16

0 0 0
                                    

Happy reading

Alitza merasa risih melihat Reina yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas. Alitza berfikir tidak ada salah nya untuk mengerjai wanita itu. Alitza meraih sebuah tali dan melemparkan kea rah Reina sembari berteriak “Ularrrrr!!!!!”

Reina terlonjak kaget. “Huaaaaaa”

“Hahahahaha” Alitza tertawa terbahak-bahak melihat eskpresi Reina.

Seketika wajah Reina merah padam, wanita ini menarik Alitza dan mendorongnya kasar membuat tangan Alitza tergores sudut meja. Alitza meringis kesakitan melihat tangannya yang kini luka. 

Al menuruni tangga saat mendengar suara benturan yang lumayan keras. 

“Arrrgghh” Ringis Reina tiba-tiba jatuh di laintai. 

Alitza memutar bola matanya malas. Gadis ini benar-benar Dramatis. Alitza tak habis pikir bisa-bisa nya wanita ini memainkan permainan rendahan seperti ini.

“Rein! Kamu tidak apa-apa?” Ucap Al berjalan ke arah Reina dan membantunya untuk berdiri.

“Sakit banget Al” Ucapnya membuat Al menatap tajam kea rah Alitza.

“Gue gak ngapa-ngapain” Ucap Alitza seakan tahu yang ada dipikiran Al.

“Alitza kamu tuh bukan anak kecil lagi yang harus dikasih tahu mana yang bener dan mana yang salah. Pliss bersikap dewasa sedikit, kamu sudah mencelakai orang lain Alitza”

"Ck gue gak ngapa-ngpain dia" Alitza menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan mereka dengan muka yang tidak suka.

Alitza menatap langit yang dipenuhi bintang.

Ada beberapa harapan yang ingin ia sampaikan. Namun sampai saat ini ia hanya bisa diam, diam dan diam.

Alitza memeluk lututnya, kini dirinya seperti orang yang tidak tahu arah. Menginap di rumah orang yang awalnya sama sekali tidak dikenalnya. Hatinya kini berubah rasa suka terhadap Al. Di usir dari keluarga sendiri, dan setiap orangnya selalu memandangnya tidak suka dan rasa penuh kebencian.

Al satu-satunya orang yang mengatakan suka pada Alitza untuk pertama kalinya.

Alitza merasakan langkah kaki mengarah ke arahnya.

"Tidak usah peduliin gue" Ucap Alitza seakan tahu bahwa itu langkah kaki Al.

Al menghembuskan nafasnya. "Maaf saya tidak bermaksud marah sama kamu"

"Hm"

"Saya dan Reina sahabat dari kecil, saya sangat khawatir tadinya"

"Sangat khawatir sampai menuduh gue yang ngelukain gitu?" Ucap Alitza dingin.

"Maaf. Besok kita makan malam di luar mau?" Al menatap Alitza penuh harap agar dirinya dimaafkan.

"Hm" Alitza pergi meninggalkan Al yang masih merasa bersalah.

Hurt By The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang