dipikirkan gadis ini adalah makan malam yang mewah karena ia sudah sangat lapar.

Seperti yang Alitza duga rumah keluarga James pasti sangat mewah, bahkan rumah Al saja sudah sangat semewah itu apalagi keluarganya.

Al dan Alitza melangkah memasuki rumah itu, terlihat James dan beberapa temannya sudah menunggu.

"Al sudah lama kamu tidak mengunjungi ayahmu" Ujar James membuka percakapan.

"Saya sangat sibuk belakangan ini, oh ya kenalin ini calon istri saya" Ucap Al memperkenalkan Alitza.

Jantung Alitza berdegup dua kali lebih kencang, ia takut James sama sekali tidak suka padanya.

"Sangat cantik, ayah tahu pilihan mu pasti yang terbaik" James tersenyum melihat anaknya yang kini sudah memilih jenjang yang lebih serius.

"Sangat disayangkan James, awalnya aku mengira anakmu masih single. Jadi aku bisa menjodohkannya dengan anakku" Ucap Brama sahabat lama James.

James hanya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu. "Lalu di mana anakmu Bram?"

"Sebentar lagi dia sampai, sepertinya ia terjebak macet" Baru saja Bram mengatakan bahwa putrinya terlambat datang, seorang gadis datang menghampiri mereka yang sedang makan.

"Maaf Pah dan om James saya telat" Ucapnya seraya menduduki kursi sebelah Bram.

Alitza membelalakkan matanya, apakah dunia terlalu sempit sampai-sampai ia harus bertemu Cheara.

Sama halnya Cheara pun terkejut melihat adanya Alitza pada makan malam yang mewah ini.

"Bagaimana bisa gadis miskin ini masuk?" Ucap Cheara spontan.

"Jaga ucapan pun Cher!" Bentak Brama.

Alitza menyeringai dan beranjak mendekati Cheara. "Kenalin, calon istrinya Alfreza" Ucap Alitza sambil mengulurkan tangannya. Sekarang ia bisa melihat tatapan tidak suka dari Cheara.

Ini saat yang tepat bagi Alitza membalas perlakuan Cheara kepadanya.

Cheara menepis kasar tangan Alitza. "Jauhi tangan sampah lo itu!"

"Sayang ya om Bram punya anak cantik tapi tidak berattitude" Ucap Alitza meremehkan dan kembali ke tempat duduknya.

"Ini salah saya sudah terlalu memanjakannya" Ucap Bram merasa malu.

"Sudah lebih baik kita makan dulu" Ujar James mencairkan suasana.

Alitza beranjak pergi ke arah toilet , mencuci mukanya dan mulai memperbaiki riasannya.

Sesuai dugaannya Alitza, Cheara pasti datang untuk menemuinya.

"Pele tapa yang lo pake sampai-sampai pak Al mau sama lo?" Cheara menyilangkan kedua tangannya dan tersenyum merendahkan.

"Bukan urusan lo!" Alitza berusaha untuk tidak memperdulikan Cheara.

Terlintas dipikiran Alitza untuk membuat Cheara mendapatkan masalah. Alitza menarik bajunya hingga kusut dan mengacak-acak rambutnya.

Cheara menautkan kedua alisnya. "Mau apa lo kayak gembel gitu?"

"Ntar lagi lo juga tahu" Alitza memercikkan air kebajunya dan duduk lemas di lantai.

"Al!! tolonginn!" Teriak Alitza membuat Cheara merasa panik.

"Gila ya lo!" Teriak Cheara disaat semua orang menghampirinya. Semua orang terkejut melihat keadaan Alitza yang sudah berantakan.

"Ada apa ini?" Tanya James sedikit marah karena makan malam yang sudah kacau.

Al menghampiri Alitza, melepaskan jasnya dan memakaikannya pada gadis ini untuk menutupi tubuh Alitza.

"Dia jahat" Ucap Alitza seraya menunjuk Cheara.

Cheara benar-benar terkejut ternyata gadis yang di depannya ini sangat licik. "Dia bohong. Saya tidak melakukan apa-apa"

Plak!

"Kamu selalu saja berbuat masalah! Papa sudah terlalu memanjakan mu" Bentak Bram dan menarik paksa Cheara untuk keluar.

"Tapi Cheara gak ada lukai dia pah!" Teriak Cheara namun sama sekali tidak digubris oleh Brama.

"Al bawa Alitza pulang, tenangin dia dulu" Mendengar perkataan James, Al langsung bergegas membawa Alitza pergi.

Tak ada satu percakapan pun yang keluar dari mulut mereka hingga akhirnya Al mengeluarkan suara.

"Lain kali jangan berbohong seperti itu"

Alitza menyipitkan matanya "Berbohong apa?"

"Saya tau yang tadi itu ulah kamu sengaja memfitnah Cheara kan?"

Alitza memutar bola matanya malas. "Biarin, orang kayak dia tuh pantas dijahatin"

Al menepikan mobilnya dan menatap dalam manik mata Alitza. Menarik nafasnya dalam-dalam.

"Saya tidak suka kamu seperti itu"

"Om kan memang tidak suka sama Alitza" Ucap Alitza.

"Tapi saya sayang sama kamu" Alitza membulatkan matanya sempurna.

Barusan pria itu mengatakan bahwa ia suka pada Alitza.

Uhuk-uhuk

Alitza benar-benar tidak bisa mengatakan sesuatu.

"Saya serius"

Hurt By The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang