Di suatu hari, jam 07.00 pagi.
"Ah, aku sudah tidak sabar untuk ulangan harian online di ruang komputer nanti. Sudah lama aku tidak menyentuh komputer, terakhir kali pada jaman warnet masih berjaya. Eh, ada apa itu ramai-ramai?" Kata Ahmad.
Kemudian Ahmad menghampiri kerumunan murid dibawah sebuah pohon.
"Ada apa ini?" Kata Ahmad.
"Awas, ada sarang lebah!" Kata salah satu murid.
"Sarang lebah? Mana?" Kata Ahmad.
"Itu, di atas pohon! Hati-hati, sarang itu akan jatuh!" Kata murid yang lain.
"Oh, baiklah. Jangan mencari mati, Ahmad." Kata Ahmad sambil menjauh.
Tiba-tiba sarang lebah itu jatuh, dan kerumunan lebah langsung keluar dari sarang mereka. Semua murid pun lari, dan kerumunan lebah itu langsung mengejar Ahmad.
"Aaaa, jangan aku pula yang dikejar!!! Bukan aku yang menjatuhkan sarang kalian, aaaa!!!" Teriak Ahmad.
Sementara itu, di toilet.
"Eh, kenapa Si Banteng teriak-teriak, ya? Masih pagi, kok sudah kumat?" Kata Tara.
Saat dia keluar dari toilet, dia terkejut melihat Ahmad yang dikejar oleh kerumunan lebah. Dengan cepat, Tara menutup pintu.
"Sial, banyak sekali lebah di luar! Kalau aku keluar sekarang, aku pasti akan dikejar!" Kata Tara.
"Aaaa, siapapun tolong aku!!!" Teriak Ahmad.
Kepala sekolah pun keluar dari kantor nya.
"Ada apa itu? Hah, lebah? Oh, tidak ada satupun yang diperbolehkan mengganggu murid-murid di sini, termasuk lebah!" Kata kepala sekolah.
Kemudian kepala sekolah mengambil alat fogging untuk mengusir kerumunan lebah yang mengejar Ahmad. Setelah itu, akhirnya kerumunan lebah itu pergi, dan Ahmad terselamatkan.
"Kamu tidak apa-apa, nak?" Kata kepala sekolah.
"Tidak apa-apa. Terima kasih banyak, pak." Kata Ahmad.
"Sama-sama. Dari mana datangnya lebah-lebah itu?" Kata kepala sekolah.
"Dari sarang di pohon sana." Kata Ahmad.
"Oh, sarang yang sudah jatuh itu? Saya baru tahu kalau ada sarang lebah di sana." Kata kepala sekolah.
"Saya juga baru tahu, pak." Kata Ahmad.
"Hmmm... Ya sudah, nanti biar saya yang memindahkan sarang mereka ke pohon diluar sekolah, agar mereka tidak mengganggu kalian lagi." Kata kepala sekolah.
"Baik, pak." Kata Ahmad.
"Aaaa, tolong!!! Aku dikejar lebah!!!" Teriak Farhan dari kantin.
"Hah, teman mu dalam bahaya!" Kata kepala sekolah.
"Ayo, pak! Kita usir lebah-lebah itu!" Kata Ahmad.
"Baik!" Kata kepala sekolah.
Lalu mereka pergi ke kantin, dan melakukan fogging untuk mengusir kerumunan lebah.
"Farhan, cepat ke sini!" Kata Ahmad.
"Eh, Si Banteng?" Kata Farhan.
"Cepat, sebelum para lebah itu datang lagi!" Kata Ahmad.
Farhan pun menghampiri Ahmad dan kepala sekolah.
"Kamu tidak apa-apa, nak?" Kata kepala sekolah.
"Tidak apa-apa, pak. Terima kasih banyak." Kata Farhan.
"Sama-sama." Kata kepala sekolah.
Setelah itu, kerumunan lebah itu pun pergi.
"Syukurlah, kerumunan lebah itu sudah pergi. Mereka tidak akan mengganggu kalian lagi." Kata kepala sekolah.
"Ah, syukurlah!" Kata Ahmad dan Farhan dengan senang.
"Syukur sih syukur, tapi lihat dulu dong, ke mana arah kalian melakukan fogging!" Kata ibu kantin.
"Waduh!" Kata mereka.
"Gara-gara kalian, semua makanan di kantin penuh dengan asap! Kan rugi saya?" Kata ibu kantin.
"Maaf, ibu kantin! Saya tidak sengaja!" Kata kepala sekolah.
"Ya, saya maafkan, tapi naikkan gaji saya!" Kata ibu kantin.
"Ya, santai kalau soal itu, ibu kantin. Ya sudah, ayo kita ke pohon itu, lalu kita bawa sarang mereka ke luar sekolah." Kata kepala sekolah.
"Baik, pak." Kata Ahmad dan Farhan.
Saat mereka kembali ke pohon tempat sarang lebah itu berada, mereka pun terkejut melihat Anto yang sedang menyantap madu didalam sarang lebah itu.
"Ah, enaknya! Sudah lama aku tidak makan madu langsung dari sarangnya!" Kata Anto.
"Woy, Ikan!" Kata Ahmad dan Farhan.
"Eh, kalian? Lho, kepala sekolah juga ada? Ayo sini, bantu aku menghabiskan semua madu di sarang ini." Kata Anto.
"Jangan kau makan itu sarang lebah, anak geblek! Itu sarang mau kami pindahkan ke luar sekolah!" Kata Ahmad.
"Eh, benarkah? Kenapa tidak bilang?" Kata Anto.
"Bagaimana mau bilang? Saat kami baru sampai, kau sudah menyantap sebagian madu di sarang itu!" Kata Farhan.
"Hehehehe, maaf." Kata Anto.
"Hah... Ya sudah, sekarang bawa sarang itu ke luar sekolah, dan letakkan di pohon jeruk itu. Saya mau ke toilet sebentar." Kata kepala sekolah.
"Baik, pak." Kata Anto.
Beberapa saat kemudian, Anto kembali.
"Hei, Ikan. Kenapa kau masih membawa sarang lebah itu?" Kata Ahmad.
"Lho? Bukannya kepala sekolah sudah menyuruh mu untuk meletakkan sarang itu di pohon jeruk itu?" Kata Farhan.
"Oh, pohon jeruk ya? Aku kira pohon semangka, hehehe. Maaf, lupa." Kata Anto.
"Haduh, dasar Ikan!!! Lupa terooossss!!!" Teriak Ahmad dan Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Banteng & Friends
General FictionKisah keseharian dari seorang murid SMA bernama Ahmad alias Si Banteng, dan teman-teman nya yang juga punya julukan masing-masing. Seperti Gilang Si Kambing karena mandi seminggu sekali, Anto Si Ikan karena mudah lupa, dan lain-lain. Tak lupa juga...