Si Kuntilanak Berulah Lagi

1 1 0
                                    

Di suatu hari, jam 07.30 pagi.

"Wah, sudah masuk kelas. Ayo cepat, habiskan makanan kita!" Kata Farhan.

"Waduh, makanan ku masih banyak! Bagaimana ini?" Kata Ahmad.

"Ahmad, habiskan punya ku, ya! Terima kasih!" Kata Gilang sambil memberikan makanan nya pada Ahmad.

"Hei, kenapa harus aku?" Kata Ahmad.

"Ah, habiskan punya ku juga, ya!" Kata Tara.

"Punya ku juga, ya!" Kata Anto.

"Punya ku juga!" Kata Farhan.

"Terima kasih, Banteng!" Kata mereka.

"Woy, jangan kasih semuanya ke aku! Cih, gini amat punya kawan! Aduh, bagaimana aku bisa menghabiskan semuanya?" Kata Ahmad.

Tiba-tiba Aurel datang, dan menghampiri Ahmad.

"Heh, anak haram! Ini sudah jam berapa, hah!?" Kata Aurel.

"Eh, sopan dikit napa!? Salam kek, apa kek! Ini gak, malah langsung to the point!" Kata Ahmad.

"Heh, bos! Ini jaman now, jaman gaul! Salam selamat pagi sudah kuno, goblok!" Kata Aurel.

"Ini anak makin ngelunjak aja! Ibu kantin, saya ke kelas dulu, ya! Biar cewek ini yang bayar!" Kata Ahmad.

"Hah!?" Kata Aurel.

"Ya, nak Ahmad. Nak Aurel, ayo bayar! Hehehehe!" Kata ibu kantin sambil menunjukkan total harga makanan Ahmad dan teman-teman nya.

"Sialan itu cowok!" Kata Aurel dalam hati.

Saat jam istirahat.

"Hei, Banteng. Kenapa kau melamun?" Kata Farhan.

"Mikirin pacar, ya?" Kata Anto.

"Ah, pacar saja gak punya! Aneh-aneh saja kau, Ikan!" Kata Ahmad.

"Lalu, kau sedang memikirkan apa? Sampai melamun begitu?" Kata Farhan.

"Aku lagi mikirin jawaban dari essay nomor 7, susah sekali mencari jawaban yang tepat." Kata Ahmad.

"Eh, bukannya itu tentang biologi, ya? Dan kau pintar dalam pelajaran itu, bukan?" Kata Anto.

"Hei, benar juga. Kenapa kau bilang itu susah?" Kata Farhan.

"Bagaimana gak susah, kalau soalnya saja kayak gini?" Kata Ahmad sambil menunjukkan tugas essay nya.

Mereka pun terkejut.

"Gambarkan alat reproduksi ikan???" Teriak mereka.

"Tepat sekali. Makanya aku bingung, bagaimana bentuknya, ya?" Kata Ahmad.

"Uh, untung kita dapat PR soal B, bukan PR soal A." Kata Farhan.

"Ya, tapi kasihan Ahmad." Kata Anto.

"Tenang saja, kami akan membantu mu menemukan jawabannya." Kata Farhan.

"Benarkah? Terima kasih, kalian adalah teman-teman ku yang baik." Kata Ahmad.

"Sama-sama, itulah gunanya teman." Kata Anto.

"Sekalian, kami ingin mengerjakan PR matematika yang ini." Kata Farhan.

"Ya." Kata Anto.

"Lho, bukannya PR itu dikumpulkan minggu depan?" Kata Ahmad.

"Kami tidak mau menunda-nunda PR, takutnya nanti tidak selesai saat dikumpulkan." Kata Farhan.

"Ah, bagus itu. Aku juga mau mengerjakannya sekarang." Kata Ahmad.

"Ayo, kita kerjakan bersama-sama!" Kata Anto.

"Ayo!" Kata Ahmad dan Farhan.

Saat mereka sedang sibuk mengerjakan tugas yang harusnya dikerjakan di rumah itu, tiba-tiba Aurel datang untuk mengganggu mereka.

"Hei, beban sekolah! Lagi ngapain, tuh? Boleh aku lihat sebentar?" Kata Aurel.

"Dih, sok asik lu, anak kecil!" Kata Ahmad.

"Oh, jangan marah-marah. Nanti cepat tua, cepat pula matinya. Oops, hahahaha!" Kata Aurel.

"Halah, bacot!" Kata mereka.

"Hahahaha, baperan! Oh iya, aku tahu apa yang akan kalian katakan setelah ini. Pasti kalian akan mengatakan hei. Apa yang akan kalian katakan?" Kata Aurel.

Lalu dia menumpahkan minuman nya ke buku tulis mereka bertiga.

"Hei!!!" Teriak mereka.

"Nah, sudah kuduga! Hahahaha, selamat menikmati buku tulis dengan ekstra jus lemon! Bye bye, kampungan!" Kata Aurel.

Aurel pun pergi, dan mereka menjadi sangat kesal.

"Aku sudah tidak tahan lagi!" Kata Farhan.

"Aku juga, rasanya aku ingin menghancurkan kepala bapak nya!" Kata Anto.

"Hei, bapak nya tidak bersalah, jadi jangan sangkut pautkan bapak nya! Begini saja, kita laporkan hal ini pada kepsek, agar dia diberi hukuman. Setuju?" Kata Ahmad.

"Ya, setuju!" Kata Farhan dan Anto.

"Baiklah, sekarang ayo kita laporkan!" Kata Ahmad.

Kemudian mereka pergi ke kantor kepala sekolah.

"Selamat pagi, pak." Kata Ahmad.

"Selamat pagi, silahkan masuk. Ada apa kalian datang kemari?" Kata kepala sekolah.

"Begini, pak. Kami ingin memberi keluhan terkait ketua OSIS yang baru itu." Kata Ahmad.

"Oh, maksud kalian Aurel? Apa yang telah dia lakukan pada kalian?" Kata kepala sekolah.

"Dia merusak buku tugas kami dengan jus lemon, pak!" Kata Farhan.

"Dia pernah memukul Farhan sampai gigi nya copot, pak!" Kata Anto.

Mereka berdua pun mengoceh tentang Aurel, membuat Ahmad menjadi pusing.

"Hei, diamlah!" Kata Ahmad.

"Oh, maaf. Ehehehe." Kata Farhan dan Anto.

"Uh, sabar... Ya, itulah yang telah dia lakukan pada kami, pak. Selain itu, dia juga sering menghina kami dengan kata-kata yang tidak pantas." Kata Ahmad.

"Apa? Kurang ajar! Mentang-mentang dia ketua OSIS, seenaknya saja berbuat sesuka hati pada murid-murid yang lain! Tenang saja, biar saya yang atasi!" Kata kepala sekolah.

"Terima kasih, pak. Bapak lah harapan kami." Kata mereka.

"Tidak masalah!" Kata kepala sekolah.

Setelah itu, Aurel dipanggil ke kantor kepala sekolah, dan dimarahi oleh kepala sekolah sampai jam pulang. Lalu jabatan nya sebagai ketua OSIS pun dicabut, dan digantikan oleh Rara.

Si Banteng & FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang