Di suatu hari, jam 07.30 pagi.
"Aaaa!!! Aku terlambat!!!" Teriak Ahmad yang baru saja bangun tidur.
Dengan cepat, dia mencuci muka, mengganti pakaian, dan berangkat sekolah.
"Sial, aku telat masuk lagi! Kenapa adik ku tidak membangunkan aku, ya?" Kata Ahmad.
"Woy, Banteng!" Kata Gilang.
"Eh, Kambing! Kau telat sekolah juga, kah?" Kata Ahmad.
"Ya, aku lupa menghidupkan alarm, keluarga ku bangun telat juga! Kalau kau?" Kata Gilang.
"Aku juga lupa menghidupkan alarm!" Kata Ahmad.
"Woy, tunggu!!!" Teriak Anto dari belakang.
"Beh, Si Ikan juga telat rupanya!" Kata Ahmad.
Anto pun berlari secepat mungkin, dan menghampiri mereka berdua.
"Gawat, kita bertiga telat sekolah! Kita pasti akan dilempar penggaris oleh Aurel Si Kuntilanak!" Kata Anto.
"Pasrahkan saja, yang penting kita dilempar penggaris bersama-sama!" Kata Ahmad.
Beberapa saat kemudian, mereka bertiga sampai di sekolah. Dan di depan gerbang sekolah, mereka melihat Aurel yang sedang berdiri sambil membawa penggaris kayu besar.
"Gawat, Si Kuntilanak sudah berada di depan gerbang sekolah!" Kata Anto.
"Habislah kita!" Kata Gilang.
"Jangan takut, kita harus bisa melewati ini bersama-sama! Ayo, kita adalah laki-laki! Kita tidak takut dengan penggaris!" Kata Ahmad sambil memegang tangan Gilang dan Anto.
"B... Baik!" Kata Gilang dan Anto sambil menahan rasa takut.
Perlahan-lahan, mereka berjalan menuju gerbang sekolah.
"Kalian bertiga yang terlambat itu, bisa cepat sedikit, tidak!?" Kata Aurel dengan kesal.
"B... Bisa!" Kata mereka bertiga sambil cepat-cepat berjalan masuk ke sekolah.
"Eh, siapa suruh kalian masuk ke dalam? Kalian harus diam di sini untuk dihukum!" Kata Aurel.
"Tamatlah riwayat kita!" Kata Anto.
"Sebagai hukuman karena terlambat masuk sekolah, kalian harus diam di sini sampai jam istirahat, sambil dipukul menggunakan penggaris ini!" Kata Aurel.
"Oh, tidak!" Kata Gilang.
"Semuanya, tahan rasa sakit kalian!" Kata Ahmad.
Namun saat Aurel hendak memukul mereka dengan penggaris, tiba-tiba seseorang menahan tangan nya dari belakang.
"Eh, Tara?" Kata Ahmad.
"Si Raja Hutan?" Kata Gilang dan Anto.
"Beraninya kau, menyakiti teman-teman ku hanya karena mereka telat 1 menit!" Kata Tara.
"Arghh, hentikan! Jangan genggam tangan ku dengan keras, sakit!" Kata Aurel sambil menangis.
"Biarkan teman-teman ku masuk! Lagipula, hukum di sekolah ini menyatakan bahwa murid-murid yang telat kurang dari 5 menit, masih bisa dimaafkan dan tidak diberi hukuman! Kau adalah ketua OSIS, tapi bermain dengan cara mu sendiri? Ketua OSIS macam apa kau ini?" Kata Tara.
"Maafkan aku, kak Tara! Aku hanya ketua OSIS, menjalankan perintah dari guru!" Kata Aurel.
"Sekarang, masuk ke kelas mu! Cepat!!!" Teriak Tara.
"B... Baik, kak Tara!" Kata Aurel sambil cepat-cepat masuk ke kelas nya.
"Teman-teman, kalian tidak apa-apa kan? Sekarang, ayo masuk ke kelas." Kata Tara.
"Uh, kita selamat." Kata Anto.
"Terima kasih, Raja Hutan." Kata mereka bertiga.
"Eh, apa kalian bilang!?" Kata Tara sambil menarik lengan baju nya.
"Aaaa, lari!!!" Teriak mereka bertiga.
Setelah itu, mereka masuk ke kelas, dan Tara pun menyusul. Pelajaran pertama pun dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Banteng & Friends
General FictionKisah keseharian dari seorang murid SMA bernama Ahmad alias Si Banteng, dan teman-teman nya yang juga punya julukan masing-masing. Seperti Gilang Si Kambing karena mandi seminggu sekali, Anto Si Ikan karena mudah lupa, dan lain-lain. Tak lupa juga...